15. Ines Atmosukarto
Ines Atmosukarto adalah ahli biologi yang saat ini menjalankan start-up biotek Australia, Lipotek, yang berfokus pada penelitian dan pengembangan vaksin, serta melihat sains dan teknologi sebagai alat diplomasi untuk menjembatani antar negara. Selain merupakan ilmuwan Indonesia pertama yang menerima UNESCO-L’Oreal Fellowship for Women in Science pada 2004, Dr. Ines juga aktif berkontribusi meningkatkan minat terhadap sains di masyarakat umum, terutama pelajar perempuan.
16. Jacob Phelps
Jacob Phelps merupakan dosen senior di Lancaster University, Inggris dan kepala Conservation Governance Lab, di mana ia mengkoordinasi conservation-litigation.org, sebuah jaringan ilmuwan, pengacara, ekonom, dan aktivis yang fokus mengatasi kerusakan alam dengan hukum. Ia juga aktif melakukan riset mengenai kebijakan, aspek hukum, serta tata kelola konservasi keanekaragaman hayati tropis dan pengelolaan sumber daya berkelanjutan
17. Karen Osborn
Karen Osborn adalah peneliti zoologi dan kurator koleksi Annelids dan Peracarids di National Museum of Natural History, Amerika Serikat. Riset-risetnya fokus mempelajari evolusi invertebrata pelagis yang hidup di dasar laut di laut terbuka. Sebelum bergabung dengan Smithsonian pada tahun 2011, ia menyelesaikan postdoc-nya di Scripps Institution of Oceanography dan merupakan alumnus Kavli Frontiers of Science.
18. Manuel Boissière
Manuel Boissière merupakan ilmuwan di lembaga Agricultural Research Centre for International Development (CIRAD), Prancis. Ia juga memimpin proyek mengukur, melaporkan, dan memverifikasi stok karbon di Indonesia dengan pendekatan partisipatif (PMRV) di Center for International Forestry Research (CIFOR). Riset-riset ia yang lainnya fokus pada isu partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan dan sumber daya alam yang berkelanjutan.
19. Megan Huggett
Megan Hugget adalah dosen senior di University of Newcastle, Australia. Salah satu bidang utama riset dan kerjanya adalah keanekaragaman hayati, terutama fungsi dan keanekaragaman mikroba laut. Ia telah berkontribusi melahirkan inisiatif terkait mikrobioma di Australia dan mengembangkan program penelitian dalam ekologi mikroba di Edith Cowan University, Australia.
20. Mohammad Basyuni
Mohammad Basyuni merupakan seorang guru besar kehutanan di Universitas Sumatera Utara. Riset yang sedang ia lakukan saat ini berusaha mempelajari pentingnya lipid tumbuhan dan spesies pionir bakau di Sumatera Utara. Ia pernah terlibat dalam beberapa inisiatif bersama ilmuwan dari berbagai negara, termasuk e-Asia JRP pada tahun 2021 dan Japanese Society for the Promotion of Science Core to Core 2020-2023.
21. Monica Medina
Monica Medina adalah seorang ahli biologi dan profesor dari Pennsylvania State University, Amerika Serikat. Ia memiliki ketertarikan untuk mempelajari ekologi dan evolusi organisme laut serta simbiosis dan interaksi karang. Baru-baru ini Prof. Monica dinobatkan sebagai fellow dari American Association for the Advancement of Science (AAAS) atas kontribusinya di bidang ekologi laut dan dedikasinya untuk memberikan mentor ke banyak ilmuwan muda.
22. Muhammad Azizul Islam
Sebagai salah satu peneliti akuntansi berkelanjutan terkemuka, Aziz telah Islam telah menyelidiki isu-isu tentang pengukuran hak asasi manusia di perusahaan, akuntansi perubahan iklim, audit sosial, dan upaya anti-suap perusahaan. Ia juga merupakan profesor dan ketua akuntasi di University of Aberdeen Business School, Inggris.
23. Peter Mayer
Peter Mayer merupakan seorang profesor di Osnabrück University of Applied Sciences, Jerman. Beberapa bidang riset yang ia dalami antara lain adalah ekonomi internasional dan manajemen pendidikan tinggi. Prof. Peter juga aktif mengelola berbagai program terkait manajemen pendidikan tinggi, salah satunya adalah DIES International Dean’s Course, sebuah program yang didanai oleh German Academic Exchange Service (DAAD).
24. Raghunath Anant Mashelkar
Raghunath Anant Mashelkar adalah salah satu ilmuwan terkemuka dari India dan pernah menjabat sebagai ketua Indian National Science Academy. Dr. Mashelkar juga banyak berjasa dalam mereformasi Council of Scientific and Industrial Research (CSIR) India, memimpin berbagai ‘Komite Mashelkar’, serta kampanye melawan paten asing terhadap pengetahuan tradisional dari India.
25. Rodd Myers
Rodd Myers adalah seorang praktisi dan peneliti trans-disiplin yang mempelajari hubungan kekuasaan dan implikasi kebijakan terhadap manusia dan lingkungan. Ia memiliki pengalaman desain, manajemen, monitoring, and evaluasi program dan telah bekerja dengan berbagai klien internasional. Ia juga merupakan co-founder dan managing director di Dala Institute, sebuah lembaga yang menyediakan riset, monitoring, evaluasi dan pembelajaran, serta asistensi teknis.
26. Sastia Prama Putri
Sastia Prama Putri adalah Associate Professor di Graduate School of Engineering, Osaka University, Jepang, serta dosen luar biasa di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Riset yang dilakukan Dr. Sastia berpusat pada aplikasi metabolomik untuk meningkatkan kualitas makanan dan hubungannya dengan kesehatan manusia. Ia merupakan penerima L'Oreal Award For Women in Science 2015 dan Penghargaan Saito dari Society for Biotechnology, Jepang. Saat ini ia merupakan ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4).
27. Stuart Green
Stuart Green memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun sebagai praktisi kebijakan ilmu kelautan di Asia Pasifik. Saat ini ia memimpin Blue-Green Advisors, di mana ia berkontribusi untuk memberikan memberi nasihat tentang kolaborasi dan strategi seputar hubungan konservasi, keanekaragaman hayati, dan mata pencaharian. Kerja-kerjanya telah menjadi katalis kerja sama antara lembaga penyedia donor, pelaksana, hingga komunitas dalam melestarikan sumber daya laut.
28. Tatas Brotosudarmo
Tatas Brotosudarmo adalah lektor kepala dan dosen di Universitas Ciputra, Surabaya. Sebagai ilmuwan, Tatas telah menginisiasi berbagai riset dan temuan, salah satunya adalah pigmen fotosintesis pada tahun 2011. Ia juga telah menerima berbagai penghargaan bergengsi, termasuk fellow Kavli Frontier of Science pada 2012 dan 2016 serta fellow Alexander von Humboldt Stiftung/Foundation pada 2020-2021.
29. Teruna Siahaan
Teruna Siahaan merupakan profesor, ilmuwan Indonesia, dan dosen kimia farmasi di University of Kansas, Amerika Serikat. Penelitiannya berfokus pada pengembangan metode baru untuk meningkatkan pengiriman obat ke otak dan sel-sel kekebalan untuk pengobatan penyakit otak dan autoimun. Sejak 2002 hingga sekarang, ia juga adalah anggota terhormat di American Association of Pharmaceutical Scientists.