Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BKSDA Buru Penembak Hiu Tutul yang Mati Terdampar di Kulon Progo

image-gnews
Proses evakuasi hiu tutul yang ditemukan mati di Pantai Congot Kulon Progo, Rabu, 27 Juli 2022. (Dok. Istimewa)
Proses evakuasi hiu tutul yang ditemukan mati di Pantai Congot Kulon Progo, Rabu, 27 Juli 2022. (Dok. Istimewa)
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Jajaran Polisi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Daerah Istimewa Yogyakarta tengah memburu pelaku penembakan hiu tutul yang ditemukan mati terdampar di muara Sungai Bogowonto, Pantai Congot, Temon, Kulon Progo, pada Rabu, 27 Juli 2022.

"Penembakan hiu itu bisa dijerat pasal perburuan satwa liar," kata personel Polisi Hutan BKSDA Yogyakarta, Gunadi, Rabu.

Gunadi mengatakan, meski bekas luka tembakan yang ditemukan sementara diduga bukan penyebab utama kematian hiu sepanjang 8,7 meter itu, namun sudah bisa disangkakan dengan dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

"Bagaimanapun, hiu tutul ini memiliki peran penting menjaga ekosistem rantai makanan di laut, jadi perburuan terhadapnya tak bisa dibenarkan," kata dia. 

Pada tahun 2000 hiu tutul masuk dalam daftar merah untuk spesies terancam oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan status rentan.

Gunadi menambahkan, pihaknya belum bisa menduga siapa penembak hiu tutul itu. "Kalau nelayan yang biasa beroperasi di pesisir selatan Yogyakarta sepertinya tidak mungkin, mereka tak memiliki peralatan pendukung dan alat tembak untuk berburu hiu seperti itu," kata dia.

Alat tembak yang digunakan pada hiu itu sejenis perangkat yang menggunakan peluru seperti busur atau tombak dengan ujung berupa jangkar atau pengait untuk menarik tubuh hiu itu ke daratan.

"Dugaan sementara kematian hiu bukan karena tembakan itu, karena lubang bekas tembakan hanya sedalam 2-3 cm dari ketebalan dagingnya yang mencapai 50 cm," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pelaku penembakan hiu itu gagal menangkap mamalia itu karena cukup agresif sehingga hiu itu bisa lolos melarikan diri. Meski demikian, hiu itu akhirnya tetap mati dan setelah dicek bagian organ hatinya mengalami kerusakan.

Gunadi menduga perburuan liar itu dilakukan karena beberapa komponen organ hiu berharga mahal, seperti bagian siripnya. "Biasanya dalam perburuan seperti hiu ini yang diincar siripnya karena paling laku meski harganya mahal," ujarnya. 

Gunadi mengatakan jika benar hiu tersebut mati karena perburuan, ada kemungkinan pelakunya perusahaan berskala besar yang memiliki peralatan canggih berburu ikan berukuran besar. "Kalau pemancing dan nelayan yang kecil-kecil sepertinya tidak mungkin, karena itu jelas butuh kapal yang besar, bukan kapal kecil-kecil," kata dia.

"Sebelum dikuburkan tim SAR dan relawan, dari tim kedokteran hewan UGM sudah mengambil sampelnya untuk memastikan penyebab kematiannya," Gunadi menambahkan.

Hiu itu diduga sudah mati di lautan dan akhirnya terdampar ke Pantai Congot Kulon Progo pada Selasa petang sekitar pukul 18.00 WIB. "Kami belum mengetahui persis kapan pastinya hiu itu mati sebelum akhirnya terdampar ke pantai Kulon Progo," ujar Gunadi.

Baca:
Hiu Tutul 8,7 Meter Mati Terdampar di Pantai Kulon Progo, Ada Luka Tembak 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Harimau Tewaskan ART di Samarinda, Begini Syarat Pelihara Hewan Liar dan Ancaman Hukumannya

4 hari lalu

Ilustrasi harimau. Sumber: image/: Getty Images/iStockphoto/mirror.co.uk
Kasus Harimau Tewaskan ART di Samarinda, Begini Syarat Pelihara Hewan Liar dan Ancaman Hukumannya

Tragedi harimau peliharaan yang menewaskan pekerja di Samarinda. Bagaimana syarat memelihara hewan liar dan konsekuensi hukumnya.


Saat Siswa SD di Gorontalo Belajar Ikut Lestarikan Habitat Burung Maleo

6 hari lalu

Siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Suwawa Timur Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo merayakan Hari Maleo Sedunia 2023, Selasa (21/11/2023). (ANTARA/HO-Debby Mano)
Saat Siswa SD di Gorontalo Belajar Ikut Lestarikan Habitat Burung Maleo

KLHK telah mencanangkan Hari Maleo Sedunia di Obyek Wisata Lombongo Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.


Fakta Hiu Tutul, Hiu Raksasa yang Terdampar di Pantai Parangtritis

7 hari lalu

Seekor Hiu Tutul (Rhincodon typus) terdampar di Pantai Parangtritis, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis 16 November 2023. Hiu Tutul ditemukan terdampar pada pukul 05.45 WIB oleh SAR Satlinmas Wilayah Operasi III Parangtritis dan selanjutnya akan diserahkan kepada BSKDA Yogyakarta untuk proses evakuasi bangkai. ANTARA FOTO/Benny Mahendra
Fakta Hiu Tutul, Hiu Raksasa yang Terdampar di Pantai Parangtritis

Hiu tutul spesies hiu paling besar pernah ditemukan terdampar dan mati di sejumlah pantai sekitar Yogyakarta, termasuk di Pantai Parangtritis


Cara BKSDA Gerakkan Masyarakat Mengkonservasi Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling

9 hari lalu

Rimbang-Baling
Cara BKSDA Gerakkan Masyarakat Mengkonservasi Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling

BKSDA Riau kini memperkuat 27 kader konservasi sebagai ujung tombak pemerintah, menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam konservasi.


3 Kasus Perdagangan Kulit Harimau Sumatera, BKSDA Dapat Info dari Masyarakat

14 hari lalu

Bukti lembar kulit harimau sumatera dan tulang belulangnya yang hendak diperjualbelikan mantan Bupati Bener Meriah Ahmadi pada Mei 2022. menlhk.go.id
3 Kasus Perdagangan Kulit Harimau Sumatera, BKSDA Dapat Info dari Masyarakat

BKSDA Jambi mencatat dalam sepuluh bulan terakhir berhasil mengungkap tiga kasus perdagangan kulit Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae).


10 Tahun Direhabilitasi, Cici Orangutan Berusia 19 Tahun Kembali ke Hutan Kalimantan

16 hari lalu

Seekor Orangutan jantan bernama 'Boni' terlihat di Pusat Suaka Orangutan Arsari yang terletak di dekat Ibu Kota NUsantara di Sepaku, provinsi Kalimantan Timur, 7 Maret 2023. REUTERS/Willy Kurniawan
10 Tahun Direhabilitasi, Cici Orangutan Berusia 19 Tahun Kembali ke Hutan Kalimantan

Orangutan bernama Cici (19) akhirnya kembali menikmati hidup bebas dihutan belantara setelah harus menjalani masa rehabilitasi selama 10 tahun sejak 2013 lalu di Pusat rehabilitasi Nyaru Menteng, Palangka Raya, Kalteng sebelum siap untuk dilepasliarkan.


4 Orang Utan Dilepas Liar di Muara Wahau Kalimantan Timur, Buka Pintu Harapan

17 hari lalu

Seekor Orangutan betina bernama 'Kikan' sedang makan terong saat makan di lokasi rehabilitasi dan reintroduksi Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Samboja Lestari yang terletak di dekat Ibu Kota Nusantara di Samboja, provinsi Kalimantan Timur, 9 Maret , 2023. REUTERS/Willy Kurniawan
4 Orang Utan Dilepas Liar di Muara Wahau Kalimantan Timur, Buka Pintu Harapan

BKSDA Kalimantan Timur melepasliarkan empat orang utan (pongo pygmaeus morio) ke Hutan Kehje Sewen di Muara Wahau, Kutai Timur.


Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Jambi Jadi Habitat Utama Orang Utan Sumatera

20 hari lalu

Seekor induk mawas atau orangutan Sumatera (Pongo abelii) bernama Wati sedang mencari makanan di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di sisi Bukit Lawang, Kecamatan Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. TEMPO/Abdi Purmono
Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Jambi Jadi Habitat Utama Orang Utan Sumatera

Taman Nasional Bukit Tiga Puluh di Kabupaten Tebo dan Tanjung Jabung Barat, Jambi, menjadi salah satu habitat utama Orang Utan Sumatera.


Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

27 hari lalu

Raline Shah (Instagram/@ralineshah)
Raline Shah Dituding Koleksi Satwa Langka, Disamakan dengan Karakter Petualangan Sherina 2

Raline Shah dan keluarganya diduga memburu serta memelihara satwa langka. Netizen ramai tunjukkan bukti jejak digital.


Hiu Kalabia hingga Pari Manta Banyak Diburu, Disebut Hanya Ada di Papua Barat Daya

28 hari lalu

Foto Manta terlilit tali oleh Wisatawan Papua Diving yang disebarkan kepada pihak konservasi agar diselamatkan. (Foto: Antara/Istimewa)
Hiu Kalabia hingga Pari Manta Banyak Diburu, Disebut Hanya Ada di Papua Barat Daya

Papua Barat Daya berupaya melindungi lima biota laut langka di wilayahnya, yakni penyu, duyung, lumba-lumba, hiu kalabia, dan pari manta.