TEMPO.CO, Jakarta - Gempa di selatan Jawa Timur yang terjadi pada hari Sabtu, 9 Juli 2022, pukul 03.27.07 WIB, merupakan gempa tektonik. Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,2.
Episenter gempa pada koordinat 9,68° Lintang Selatan dan 112,89° Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 175 kilometer arah barat daya Lumajang, Jawa Timur, pada kedalaman 47 kilometer.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan beberapa data sehubungan gempa tersebut lewat akun media sosialnya. “Hingga pukul 11.00 WIB gempa susulan telah terjadi 34 kali,” tulis Daryono, Sabtu.
Di antara gempa susulan, ada dua gempa yang memiliki magnitudo lebih dari 5. Gempa tersebut terjadi pada pukul 05.50 WIB dengan data awal M 5,0 kemudian diperbaharui menjadi M4,9. Kemudian gempa pukul 09.53 dengan kekuatan awal M5,3 kemudian diperbaharui menjadi M5,0.
Berdasarkan data gempa susulan besar yang terakhir, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Pasirian dan Lumajang dengan skala intensitas II-III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Di kota Malang dan Kepanjen dirasakan dengan skala intensitas II MMI. Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
BMKG meminta warga agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Warga diharapkan menghindari dari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa.
Baca:
Gempa Magnitudo 5,4 Dini Hari dekat Lumajang, Warga Terbangun