Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peristiwa Astronomi Agustus, Ada Gugus Bola M2 dan M15

image-gnews
Messier 15 (NASA, ESA)
Messier 15 (NASA, ESA)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki bulan Agustus, ada berbagai fenomena antariksa terjadi dan dapat dilihat. Selain konjungsi Bulan, ada juga hujan meteor dan penampakan dari gugus bola M2 dan M15. Pilihlah lokasi yang jauh dari pusat kota agar lebih lebih menikmati pengamatan malam.

Adakah kemungkinan melihat sampah antariksa jatuh seperti akhir bulan Juli lalu di Malaysia, Kalimantan Barat dan selatan Sumatra ? Mungkin saja.

Observatorium Bosscha membagikan berbagai fenomena antariksa yang terjadi di bulan Agustus. Catatan waktu yang diperlihatkan pada daftar di bawah mengacu wilayah Lembang, Jawa Barat. Untuk pengamatan lebih jelas, dapat menggunakan binoculer standar atau teleskop berdiameter 4 inci atau lebih. 

Berikut daftar fenomena antariksa

Tanggal Waktu Peristiwa
12 Agustus10.55 WIBKonjungsi Bulan-Saturnus
13 Agustus00.14 WIB-FajarPuncak hujan meteorid Perseid.  Hujan meteor ini tampak terlihat dari arah rasi bintang Perseus yang aktif dari tanggal 17 Juli—24 Agustus 2022.
14 Agustus19.24-04.09 WIBGugus Bola M15 dapat diamati sepanjang malam
15 Agustus16.41 WIBKonjungsi Bulan-Jupiter
15 Agustus19.14-04.18 WIBGugus Bola M2 dapat diamati sepanjang malam
18 Agustus00.14 WIB-FajarPuncak hujan meteor K-Cygnid
19 Agustus19.17 WIBKonjungsi Bulan-Mars
26 Agustus03.58 WIBKonjungsi Bulan-Venus
29 Agustus17.51 WIBKonjungsi Bulan-Merkurius

Bulan

TanggalTahapan Bulan
5 AgustusKuarter awal
12 AgustusBulan purnama
19 AgustusKuarter akhir
27 AgustusBulan baru

Gugus Bola Messier 15

Istilah M15 merupakan singkatan dari Messier 15. M15 ditemukan pada tahun 1746 oleh Jean-Dominique Maraldi, seorang astronom Italia yang sedang berburu komet. Gugus bola ini adalah salah satu yang terpadat yang pernah ditemukan, dengan bintang biru yang sangat panas dan bintang oranye yang lebih dingin menjadi lebih terkonsentrasi menuju inti terangnya. M15 terletak di konstelasi Pegasus 33.600 tahun cahaya dari Bumi. Bersinar dengan magnitudo 6,2, gugus ini dapat terlihat dengan sepasang teropong. Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah pada bulan Oktober.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

M15 adalah gugus bola pertama yang diketahui menampung nebula planet (cangkang gas dari bintang yang sekarat). Nebula ini, Pease 1, terdeteksi pada tahun 1928 oleh Francis G. Pease dan merupakan salah satu dari hanya empat nebula planet yang diketahui ada dalam gugus bola.

Gugus Bola Messier 2

Istilah M2 merupakan singkatan dari Messier 2. Gugus bola pertama yang ditambahkan ke katalog Messier, M2 terletak sekitar 37.000 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi Aquarius. Gugus bola adalah sekelompok bintang berbentuk bola yang terikat bersama oleh gaya tarik gravitasi timbal balik mereka. M2 memiliki diameter lebih dari 150 tahun cahaya dan merupakan salah satu cluster terbesar dari jenisnya. Ditemukan pada tahun 1746 oleh astronom Prancis Jean-Dominique Maraldi ketika dia sedang mengamati sebuah komet.

Gambar Hubble dari inti M2 ini dibuat menggunakan pengamatan yang diambil pada panjang gelombang tampak dan inframerah. M2 berisi lebih dari 150.000 bintang. Sebagian besar massa gugus terkonsentrasi di pusatnya, dengan aliran bintang berkilauan yang memanjang ke luar angkasa. Gugus ini memiliki magnitudo nyata 6,3 dan dapat dilihat dengan mata telanjang dalam kondisi tampilan yang ideal. Waktu terbaik untuk mengamati M2 adalah selama bulan Oktober.

Baca:
BRIN Minta Warga Laporkan Sampah Antariksa Cina yang Jatuh 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

12 hari lalu

Bangunan kubah ikonik di komplek Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. Tempat peneropongan bintang Observatorium Bosscha telah genap berusia 100 tahun pada tahun 2023 ini. TEMPO/Prima Mulia
Observatorium Bosscha Tutup Kunjungan Publik Selama Bulan Puasa

Minat pengunjung ke Observatorium Bosscha tergolong tinggi sejak kunjungan publik mulai dibuka kembali setelah masa pandemi.


Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

55 hari lalu

Pegawai BMKG menunjukkan bagan prediksi cuaca di Kantor BMKG Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. (ANTARA/Katriana)
Pilih 5 Program Studi Perguruan Tinggi Bagi yang Ingin Berkarier di BMKG

Ingin bekerja di Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika? Berikut 5 program studi di perguruan tinggi yang dibutuhkan BMKG.


Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

6 Januari 2024

Fase awal gerhana bulan sebagian (U1) di Bekasi, Jawa Barat, Minggu, 29 Oktober 2023 dinihari. Fase U1 ini terjadi saat sebagian piringan bulan masuk ke umbra Bumi. ANTARA. FOTO/Paramayuda
Fenomena Astronomi 2024, 5 Gerhana Bulan dan Matahari Tidak Melintasi Indonesia

Ada lima gerhana bulan dan matahari yang akan terjadi pada tahun 2024.


Puncak Hujan Meteor Quadrantid Muncul Besok dan Lusa

2 Januari 2024

Pemandangan lintasan meteor di langit malam selama hujan meteor tahunan Perseid di Taman Nasional Shebenik, di Fushe Stude, Albania, 13 Agustus 2023. REUTERS/Florion Goga
Puncak Hujan Meteor Quadrantid Muncul Besok dan Lusa

Puncak hujan meteor Quadrantid akan terjadi pada 3-4 Januari 2024. Hujan meteor itu berlangsung sejak 26 Desember lalu hingga 14 Januari 2024.


Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

5 Desember 2023

Hujan meteor Geminid. (nasa.gov)
Fenomena Astronomi Desember, Hujan Meteor Geminid Sampai Malam Natal

Beberapa fenomena astronomi mewarnai langit malam Desember 2023.


Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

27 November 2023

Harijono Djojodihardjo menerima anugerah Nurtanio Award 2023 atas andilnya dalam memajukan iptek dan riset Indonesia, khususnya di bidang dirgantara. Dok: TEMPO/ANNISA FEBIOLA.
Raih Nurtanio Award 2023, Harijono Djojodihardjo: Ini Bisa Memacu Generasi Muda

Harijono Djojodihardjo, ahli penerbangan dan antariksa meraih anugerah Nurtanio Award 2023 dari BRIN.


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Malam Ini Hujan Meteor Alpha Monocerotid Melewati Langit Indonesia

22 November 2023

Seorang wanita melihat melalui teleskop selama hujan meteor tahunan Perseid di pulau Lastovo, Kroasia 12 Agustus 2023. REUTERS/Antonio Bronic
Malam Ini Hujan Meteor Alpha Monocerotid Melewati Langit Indonesia

Hujan meteor alpha monocerotid akan terjadi di langit Indonesia pada 21-22 November 2023. Begini penjelasannya.


Fenomena Astronomi Menarik di November, Oposisi Jupiter dan Hujan Meteor Leonid

2 November 2023

Tiga planet yang terdiri dari Venus (bawah), Jupiter (L) dan Mercury (atas) terlihat secara bersamaan di atas Patung Liberty di New York (26/5). Selain di New York, fenomena ini juga dapat disaksikan di beberapa negara REUTERS / Gary Hershorn
Fenomena Astronomi Menarik di November, Oposisi Jupiter dan Hujan Meteor Leonid

Setidaknya ada dua fenomena astronomi yang tergolong menarik pada November ini.


Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

4 Oktober 2023

Gerhana Bulan terlihat di Bangkok, Thailand, 8 November 2022. REUTERS/Athit Perawongmetha
Fenomena Langit Oktober Diwarnai Gerhana Bulan dan Tiga Hujan Meteor

Gerhana bulan akan terjadi pada Ahad dini hari, 29 Oktober 2023.