TEMPO.CO, Jakarta - Arham, mahasiswa jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Makassar (UNM) asal kabupaten Bone menciptakan teknologi berbasis digital untuk deteksi awal bencana puting beliung. Alat ini telah digunakan di Desa Masumpu. Kecamatan Tanete Riattang, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan.
Arham mengatakan melalui alat mikrokontroler, masyarakat setiap saat menerima notifikasi status potensi bencana melalui pesan singkat SMS. Teknologi digital sederhana rakitan anak desa ini terdiri dari tiga komponen utama. Yakni panel surya, sensor angin serta sistem mikrokontroler.
Menurut Arham, sistem mikrokontroler selain mencatat dan merekam kecepatan angin, juga berfungsi mengirimkan notifikasi via SMS secara real time kepada telepon seluler. “Ada tiga jenis notifikasi yang dikirim secara otomatis kepada nomor-nomor handphone yang sudah direkam oleh system mikrokontrol, yaitu Siaga untuk kecepatan angin di atas 30 km/jam, Waspada untuk kecepatan di atas 50 km / jam, dan Awas jika kecepatan angin di atas 60 km/jam,” jelasnya pada Rabu, 3 Agustus 2022.
Pengurus Pokja ProKlim Dusun Masumpu, Kabupaten Bone ini mengaku, sengaja memilih aplikasi SMS untuk mengirim notifikasi karena terdapat di seluruh handphone. “Yang penting nomornya sudah dimasukkan dalam sistem, mereka akan menerima notifikasi SMS di mana pun ia berada sepanjang tersedia signal,” ujarnya.
Munculnya ide membuat teknologi early warning system ini bermula dari keprihatinan pemerintah Desa Massenrengpulu dan Pokja Proklim Masumpu terhadap bencana angin puting beliung yang sering melanda desa ini.
“Dibutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk menyelesaikan satu unit. Kami masih terus melakukan pengembangan. Saya ingin alat ini terkoneksi dengan toa masjid, sekolah dan kantor desa, sehingga pada level status Awas, secara otomatis akan mengeluarkan bunyi sirine,” terang Arham.
Tim verifikator Program Kampung Iklim bersama kepala Dinas Lingkungan Hidup Sulawesi Selatan dan kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bone telah memverifikasi alat tersebut sebagai alat penunjang kesiapsiagaan terhadap bencana angin kencang. Kepala Desa Massenrengpulu Wahyudi S PdI mengaku bangga atas inovasi yang dilakukan Pokja Proklim Dusun Masumpu.
“Pemerintah Desa Massenrengpulu akan terus mensupport pengembangan alat ini dan berharap dengan inovasi tersebut, kerugian akibat bencana puting beliung bisa diminimalkan," katanya.
Baca juga: PT Pindad dan ITS Kembangkan Peluru Frangible untuk Operasi Khusus