TEMPO.CO, Jakarta - Badan Kesehatan Dunia atau WHO telah menetapkan status Public Health Emergency of International Concern atas wabah cacar monyet di dunia saat ini. Status yang berlaku mulai Sabtu lalu itu tak sama dengan pandemi--meski kedaruratan juga sebelumnya ditetapkan WHO kepada penyebaran wabah Covid-19 dan polio.
"Cacar monyet sebenarnya kategorinya masih di bawah pandemi. Jadi belum masuk pandemi," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin usai peluncuran Platform SatuSehat di Hotel Raffles Jakarta, Selasa 26 Juli 2022.
Apa yang baru saja diumumkan WHO pada Sabtu lalu, menurutnya, adalah menyarankan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit itu perlu dijaga. "Surveilans-nya masih dijaga, kalau bisa vaksinasi dan pengobatan-nya disiapkan," kata Budi Gunadi Sadikin
Seperti dalam pernyataan WHO, kasus positif cacar monyet saat ini sudah dilaporkan ada di 75 negara dan menjangkiti sekitar 16 ribu orang. Meski begitu Budi Gunadi tak terdengar sama resahnya. Menurut dia, upaya pelacakan kasus monkeypox di dalam negeri relatif lebih mudah jika dibandingkan mendeteksi pasien Covid-19 yang masih menjadi pandemi saat ini.
Alasannya, penyakit cacar monyet di dunia memiliki gejala spesifik yang bisa dilihat dengan kasat mata. Dia menunjuk ruam merah pada kulit tangan atau wajah, benjolan pada selangkangan hingga lesi atau benjolan kecil berisi cairan (bintil) di bawah permukaan kulit.
"Jadi saya bilang, surveilans-nya mudah, karena itu gejalanya fisik. Tes-nya secara bakteriologis dilakukan PCR, Kemenkes sudah ada alat PCR dan reagen," katanya.
Budi memperkirakan, Indonesia sudah memiliki kemampuan yang cukup dalam melakukan surveilans monkeypox di seluruh provinsi pada bulan ini. Hingga sekarang, Kemenkes sedang berupaya menambah kebutuhan reagen PCR Monkeypox dengan cara mendatangkan secara impor dari Cina. Jumlah reagen PCR yang kini tersedia 500 unit di Indonesia diharap bisa ditambah.
Selain itu, Kemenkes juga disebutnya berupaya memasok kebutuhan obat-obatan monkeypox untuk mengantisipasi munculnya pasien yang butuh perawatan medis. Dalam kesempatan itu, Budi Gunadi Sadikin juga mengungkapkan bahwa seluruh sembilan pasien suspek cacar monyet di Indonesia telah dipastikan negatif pascats laboratorium.
Guru Besar di FKUI, juga eks direktur di WHO, Tjandra Yoga Aditama menyarankan pemerintah menyediakan bagi masyarakat luas penjelasan yang tepat mengenai monkeypox. Seperti cara penularan, tanda dan gejala yang ada untuk segera memeriksakan diri kalau ada gejala dan juga mencegah penularan kalau ada kecurigaan kasus.
Selain itu, kata Tjandra, masyarakat juga perlu memahami maksud kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia yang dideklarasikan WHO pada Sabtu. "Tentu semua dijelaskan dengan cara komunikasi risiko yang baik," katanya.
Baca juga:
Wabah Cacar Monyet Terbaru Membawa Gejala yang Baru, Apa Itu?