Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tanah Bergerak, Fenomena yang Banyak Merenggut Nyawa

image-gnews
Kondisi jalan desa yang retak akibat bencana tanah bergerak di Desa Dermasuci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Ahad, 13 Februari 2022. Bencana tanah bergerak dalam sepekan terakhir di daerah tersebut sehingga mengakibatkan sekitar 200 warga terpaksa mengungsi. ANTARA/Oky Lukmansyah
Kondisi jalan desa yang retak akibat bencana tanah bergerak di Desa Dermasuci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Ahad, 13 Februari 2022. Bencana tanah bergerak dalam sepekan terakhir di daerah tersebut sehingga mengakibatkan sekitar 200 warga terpaksa mengungsi. ANTARA/Oky Lukmansyah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sepuluh kecamatan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur berpotensi tanah begerak. "Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa daerah di DKI Jakarta berada di zona menengah," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencara Daerah (BPBD) DKI Adji di Jakarta, Senin, 4 April 2022.

Gerakan tanah dapat terjadi di zona itu jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan. Wilayah yang memiliki potensi terjadi gerakan tanah disusun berdasarkan hasil tumpang susun antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan dari BMKG.

Adapun 10 kecamatan itu dan diunggah akun Instagram @bpbddkijakarta adalah:

Jakarta Selatan:
Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan.
Jakarta Timur:
Kecamatan Kramat Jati dan Pasar Rebo.

BPBD DKI meminta kepada lurah, camat, dan masyarakat untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal.

Sebagai komponen anorganik, tentunya tanah tidak memiliki kemampuan untuk bergerak atau berpindah, tetapi di Indonesia banyak ditemukan fenomena tanah bergerak. Melansir digilib.polban.ac.id, tanah bergerak adalah suatu proses perpindahan massa tanah/batuan dengan arah tegak, mendatar, atau miring dari kedudukannya yang semula akibat pengaruh gravitasi, arus air, dan beban luar.

Laman magma.esdm.go.id,  menyatakan bahwa gerakan tanah merupakan perpindahan material dari pembentuk lereng, yang berupa batuan, bahan timbunan, tanah, atau bahkan material campuran yang bergerak ke arah yang lebih rendah dan menuju keluar dari lereng.

Jenis Gerakan Tanah:

  • Longsoran: massa tanah yang bergerak di sepanjang lereng dengan bidang longsoran yang melengkung dan mendatar. Gerakan longsoran biasanya perlahan-lahan atau merayap, tetapi pergerakannya merusak dan meruntuhkan bangunan di atasnya, sehingga membahayakan.

  • Aliran: massa tanah yang bergerak karena dorongan oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume, tekanan air, dan jenis material yang dibawa. Umumnya, gerakan aliran bergerak di sepanjang lembah dan bisa mencapai ratusan kali. Aliran tanah ini dapat menelan banyak korban.

  • Jatuhan: berupa batu atau tanah jatuh bebas dari atas tebing. Umumnya materialnya tidak banyak dan terjadi pada lereng yang sangat terjal dan curam.

  • Robohan: pergerakan blok tanah/batuan yang bergerak pada satu tumpuan.

  • Gabungan: Gabungan ialah peristiwa gabungan antara longsoran dengan aliran atau jatuhan dengan aliran.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebab Tanah Bergerak:

Bahaya dari tanah bergerak biasanya meningkat pada musim hujan, hal ini karena pada musim kemarau, terjadi penguapan air di permukaan tanah yang mengakibatkan munculnya retakan pada tanah.

Ketika hujan, air akan masuk ke bagian yang retak sehingga dalam sekejap mata tanah mengembang kembali, sehingga kandungan air dalam tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.

  • Lereng terjal

Lereng yang terjal akan memperbesar gaya pendorong tanah untuk bergerak.

  • Tanah kurang padat

Tanah lempung atau tanah liat merupakan tanah yang berpotensi terjadinya tanah bergerak. Sifat tanah ini cenderung lembek ketika terkena air dan mudah pecah ketika suhu terlalu panas.

  • Batuan yang kurang kuat

Jenis batuan yang kurang kuat untuk menahan pergerakan tanah adalah batuan endapan gunung api, batuan sedimen, batuan campuran antara kerikil dan pasir, dan batuan lempung. Batuan ini rentan lapuk.

  • Tata lahan

Pergerakan tanah sering terjadi di daerah persawahan, ladang, dan daerah lereng yang terjal. Pemicu peristiwa tanah bergerak di tempat-tempat itu sama, yaitu akar-akar tanaman yang tumbuh di daerah tersebut kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan air, sehingga menyebabkan tanah menjadi lembek dan sangat tidak stabil.

  • Getaran

Getaran dapat menyebabkan tanah bergerak adalah gempa bumi, ledakan, getaran alat berat, dan getaran lalu lintas.

  • Beban tambahan

Beban tambahan seperti bangunan yang dibangun di lereng, atau kendaran yang lalu lalang dapat memperbesar kemungkinan lemahnya gaya penahan lereng terhadap tanah. Akibatnya, sering terjadi penurunan tanah dan retakan bergerak menuju bawah lereng.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Baca juga: Akibat Tanah Bergerak, Puluhan Rumah di Lebak Roboh, Rata dengan Tanah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

9 jam lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa di Laut M4,7 Guncang Gunungkidul Yogyakarta, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.


BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

16 jam lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau perkembangan cuaca di layar pemantau cuaca di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta, Rabu (31/10). TEMPO/Tony Hartawan
BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan Indonesia pada 28 - 29 Maret 2024.


Masih Banyak Potensi Hujan dan Hujan Lebat Hari Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca BMKG

16 jam lalu

Delman melintasi banjir di Jalan Raya Gading Kirana, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menncatat banjir terjadi pada 11 ruas jalan di DKI Jakarta yang disebabkan curah hujan tinggi. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Masih Banyak Potensi Hujan dan Hujan Lebat Hari Ini, Simak Peringatan Dini Cuaca BMKG

Sebagian besar wilayah di Indonesia masih berpotensi hujan maupun hujan lebat hari ini, Kamis 28 Maret 2024, menurut peringatan dini cuaca BMKG.


Antisipasi Hujan, BNPB Gelar Modifikasi Cuaca untuk Mempermudah Evakuasi Korban Longsor Cipongkor Jabar

1 hari lalu

Petugas penyelamat mencari warga yang hilang saat tanah longsor dari puncak bukit mengubur 10 rumah dan lebih dari 30 rumah terdampak di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 25 Maret 2024. Sementara ini 9 orang dinyatakan masih hilang, lebih dari 30 rumah tertimbun longsor, serta lebih dari 300 jiwa mengungsi di kantor desa dan sekolah. TEMPO/Prima Mulia
Antisipasi Hujan, BNPB Gelar Modifikasi Cuaca untuk Mempermudah Evakuasi Korban Longsor Cipongkor Jabar

Hingga saat ini tim SAR gabungan baru menemukan lima jasad dari 10 korban yang tertimbun longsor.


BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Berawan Pagi Ini, Hujan Merata Sejak Siang Hingga Malam

1 hari lalu

Tangkapan layar pergerakan dua bibit Siklon Tropis 98S dan 90W yang dirilis BMKG, Jumat 7 April 2023. (ANTARA/HO-BMKG)
BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Berawan Pagi Ini, Hujan Merata Sejak Siang Hingga Malam

Jakarta diperkirakan berawan sejak dinihari hingga Rabu pagi ini. Hujan baru berpeluang turun sejak sore ke malam.


Gempa yang Goyang Majalengka Selepas Sahur Kelima Setelah di Bitung, Kolaka, Bawean, dan Poso

2 hari lalu

Lokasi pusat gempa di Majalengka, Jawa Barat. Foto : X
Gempa yang Goyang Majalengka Selepas Sahur Kelima Setelah di Bitung, Kolaka, Bawean, dan Poso

Gempa bermagnitudo 3,1 menggoyang wilayah Sumedang, Majalengka, serta Kabupaten Bandung Barat di Jawa Barat selepas sahur, Selasa 26 Maret 2024.


BMKG: Sembilan Daerah Berstatus Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem

2 hari lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
BMKG: Sembilan Daerah Berstatus Siaga dan Waspada Cuaca Ekstrem

Provinsi Jawa Barat ditetapkan berstatus siaga dampak cuaca ekstrem yang dapat berujung bencana.


Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

3 hari lalu

Sejumlah pengendara menerobos banjir yang merendam kawasan Daan Mogot, Jakarta, Jumat 22 Maret 2024. Intensitas hujan yang tinggi membuat banjir setinggi 10-30 cm yang merendam di kawasan tersebut. TEMPO/Fajar Januarta
Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.


Angka DBD di Tangerang Selatan Meroket pada 2024, 302 Kasus dalam 2 Bulan

3 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Tima Miroscheniko
Angka DBD di Tangerang Selatan Meroket pada 2024, 302 Kasus dalam 2 Bulan

Dalam kurun waktu dua bulan, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan mencatat 302 kasus DBD.


BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Selat Sunda Hingga Selat Makassar

3 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau perkembangan cuaca di layar pemantau cuaca di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta, Rabu (31/10). TEMPO/Tony Hartawan
BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Selat Sunda Hingga Selat Makassar

BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah perairan pada 25 - 26 Maret 2024.