TEMPO.CO, Jakarta - Alam semesta mengandung berbagai misteri. Walaupun manusia telah mengembangkan banyak ilmu dan teknologi untuk memahami langit, namun sedikit yang manusia ketahui tentangnya. Salah satu yang masih menyimpan misteri pengetahuan di dalamnya adalah lubang hitam atau black hole.
Dikutip dari laman resmi NASA, lubang hitam adalah obyek angkasa yang memiliki gaya gravitasi kuat sampai-sampai partikel cahaya pun tidak dapat keluar dari tarikannya. Lubang hitam banyak ditemukan dan tersebar di seluruh galaksi.
Ada dua macam lubang hitam, yaitu kelas bintang dan kelas supermasif. Lubang hitam kelas bintang memiliki massa tiga hingga puluhan kali massa Matahari. Sedangkan lubang hitam supermasif bisa memiliki massa ratusan ribu hingga miliaran kali lipat.
Lubang hitam kelas bintang tercipta setelah akhir hayat sebuah bintang dengan massa puluhan kali lipat massa matahari. Ketika sebuah bintang kehabisan bahan bakar nuklir, bintang tersebut akan runtuh dan menciptakan supernova. Setelah itu, bintang hanya akan menyisakan intinya. Inti yang runtuh ini apabila massanya melebihi dari sekitar tiga massa Matahari, maka akan menjadi lubang hitam.
Asal mula terciptanya lubang hitam supermasif masih menjadi kajian terbuka di kalangan ilmuwan astronomi. Belum ada penjelasan yang pasti, namun diduga lubang hitam ini sudah ada sejak masa-masa awal sebuah galaksi terbentuk.
Setiap lubang hitam yang terbentuk akan menarik semua obyek yang ada di dekatnya, termasuk gas, bintang, dan bahkan lubang hitam yang lain. Obyek akan tertarik apabila berada di wilayah yang disebut event horizon, yaitu batas ketika kecepatan harus melebihi kecepatan cahaya untuk dapat keluar dari tarikan gravitasi lubang hitam. Kecepatan cahaya adalah batas kecepatan yang ada di alam semesta.
Penemuan lubang hitam selama ini didapatkan berdasarkan bukti tak langsung karena benda langit tersebut sulit sekali untuk dilihat (akibat dari tidak ada cahaya yang bisa lolos dari gravitasinya). Karena itu, untuk menemukan lubang hitam, ilmuwan astronomi mengobservasi berbagai obyek angkasa di alam semesta dan menganalisis dampak yang ditimbulkan lubang hitam terhadap material tersebut.
Momen bersejarah manusia terjadi pada 2019, ketika beberapa ilmuwan berhasil menangkap gambar sebuah lubang hitam. Gambar tersebut merupakan sebuah lubang hitam di tengah-tengah Galaksi Messier 87 (M87). Massa lubang hitam tersebut diperkirakan 6,5 miliar massa matahari. Penemuan ini dilakukan dengan menggunakan delapan teleskop radio yang tersebar di seluruh dunia.
Diperkirakan 1 dari 1000 bintang memenuhi persyaratan untuk menjadi lubang hitam, sehingga di Galaksi Bima Sakti setidaknya ada seratus juta lubang hitam kelas bintang. Namun, lubang hitam yang sudah ditemukan saat ini masih dapat dihitung menggunakan jari.
RISTYAWAN PRATAMA