Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Spesifikasi Rudal Dongfeng Militer Cina, Nenek Moyangnya dari Uni Soviet

Rudal balistik antar benua (ICBM) Dongfeng-41 atau DF-41 merupakan rudal terbaru Tiongkok yang dibuat oleh China Academy of Launch Vehicle Technology (CALT). Rudal seberat 80 ton ini diperkirakan mampu melaju dengan kecepatan 25 mach atau 30.626 km/jam. DF-41 mampu membawa 10-12 kepala nuklir yang dapat mencari sasarannya sendiri atau Multiple Independent Reentry Vehicle (MIRV). doisongphapluat.com
Rudal balistik antar benua (ICBM) Dongfeng-41 atau DF-41 merupakan rudal terbaru Tiongkok yang dibuat oleh China Academy of Launch Vehicle Technology (CALT). Rudal seberat 80 ton ini diperkirakan mampu melaju dengan kecepatan 25 mach atau 30.626 km/jam. DF-41 mampu membawa 10-12 kepala nuklir yang dapat mencari sasarannya sendiri atau Multiple Independent Reentry Vehicle (MIRV). doisongphapluat.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Cina meluncurkan sejumlah rudal Dongfeng ke dekat pulau Matsu dan perairan sekitar timur laut dan barat daya Taiwan. Ini merupakan bagian dari latihan militer terbesar di sekitar Selat Taiwan, Kamis 4 Agustus 2022 tepat pukul 12 waktu setempat. Juru bicara Kementerian Pertahanan Taiwan Sun Li-fang mengatakan, beberapa titik latihan militer Cina melanggar perairan teritorial Taiwan, seperti dikutip dari Reuters.

Menurut laporan media Prancis, France24, latihan itu digelar sehari setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taipei. Kunjungan Pelosi memicu kemarahan Beijing, yang langsung mengumumkan latihan militer di laut sekitar Taiwan, satu dari beberapa jalur air tersibuk di dunia. Per 4 Agustus, selama empat hari ke depan, Taiwan akan memantau latihan militer Cina.

Peluncuran rudal Dongfeng di selat Taiwan bukanlah kali pertama bagi negara Tirai Bambu itu pamer misil. Pada 2020 lalu, Cina juga pernah unjuk gigi kekuatan rudal balistiknya di Laut Cina Selatan. Kala itu, dua rudal diluncurkan sekaligus yaitu DF-21D dari Provinsi Zhejiang dan DF-26B dari provinsi Qinghai dalam sebuah uji coba yang digelar pada Rabu, 26 Agustus 2020. Membahas soal rudal Dongfeng, seperti apakah spesifikasi rudal balistik milik Cina ini?

Sejauh ini Cina memiliki sejumlah varian rudal Dongfeng, disingkat DF. Rudal DF-26B dan DF-21D hanyalah satu dari beberapa. Kedua misil ini merupakan rudal balistik jarak menengah yang dirancang untuk menyerang kapal perang, khususnya kapal induk. Rudal DF-21D memiliki jarak tempuh sekitar 1.355 mil atau setara 2.180 kilometer. Sedangkan DF-26 mampu menjangkau jarak sekitar 2.485 mil atau setara hampir 4 ribu kilometer.

Kedua jenis rudal DF ini diklaim menjadi ancaman bagi kapal perang yang tak dilengkapi teknologi penangkis serangan rudal balistik. Begitu melesat, kemampuan terbang hipersonik membuat rudal Dongfeng lebih cepat daripada rudal antikapal pada umumnya. Bahkan, dengan daya jangkaunya tersebut, rudal DF-26D dapat menjangkau Pasifik Barat, Samudera Hindia, bahkan Darwin di Australia.

Nenek Moyang Rudal Dongfeng

Mengutip laman globalsecurity.org, nenek moyang rudal Dongfeng boleh disebut berasal dari Uni Soviet, kini Rusia. Pada 1957, Uni Soviet dan Cina sepakat menandatangani perjanjian kerja sama Sino-Soviet Treaty of Friendship, Alliance, and Mutual Assistance yang berlangsung pada periode 1957 hingga 1962. Uni Soviet membantu R & D militer Cina dengan pelatihan, dokumentasi teknis, peralatan pabrik, serta lisensi produk senjata, termasuk mengirim rudal balistik ke Cina jenis R-1 (SS-1), R-2 (SS-2), dan R-11F.

Rudal SS-2 pada dasarnya adalah versi modifikasi dari roket V-2 Jerman. Misil ini menggunakan mesin RD-101 tunggal yang membakar oksigen cair dan alkohol. Pada 1958, Akademi Riset militer Cina mulai menggandakan R-2 (SS-2) Soviet dengan bantuan penasihat Soviet. Namun, program pengembangan terkendala masalah teknologi, personel, dan material. Sebagai solusinya, banyak aspek rudal yang diimpor, diganti, dan dikembangkan di dalam negeri. Peluncuran uji coba yang sukses dari tiga duplikat SS-2 dilakukan pada November dan Desember 1960.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peluncuran perdana Dongfeng generasi pertama atau DF-1 terjadi pada 5 November 1960 dari pangkalan Jiuquan. Rudal itu memiliki panjang 17,7 meter, diameter 1,65 meter, memiliki berat lepas landas 20,5 ton, dengan jangkauan 590 kilometer, dan daya dorong 37 ton. Rudal Dongfeng generasi pertama itu menggunakan sistem kontrol tipe panduan campuran menggunakan panduan inersia dan koreksi deviasi transversal radio.

Berikut varian rudal Dongfeng, antara lain yaitu Dongfeng 1 (SS-2), Dongfeng 2 (CSS-1), Dongfeng 3 (CSS-2), Dongfeng 4 (CSS-3), Dongfeng 5 (CSS-4), Dongfeng 11 (CSS-7), Dongfeng 15 (CSS-6), Dongfeng 16, Dongfeng 21 (CSS-5), Dongfeng 25, Dongfeng 31 (CSS-10), Dongfeng 41 (CSS-X-10).

HENDRIK KHOIRUL MUHID 

Baca: China Tembakkan Rudal Balistik Dongfeng ke Selat Taiwan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Unjuk Kekuatan, Kapal Induk Cina Melintasi Selat Taiwan

1 hari lalu

Kapal induk Cina Shandong di Samudera Pasifik. Handout/Kementerian Pertahanan Jepang
Unjuk Kekuatan, Kapal Induk Cina Melintasi Selat Taiwan

Tiga kapal Cina, termasuk kapal induk Shandong, berlayar melalui Selat Taiwan. Ini insiden pertama sejak Maret 2022.


Benarkah Adolf Hitler Mati di Indonesia?

1 hari lalu

Foto Adolf Hitler ini diambil sekitar dua hari sebelum kematiannya. Ia berdiri di luar bunker miliknya di Berlin. Saat itu, Hitler bersama ajudannya, Julius Schaub melihat situasi setelah serangan bom. Pada 30 April 1945, setelah pertempuran jalanan yang sengit, ketika tentara Soviet berada satu atau dua blok dari Reichskanzlei, Hitler ditemukan tewas di bunkernya. Ia bunuh diri dengan menembak kepalanya sendiri. boredpanda.com
Benarkah Adolf Hitler Mati di Indonesia?

Kematian Hitler menimbulkan kontroversi, salah satunya tentang lokasi kematiannya, apakah di bunker atau di negara lain termasuk Indonesia.


AS Kutuk Penyebaran Senjata Nuklir Taktis Rusia di Belarus

2 hari lalu

Peluncur rudal Iskander-E Rusia beroperasi selama Forum Militer dan Teknis Internasional 2022 di Alabino, Rusia 17 Agustus 2022. REUTERS/Maxim Shemetov
AS Kutuk Penyebaran Senjata Nuklir Taktis Rusia di Belarus

Amerika Serikat mengutuk keras kesepakatan yang memungkinkan Rusia menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarus


Baru Dapat Warisan Rp 242 M, Anak Miliarder Taiwan Tewas Mencurigakan Setelah 2 Jam Nikah

3 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Baru Dapat Warisan Rp 242 M, Anak Miliarder Taiwan Tewas Mencurigakan Setelah 2 Jam Nikah

Anak miliarder Taiwan yang menjalin hubungan sesama jenis, tewas dua jam setelah menikah. Suami dicurigai mengincar warisannya.


Taiwan Gagal Dapat Undangan Pertemuan Tahunan WHO

6 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat di dekat kantor pusatnya di Jenewa, Swiss, 2 Februari 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Taiwan Gagal Dapat Undangan Pertemuan Tahunan WHO

Taiwan batal menghadiri pertemuan tahunan WHO karena badan tersebut memutuskan untuk tidak mengundangnya atas desakan Cina.


Legislatif Taiwan Izinkan Pasangan Sesama Jenis Mengadopsi Anak

11 hari lalu

Pasangan Lesbian memberikan buket bunga saat mengikuti pesta pernikahan masal di Taipei, Taiwan, 25 Mei 2019. Taiwan menggelar pernikahan sesama jenis pertama di Asia usai melegalkan LGBT. REUTERS/Tyrone Siu
Legislatif Taiwan Izinkan Pasangan Sesama Jenis Mengadopsi Anak

Hasil pemungutan suara anggota legislatif Taiwan pada Selasa, 16 Mei 2023, menyetujui perubahan dimana pasangan gay dan lesbian boleh mengadopsi anak


Mengejek Kunjungan Volodymyr Zelensky di Media Sosial, Pejabat Sepak Bola Jerman Minta Maaf

12 hari lalu

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di istana Bellevue di Berlin, Jerman, 14 Mei 2023. REUTERS/Michele Tantussi
Mengejek Kunjungan Volodymyr Zelensky di Media Sosial, Pejabat Sepak Bola Jerman Minta Maaf

Wakil Presiden DFB Hermann Winkler mengeluhkan penutupan jalan di pusat Berlin selama kunjungan Volodymyr Zelensky.


Hanya Ada Tank Tua di Parade Militer Rusia Tahun Ini, Hasil Impor Ulang dari Laos

14 hari lalu

Anggota militer Rusia mengendarai kendaraan pengangkut personel lapis baja sebelum parade militer pada Hari Kemenangan, yang menandai peringatan 78 tahun kemenangan atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia Kedua, di Moskow, Rusia 9 Mei 2023. REUTERS/Evgenia Novozhenina
Hanya Ada Tank Tua di Parade Militer Rusia Tahun Ini, Hasil Impor Ulang dari Laos

Tank Rusia itu sudah berusia 80 tahun. Ironinya, dia pertama diproduksi dan dikembangkan oleh pabrik yang berlokasi di wilayah Ukraina saat ini.


Mantan Perdana Menteri Liz Truss Akan Lawatan ke Taiwan

18 hari lalu

Liz Truss mengalahkan pesaingnya Rishi Sunak yang sebelumnya menjabat sebagai menteri keuangan. Truss memenangi pemungutan suara yang dilakukan oleh Partai Konservatif. REUTERS
Mantan Perdana Menteri Liz Truss Akan Lawatan ke Taiwan

Mantan Perdana Menteri Inggris Liz Truss mengumumkan rencana melakukan perjalanan ke Taiwan pekan depan.


AS Desak WHO Undang Taiwan Sebagai Pengamat dalam Pertemuan Mei

18 hari lalu

Menteri Luar Negeri A.S. Antony Blinken. REUTERS/Kevin Mohatt
AS Desak WHO Undang Taiwan Sebagai Pengamat dalam Pertemuan Mei

Cina mulai memblokir partisipasinya dalam sidang tahunan WHO sejak 2017, dalam kampanye diplomatik untuk mengisolasi Taiwan.