Komunitas pecinta laut kini dapat mengakses situs MarineBuddies.org untuk mengetahui penanda peta (geotagging) melalui agregasi peta yang disediakan oleh Google Map. Melalui peta virtual ini, mereka dapat mengakses dan menambah informasi tentang aktivitas kelautan, seperti berselancar, menyelam, memancing, komunitas masyarakat pesisir dan lainnya.
WWF-Indonesia yang meluncurkan situs ini memang ingin mewujudkan konsep jurnalisme warga. “Sekarang buku harian dapat ditulis di sebuah permukaan bumi dan pengunjung bisa juga memantau perkembangan kondisi laut kita,” kata Wawan Ridwan, Direktur Program Kelautan WWF-Indonesia, dalam siaran persnya. Peta virtual yang diluncurkan kemarin, menjadi bagian penting publik melihat laut Indonesia.
Penyu menjadi topik utama yang akan diusung situs www.marinebuddies.org sampai beberapa bulan mendatang. Penyu adalah satwa laut dilindungi yang populasinya saat ini terus menurun akibat diburu telur dan dagingnya, atau mati tenggelam dalam jaring pukat. Jejak penyu hijau betina dewasa yang diberi nama Ana oleh tim ahli dari Universitas Udayana dan WWF-Indonesia, berhasil direkam oleh penjejak satelit yang dipasangkan di karapasnya.
Jejak-jejak satelit tersebut kemudian diunggahkan ke dalam peta virtual tersebut dan membentuk sebuah lukisan perjalanan si Ana dari Pantai Sukamade, Taman Nasional Meru Betiri, Jember, menuju pesisir barat Australia, tepatnya di pantai Kimberley-Pilbara. Situs ini juga menjadi sumber informasi mengenai upaya konservasi penyu.
Konsep donasi menjadi tulang punggung keberlangsungan situs www.marinebuddies.org di masa mendatang. Sebagian pendanaan hasil donasi akan dialirkan kepada komunitas-komunitas lokal di kawasan pesisir Indonesia yang melakukan usaha-usaha konservasi secara mandiri dan sebagian dari donasi tersebut akan menjadi modal untuk menjalankan situs tersebut.
Tidak hanya individu yang menjadi target donatur, korporasi-korporasi besar juga didorong untuk dapat memberikan donasi bagi keberlangsungan usaha-usaha konservasi di Indonesia. Wawa berharap situs ini jadi sarana untuk berekspresi, ekspresi publik akan kondisi kelautan, akan keindahannya, akan kekayaannya, akan kehancurannya, sehingga menarik perhatian yang lebih besar lagi untuk terus menjaga laut agar tetap lestari.
Untung Widyanto