TEMPO.CO, Jakarta - Gempa dengan magnitudo 5,3 mengguncang Enggano, Bengkulu, pada hari Rabu, 6 Juli 2022, pukul 12.10 WIB. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Bambang Setiap Prayitno, menyebut gempa itu merupakan gempa tektonik.
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,3," ujar Bambang dalam keterangannya, Rabu. Hal itu berarti tidak ada perubahan dengan data awal.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 5,18° Lintang Selatan dan 100,92° Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 151 kilometer arah barat daya Enggano, Bengkulu, pada kedalaman 10 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. "Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujar Bambang.
Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa bumi ini menimbulkan guncangan di daerah Enggano, Putri Hijau, Bengkulu Utara, dengan skala intensitas II-III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu.
Selain itu, belum ada laporan dirasakan dan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. "Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami, " jelasnya.
Dari hasil monitoring BMKG hingga pukul 12.30 WIB, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
Bambang memberi rekomendasi kepada warga sekitar lokasi agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Ia juga meminta untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Baca:
Gempa Magnitudo 5 Guncang Ternate, Tidak Berpotensi Tsunami