TEMPO.CO, Jakarta - Di negara tropis seperti Indonesia, setiap tahunnya akan menghadapi dua musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Tentunya di setiap musim manusia akan beradaptasi sesuai musim yang dihadapi seperti membawa payung setiap keluar dari rumah pada musim penghujan. Musim penghujan di Indonesia biasanya dimulai pada Oktober hingga April, sedangkan musim kemarau dimulai pada Juni hingga Agustus. Hal yang sama dilakukan oleh satwa liar pada habitatnya, khususnya buaya yang dapat hidup di perairan dan daratan.
Dikutip dari Langgam.id mitra Teras.id, Kepala BKSDA Sumatera Barat, Ardi Andono menjelaskan bahwa buaya memiliki perilaku yang unik, ia menyebutkan bahwa perilaku di dalam perairan yang biasanya dilakukan oleh buaya adalah dengan mengambil napas dengan muncul ke permukaan air. Tindakan ini berguna bagi buaya untuk menambah konsumsi oksigen, menghemat energi, bahkan untuk mengurangi panas yang berlebih.
Ardi juga menjelaskan bahwa pemicu dari perilaku tak biasa dari buaya tak hanya berasal dari gangguan alam, tetapi juga dapat berasal dari gangguan manusia. Fenomena sosial media juga dapat memicu masyarakat untuk masuk ke habitat buaya dan merekamnya dengan harapan dapat trending di sosial media.
“Kemudian, jangan memviralkan kemunculan buaya yang berdampak terjadinya kerumunan massa, lebih baik melaporkan kepada BKSDA Sumbar atau aparat keamanan lainnya dan damkar,” ujarnya.
Selain yang dapat disebutkan diatas, aktivitas mandi, mencuci, dan perluasan lokasi penambangan pasir dapat juga memicu perilaku tak biasa dari buaya, seperti menyerang manusia.
Seperti yang dapat diketahui, buaya memiliki dua habitat, yaitu pada perairan dan daratan. Berdasarkan jurnal Studi Habitat Buaya Senyulong di Sungai Sekonyer Taman Nasional Tanjung Puting Kalimantan Tengah, menjelaskan bahwa pada habitat perairan buaya sangat bergantung dengan air sebagai media hidup. Tempat yang ideal bagi buaya adalah perairan dengan rata-rata kedalaman 4,5 meter yang mengalir tenang.
Sedangkan pada habitat darat, buaya hanya menghabiskan waktunya di siang hari untuk berjemur agar suhu tubuh mereka kembali stabil, hal ini karena tubuh buaya berdarah dingin.
Sejatinya, habitat manusia dan buaya terpisah satu sama lain sehingga kemungkinan kedua makhluk hidup ini untuk bertemu sangatlah kecil. Tetapi di beberapa kasus, buaya daapat memasuki habitat manusia karena habitatnya terusik atau manusia memasuki habitat buaya karena tersesat.
Dilansir dari Antara, menurut Dosen Biologi Universitas Andalas Padang M Nazri Janra M.Si mengatakan jika bertemu buaya cara yang dapat dilakukan adalah segera menghindar dengan berlari zig-zag. Tetapi jika berhadapan secara langsung ia menghimbau agar manusia menghindari gigi dan ekor. “Kalau berhadapan langsung dengan buaya hindari gigi dan ekor karena bisa sewaktu-waktu menyambar,” kata dia.
MUHAMMAD SYAIFULLOH
Baca: Buaya di Tambak Udang Bikin Resah Warga di Daerah ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.