Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Begini Gelombang Panas dan Suhu 40 Derajat Jadi Horor di Eropa

image-gnews
Sejumlah orang menyejukkan diri di sebuah air mancur di tengah gelombang panas di Nice, Prancis selatan, pada 13 Juli 2022. (Xinhua/Serge Haouzi)
Sejumlah orang menyejukkan diri di sebuah air mancur di tengah gelombang panas di Nice, Prancis selatan, pada 13 Juli 2022. (Xinhua/Serge Haouzi)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Eropa sedang dalam cengkeraman gelombang panas ekstrem, dengan banyak lokasi menorehkan rekor baru suhu udara pada pekan ini. Dengan perubahan iklim berada di baliknya, gelombang panas tahun ini yang dilabeli sebagai Red Extreme itu dipastikan bakal menambah kelebihan ribuan angka kematian di benua biru tersebut. 

Gelombang panas, yang biasa didefinisikan sebagai cuaca panas yang tidak biasa atau ekstrem selama lebih dari dua hari, itu sampai ke Eropa Barat di awal pekan ini. Sebelumnya Semenanjung Iberia (wilayah Portugal dan Spanyol) yang diterjangnya dan telah menyebabkan lebih dari 1.100 kematian di sana.

Bencana gelombang panas 2003 lalu yang menyebabkan kematian lebih dari 70 ribu orang di benua yang sama terbayang di depan mata.

Pada Selasa lalu, gelombang panas yang terbaru sudah membuat rekor suhu udara 40,3 derajat Celsius di Inggris Raya--wilayah yang cenderung lebih dingin daripada bagian Eropa lainnya. Prediksi BMKG setempat, suhu masih mungkin lebih tinggi lagi pada sisa pekan ini.

Di Prancis, di wilayah barat daya negara itu, suhu udaranya juga terus mendesak melampaui 40 derajat Celsius. Kebakaran hutan dan lahan yang dipicunya telah memaksa ribuan orang dievakuasi di wilayah itu. Sementara sebagian Jerman juga diperkirakan bisa mencapai 40 derajat Celsius tengah pekan ini. 

Bagaimana gelombang panas bisa mematikan?

Risiko paling langsungnya adalah heat stroke dan heat exhaustion, yang dalam beberapa kasus bisa berujung fatal, terutama pada lansia dan orang-orang yang aktivitasnya terpapar langsung suhu udara tinggi itu. 

Seiring dengan suhu udara yang meninggi, produksi keringat bertambah untuk mendinginkan tubuh dengan cara evaporasi. Juga pembuluh-pembuluh darah dekat kulit memuai memungkinkan darah mengaliri seluruh tubuh. Tapi, tanpa rehidrasi, ini bisa memberi tekanan tambahan terhadap kerja jantung.

Organ itu harus memompa darah lebih kuat karena tekanan darah rata-rata drop jauh dan membahayakan--yang bisa menyebabkan gagal organ dalam kasus yang ekstrem. Untuk mereka yang sudah memiliki penyakit jantung, ini bisa membimbing ke serangan jantung.

Juga, ketika suhu udara melampaui suhu tubuh yang sebesar 37,5 derajat Celsius, produksi keringat saja kurang efektif. "Keringat menjadi ter-evaporasi karena panas dari udara, bukan dari tubuh. Karenanya, mengeluarkan keringat tetap tidak bisa membuat Anda lebih sejuk," kata Simon Cork, dosen senior fisiologi di Anglia Ruskin University.

Saat itulah heatstroke bisa terjadi, yakni ketika suhu tubuh tidak mampu lagi dikendalikan sehingga metabolisme tubuh terganggu. Ini, jika tak mendapat pertolongan darurat yang cepat, dapat menuntun ke kerusakan otak dan organ lain. 

Di sisi lain, produksi keringat berlebih berisiko hilangnya garam dari tubuh. Dalam kejadian-kejadian yang ekstrem, darah dengan kadar sodium yang terlalu rendah berkorelasi dengan mual dan sakit kepala. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Biasanya, angka kematian karena gelombang panas jauh lebih tinggi daripada yang didata dan dilaporkan. Pasalnya, hawa panas menyebabkan sel-sel dan organ tubuh tertekan (stress). Kalau sudah begitu, kecenderungannya adalah memperparah kerentanan yang sudah ada sebelumnya--bukan hanya pada mereka yang memiliki penyakit jantung. 

Orang-orang menyaksikan matahari terbenam dari sudut pandang Greenwich Park, selama gelombang panas di London, Inggris, 18 Juli 2022. REUTERS/Maja Smialkowska

Terutama pada orang sakit, lansia dan bayi, kegagalan mengatasi suhu udara panas ini bisa merenggut kematian dalam angka kasusnya yang serius selama beberapa hari, bahkan beberapa minggu, kemudian. Khusus pada bayi, mereka memiliki rasio antara luas dan massa tubuh yang lebih besar daripada orang dewasa.

"Gelombang panas nyata dan mengejutkan membunuh sejumlah orang yang tidak sedikit," kata Hannah Cloke, peneliti ancaman bencana alam di University of Reading.

Mike Tipton, profesor fisiologi manusia dan terapan di University of Portsmouth menambahkan suhu panas juga mengurangi sirkulasi udara dan bisa menyebabkan perluasan polusi udara, memperburuk gangguan pernapasan seperti asma dengan potensi konsekuensi fatal. Ini sebabnya selama periode gelombang panas kejadian gangguan pernapasan bisa tiba-tiba melonjak.

Kenapa Eropa takut dengan suhu udara 40 derajat Celsius?

Menurut Mariam Zachariah, peneliti klimatologi di Imperial College London, Inggris, rumah dan bangunan di banyak negara di Eropa tidak didesain untuk suhu udara lebih dari 25 derajat Celsius. Isu ini, dia menambahkan, tambah serius di Eropa Utara di mana bangunannya didesain menjebak panas di dalam ruangan-ruangannya untuk membantu penghuninya lebih mampu bertahan dalam udara dingin.

"Menyebabkan suhu dalam rumah menjadi sangat panas saat ada heat wave," katanya sambil menambahkan, "Hanya sebagian kecil saja dari rumah dan bangunan-bangunan itu yang sudah memiliki penyejuk udara (AC)."

Banyak kota juga tidak memiliki infrastruktur untuk bisa menjaga masyarakatnya tetap sejuk dalam situasi seperti sekarang. Infrastruktur itu semisal ruang dan akses ke taman dan pepohonan serta badan air. Termasuk ketiadaan standar tindakan kedaruratan untuk menolong mereka yang paling berisiko. 

Dan, sayangnya, karena perubahan iklim, gelombang panas menjadi lebih sering, lebih panas dan lebih lama daripada sebelum-sebelumnya. Berdasarkan satu pemodelan, gelombang panas pada 2019 telah menjadi penyebab kematian 356 ribu kematian di dunia.

POLITICO, BBC, ABC, NYTIMES

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

21 jam lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

4 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

4 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

4 hari lalu

Ferienjob. Istimewa
Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

4 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Setelah 6 Bulan Perang di Gaza, Bagaimana Dukungan Eropa terhadap Palestina?

9 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Taoiseach (Perdana Menteri) Irlandia Simon Harris menghadiri konferensi pers pada hari pertemuan mereka untuk membahas pengakuan negara Palestina, di Dublin, Irlandia, 12 April 2024. REUTERS/Clodagh Kilcoyne
Setelah 6 Bulan Perang di Gaza, Bagaimana Dukungan Eropa terhadap Palestina?

Spanyol dan Irlandia sedang mendiskusikan rencana kolektif untuk mengakui Negara Palestina di tengah-tengah perang Israel di Gaza.


Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

9 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

Dengan langkah ini, WhatsApp telah membuat marah banyak orang.


Syarat Pengguna WhatsApp di Eropa Diturunkan Kembali ke Usia 13 Tahun

9 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Syarat Pengguna WhatsApp di Eropa Diturunkan Kembali ke Usia 13 Tahun

WhatsApp menyatakan perubahan untuk menyeragamkan syarat usia pengguna di kawasan lain. Bagaimana dengan kepentingan perlindungan anak-anak?


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

9 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


PM Spanyol Gelar Tur Eropa, Galang Dukungan Pengakuan Negara Palestina

12 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
PM Spanyol Gelar Tur Eropa, Galang Dukungan Pengakuan Negara Palestina

PM Spanyol Pedro Sanchez akan melaksanakan kunjungan ke sejumlah negara Eropa untuk menggalang dukungan terhadap pengakuan negara Palestina