Lebih dari 80 persen konflik bersenjata yang terjadi sepanjang 1950-2000 menghancurkan keanekaragaman hayati. Ini merupakan temuan dari studi yang dimuat jurnal Conservation Biology, terbitan hari ini. “Kesimpulan ini sangat mengejutkan,” kata Russell A. Mittermeier, penulis studi dan Presiden Conservation International (CI).
Para ahli membandingkan wilayah konflik dengan 34 titik pusat keanekaragaman hayati di dunia yang diidentifikasi CI. Ternyata, peperangan di sekitar 23 titik pusat itu. Titik yang sangat terancam ini setengah populasinya berupa tanaman dan 42 persennya vertebrata. Jutaan warga miskin tinggal dan kehidupannya sangat bergantung dari ekosistem di titik ini.
Perang Vietnam menjadi salah satu contoh kasus ketika digunakan zat kimia Agent Orange. Zat yang dipakai tentara Amerika Serikat ini menghancurkan hutan dan terumbu karang. Contoh lain pada perang di Kamboje, Liberia dan Kongo di Afrika. Konflik bersenjata ini menghancurkan daya dukung biologis dan kemampuan warga untuk hidup.
UWD/LiveScience