TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga Bandung, Simon Yudistira Sanjaya, meracik ramuan yang dinamakan Obat Luar Organik Serbaguna atau OLOS untuk mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kini banyak menyerang sapi peternak. “Saya semprotin ke kaki sapi yang sudah tiga hari ngadeprok tidak mau berdiri, beberapa menit kemudian sapi itu berdiri,” katanya, Kamis, 7 Juli 2022.
Selain pada bagian kaki, penyemprotan juga dilakukan pada bagian mulut sapi yang mengalami gejala seperti sariawan dan mengeluarkan cairan berbuih. Ramuan sudah dicoba gunakan pada sapi milik peternak di Pengalengan.
Menurut Simon, dia membuat racikan itu dari 11 jenis buah: pisang, salak, pepaya, jeruk, lemon, jambu batu, rambutan, strawberry, bayam, tomat, dan mentimun. “Dari semua bahan yang dipakai itu, yang dikejar adalah asam laktatnya,” kata lulusan Teknologi Pangan Universitas Pasundan pada 1990 itu sambil menambahkan dari hasil pengukurannya, asam laktat yang dihasilkan memiliki pH 4
Guru Besar di Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Rahmana Emran Kartasasmita, menerangkan zat asam laktat merupakan senyawa alami yang antara lain bisa diperoleh dari proses fermentasi. Dia mencontohkan susu yang menghasilkan yogurt atau sayuran kol menjadi Sauerkraut.
“Mungkin juga dihasilkan pada fermentasi sayuran lain, sepanjang terdapat bakteri asam laktat,” ujarnya, Kamis, 7 Juli 2022.
Sesuai namanya, asam laktat bersifat asam dan terasa asam bila dicicipi. Secara kuantitatif, derajat keasaman dinyatakan dengan skala pH 1-7. Secara umum, kata Emran, dengan mengatur keasaman atau tingkat pH pada nilai yang rendah yaitu sekitar 2-3, bisa menghambat pertumbuhan mikroba.
“Ini yang jadi dasar penambahan asam seperti asam cuka atau asam laktat untuk pengawetan makanan,” kata dia.
Soal keampuhan asam laktat untuk mengatasi penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak seperti sapi, menurut Emran, tentunya perlu pembuktian melalui pengujian yang sesuai kaidah keilmuan. “Dalam hal ini kalangan kedokteran veteriner yang berkompeten,” ujarnya.
Pada Juni lalu, Simon pernah menawarkan ramuannya itu ke instansi berwenang untuk dipakai pada sapi yang sakit. Namun tawarannya ditolak. Alasan yang diterimanya karena sudah ada cara untuk mengatasi. “Caranya dengan disemprotkan asam sitrat,” katanya.
Simon kemudian menawarkan ramuan berbentuk cairan coklat itu langsung ke kalangan peternak sapi di Lembang dan Pangalengan. Bersamaan dengan itu, seorang peternak sapi di Pangalengan, Usep Asrul, mengatakan belum ada petugas yang datang terkait pencegahan dan penanganan PMK di wilayahnya.
Sementara semua sapinya yang berjumlah lima ekor kini mengalami gejala penyakit yang sedang mewabah tersebut. Berawal dari seekor sapinya yang berusia 26 bulan, menyusul empat ekor lainnya yang lebih muda tertular. “Kalau penyakit ini kan satu kena semuanya juga,” ujarnya saat dihubungi Kamis, 7 Juli 2022.
Mengaku tidak tahu bagaimana bisa tertular, Usep berusaha sendiri mengobati sapi-sapinya dengan mengundang seorang ahli kesehatan hewan untuk berkonsultasi sekaligus menyuntikan vitamin. Usep pun menjajal OLOS racikan Simon dengan cara menyemprotkan pada bagian mulut dan kaki sapi setiap satu jam sekali.
“Saya coba reaksinya bagus, dua hari ini meskipun belum sembuh tapi ada kemajuan sapinya mau makan lagi dan buang air besar,” kata Usep.
Selain itu kandang sapinya juga dibersihkan dengan semprotan desinfektan. Usep berharap semua sapinya bisa sembuh dari PMK dalam kurun 3-5 hari setelah sakit.
Baca juga:
Penelitian Ungkap Sel Kanker Payudara Menyebar Saat Tidur