Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ikan Pemalu dari Ambon  

image-gnews
ikan spesies baru dari ambon
ikan spesies baru dari ambon
Iklan
TEMPO Interaktif, Washington:Umumnya ikan memiliki mata di kedua sisi kepalanya. Namun, spesies baru dari perairan Ambon ini memiliki mata yang menghadap ke depan, sama seperti manusia. Ikan katak karnivora yang unik ini juga memiliki dagu dan pipi sehingga membuat rupanya bertambah aneh.
Penampilannya begitu aneh, tak salah bila dia diberi nama Histiophryne psychedelica. Kata psychedelic ini diambil dari pola dan warna tubuhnya yang cokelat kekuningan dengan garis-garis putih mirip zebra yang aneh.
Ikan ini menarik perhatian dunia ilmu pengetahuan setahun yang lalu. Pada saat itu, seorang penyelam berhasil mengambil foto ikan itu ketika menyelam pada kedalaman sembilan meter di perairan Pulau Ambon. Foto itu amat menghebohkan karena ikan perairan dangkal tersebut tak pernah menampakkan diri dalam 20 tahun.
Berdasarkan foto itu, Ted Pietsch, pakar ikan dari Burke Museum of Natural History and Culture di University of Washington, Amerika, menebak ikan tersebut berasal dari genus Histiophryne karena matanya yang menghadap ke depan dan kemungkinan memiliki penglihatan binokuler seperti primata. Pietsch juga menduga satwa itu masuk kelompok anglerfish, ikan yang memancing mangsanya dengan struktur unik yang menjulur di dahinya.
Tebakan itu ternyata terbukti kebenarannya. Kini dia telah mengkonfirmasi dan mendeskripsikan bahwa ikan aneh itu adalah spesies baru berdasarkan data morfologi dan genetika spesimen ikan yang diambil oleh mahasiswanya, Rachel Arnold. "Ini adalah contoh fantastis tentang apa yang dapat dihasilkan oleh seleksi alam," kata Pietsch. "Ikan ini sendiri merupakan organisme fantastis dan itu sudah cukup untuk membuatnya penting."
Deskripsi ikan tersebut dipublikasikan secara detail dalam jurnal Copeia terbaru. Tak cuma memiliki mata dan wajah yang aneh, ikan itu juga memiliki sederet keunikan lainnya. Kulitnya yang amat kenyal seperti agar-agar memiliki daging yang tebal dan lunak.
Seluruh permukaan tubuhnya juga ditutupi setrip putih yang menyebar dari matanya sampai ke badannya. Pigmentasi ini membantu ikan tersebut membaur di antara koral beracun yang beraneka warna di dasar laut Maluku.
"Ikan katak psychedelic ini kemungkinan bergabung ke dalam deretan panjang satwa palsu dan tak berbahaya yang mengubah bentuk tubuhnya menyerupai keindahan binatang beracun," kata Leo Smith, asisten kurator ikan di Field Museum di Chicago. "Pietsch dan koleganya menemukannya ketika mereka menduga binatang itu mirip dengan koral beracun yang ada di lingkungan tempat tinggal ikan itu."
Rachel Arnold, mahasiswa ilmu perikanan dan akuatik di University of Washington yang melakukan tes DNA terhadap ikan itu mengatakan setiap ikan memiliki setrip yang berlainan. "Garis-garis itu seperti sidik jari pola tubuhnya sehingga dari sudut mana pun Anda melihatnya, Anda bisa membedakan setiap individu," ujar Arnold yang menyelam di Pelabuhan Ambon tahun lalu.
Selain keahliannya menyaru, ikan ini juga mempunyai kemampuan seperti tokoh komik superhero Plastic Man. "Binatang ini kelihatannya memiliki kemampuan untuk melebarkan wajahnya dan menariknya kembali sehingga ketika dia hendak memasuki sebuah celah sempit, matanya akan menyamping, setelah itu dia melebarkan kembali matanya," kata Pietsch.
Pietsch mengatakan, ada kemungkinan ikan itu memanfaatkan kemampuan melebarkan dan mengempiskan mukanya untuk memperlihatkan ancaman. "Ketika dia memperlihatkan wajah ovalnya dengan setrip psychedelic, Anda pasti berpikir tampangnya akan membuat binatang lain takut."
Ikan perairan Ambon ini mungkin mempunyai struktur sensorik di sepanjang bagian tepi wajahnya. Sensor ini punya fungsi pelindung seperti kumis kucing yang memungkinkannya mendeteksi dinding bagian dalam gua kecil atau ruang sempit di antara koral.
Meski memiliki sirip lengkap seperti ikan lainnya, si pemalu ini lebih banyak melompat ketimbang berenang. Setiap kali menyentuh lantai laut, mereka menggunakan siripnya untuk mendorong ke bawah dan mereka menyemburkan air dari insang kecil di kedua sisi tubuhnya untuk mendorong mereka maju. Ekor yang melengkung ke salah satu sisi membatasi kemampuan mereka mengatur gerakan sehingga mereka terlihat mirip bola karet yang memantul ke sana-kemari.
Ikan ini cenderung hidup berpasangan. Mereka juga jago bersembunyi sehingga mereka hanya dapat ditemukan ketika para penyelam mencari dengan cermat di antara puing terumbu karang di lantai laut.
Begitu persembunyiannya terungkap, ikan pemalu ini segera menggeliat untuk kabur dari penglihatan dan memasuki celah atau lubang dengan meliuk dan membalikkan tubuhnya. Dalam upayanya melarikan diri, ikan itu juga memanfaatkan sirip pelvisnya untuk memanipulasi posisi tubuhnya, seperti cara manusia menggunakan tangan.
TJANDRA DEWI | LIVESCIENCE | SCIENCEDAILY
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara

29 Maret 2022

Cyornis kadayangensis (Sikatan Kadayang) dan Zosterops meratusensis (Kacamata Meratus) adalah dua spesies burung baru yang ditemukan. Penemuan tersebut dimulai dari penelitian yang dilakukan sejak tahun 2016. Upaya pendeskripsian yang dilakukan oleh tim peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan mitra internasional akhirnya berhasil dipublikasikan tahun 2022.
BRIN Temukan Dua Spesies Burung Baru di Kalimantan Tenggara

Pegunungan Meratus yang terisolasi dari rantai pegunungan lain di Kalimantan membentuk komunitas fauna yang unik seperti yang terlihat pada kelompok burung


Cecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan

12 September 2021

Cecak Jarilengkung Hamidyi (Crytodactilus Hamidyi) spesies cecak yang baru ditemukan di Pulau Kalimantan. Foto: Instagram/lipiindonesia
Cecak Jarilengkung Hamidy: Spesies Baru dari Kalimantan

Para peneliti berhasil menemukan spesies cecak baru di Pulau Kalimantan


LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

15 Oktober 2019

Myzomela prawiradilagae., spesies baru burung pemakan madu yang ditemukan LIPI di Pula Alor NTT, Oktober 2019. (twitter/klhk)
LIPI Temukan Spesies Baru Burung Madu di Alor, Kicaunya Khas

Peneliti LIPI berhasil menemukan spesies baru burung pemakan madu di Pulau Alor, NTT. Diberi nama mengikuti nama peneliti senior Dewi Prawiradilaga .


Banyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti

9 Maret 2017

Seekor kupu-kupu harimau bertengger di atas daun, di Indonesia terdapat berbagai jenis kupu-kupu. Di pulau Jawa dan Bali saja, terdapat 600 jenis spesies kupu-kupu. London, Inggris, 31 Maret 2015. Carl Court / Getty Images
Banyak Spesies Baru di Pulau Pejantan, KLHK Kirim Peneliti

Tim Balitbang KLHK juga menemukan banyak flora dan fauna unik yang diduga spesies baru, semisal tupai tiga warna dan anggrek yang hidup di atas batu.


Donald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi

18 Januari 2017

Neopalpa donaldtrumpi. nbcnews.com
Donald Trump Jadi Nama Ngengat, Ada Maksud Tersembunyi

Vazrick Nazari memberi nama Donald Trump pada ngengat dengan sisik berwarna putih kekuningan di kepala.


Peneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah

5 Oktober 2016

Gigi spesies hiu prasejarah Megalolamna paradoxodon, sepanjang 5 cm. Livescience.com/Kenshu Shimada
Peneliti Temukan Spesies Baru Hiu Prasejarah

Megalolamna paradoxodon diperkirakan hidup 20 juta tahun lalu dan kini sudah punah.


Spesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil  

18 Februari 2016

Foto udara hutan hujan Amazon (kanan), berbatasan dengan lahan gundul yang disiapkan untuk penanaman kedelai di Mato Grosso, Brasil, 4 Oktober 2015. Brasil akan memecahkan rekor menghasilkan 97.800.000 ton kedelai pada periode 2015/16, naik sebesar 3,2 persen dibandingkan dengan 2014/15. Pemerintah Brasil telah membuat komitmen untuk mengurangi deforestasi di Amazon hingga sebesar 80 persen pada 2020. REUTERS/Paulo Whitaker
Spesies Baru Laba-laba Unik Ditemukan di Brasil  

Delapan spesies baru laba-laba cambuk baru ditemukan di Brasil.


Hobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?

18 Februari 2016

Homo floresiensis. Livescience.com
Hobbit yang Ditemukan di Flores Bukan Spesies Manusia?

Penelitian terbaru ini menggunakan alat pemindai tiga dimensi berteknologi tinggi buatan Jepang.


Spesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air  

4 Januari 2016

Hiu termasuk di dalam ordo superordo Selachimorpha, selain itu hiu bernafas menggunakan 5 insang. Hiu termasuk predator yang ditakuti, karena kemampuan menyerang mangsa menggunakan gigi tajam. Florida, Amerika, 5 April 2015. Dailymail
Spesies Hiu Ini Bisa Bercahaya dalam Air  

Peneliti menemukan spesies baru hiu bercahaya di dasar samudera. Mereka menyebutnya hiu ninja karena warna tubuhnya hitam pekat.


LIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano  

16 November 2015

Pulau Enggano. TEMPO/Arie Basuki
LIPI Temukan 14 Spesies Baru Flora dan Fauna Pulau Enggano  

LIPI telah mengidentifikasi 14 spesies flora dan fauna baru selama Ekspedisi Widya Nusantara 2015 di Pulau Enggano, Bengkulu.