TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 14.504 mahasiswa dari 559 perguruan tinggi akan segera menjalani program Kampus Mengajar angkatan 4 di 2.876 sekolah. Sekolah itu tersebar di 35 provinsi baik Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP). Para mahasiswa tersebut akan bertugas sebagai mitra guru dalam membantu proses belajar mengajar serta membentuk strategi pembelajaran yang berfokus pada peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa di sekolah sasaran.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nizam mengatakan peran mahasiswa ini sangat dibutuhkan oleh sekolah-sekolah khususnya di daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal) agar kualitas pendidikannya meningkat.
“Kami dorong mahasiswa untuk keluar dari pembelajaran di kelas yang nyaman menuju sekolah-sekolah yang memang sangat membutuhkan intervensi dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan,” ujar Nizam saat melepas 14 ribu mahasiswa secara online pada Kamis, 28 Juli 2022.
Nizam mengungkapkan, keikutsertaan mahasiswa di program Kampus Mengajar menjadi momentum bagi mahasiswa untuk memenuhi salah satu Tridarma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. “Harapannya, bertugas secara riil di lingkungan sekolah bisa menumbuhkan dan melatih kompetensi mahasiswa yang nantinya akan menjadi kunci penting dalam memasuki karier masing-masing setelah lulus dari perguruan tinggi,” ucapnya.
Hal senada diungkapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati. Menurutnya, kualitas sumber daya manusia yang kompeten merupakan kunci penting bagi pembangunan Indonesia ke arah yang lebih baik. Persaingan global yang kian ketat, lanjut Kiki, menuntut pemerintah untuk bisa menyiapkan berbagai wadah yang diperlukan untuk mengasah kesiapan para pemuda, khususnya mahasiswa.
“Program ini hadir untuk mencapai visi global pemerintah dalam membentuk mahasiswa yang memiliki kemampuan dalam menghadapi revolusi industri 4.0 dan kompetensi abad 21. Nantinya, mahasiswa diharapkan mendapatkan peningkatan soft skills dan bisa menciptakan solusi dari hasil pembelajaran yang didapatkan selama mengikuti Kampus Mengajar,” tutur Kiki.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikburistek, Anindito Aditomo menyampaikan bahwa dimensi penugasan mahasiswa selama bertugas tidak terbatas pada aspek mengajar. Mahasiswa menjadi agen yang mengenalkan serta membantu adaptasi teknologi dan produk-produk pembelajaran dari Kemendikbudristek.
“Selamat menjalankan penugasan kepada adik-adik mahasiswa dan bapak ibu dosen pembimbing lapangan. Semoga semua usaha dan semangat yang diberikan selama pelaksanaan Kampus Mengajar Angkatan 4 dapat memberikan kemajuan besar bagi pendidikan Indonesia,” ungkapnya.
Sejak diluncurkan pada 2020 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim, program Kampus Mengajar telah berhasil mengajak lebih dari 70 ribu mahasiswa untuk bergabung dan mengabdi di 15 ribu sekolah di seluruh Indonesia.
Peserta program Kampus Mengajar Angkatan 4 akan mulai bertugas di sekolah penempatan masing-masing terhitung pada 1 Agustus 2022, bersama 2.876 dosen pembimbing lapangan. Setelah bertugas selama satu semester, mahasiswa akan mendapatkan pengakuan hasil belajar yang dikonversi ke dalam sistem satuan kredit semester (SKS) hingga 20 SKS.
Baca juga: Lewat Media Sosial, Doktor ITS Bisa Prediksi Jumlah Kasus DBD