Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Letriani Tinggal 6 Tahun di Panti Asuhan Demi Bisa Sekolah

Reporter

Editor

Devy Ernis

image-gnews
Letriani bersama rekan-rekan di Panti Asuhan. Dok.Hoshizora Foundation
Letriani bersama rekan-rekan di Panti Asuhan. Dok.Hoshizora Foundation
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Letriani terpaksa tinggal di panti asuhan agar bisa melanjutkan sekolahnya. Bukan karena ia anak yatim piatu, melainkan karena jarak panti asuhan lebih dekat dengan sekolah ketimbang dari rumahnya. Letriani tinggal di kampung Talang Tebat Rawas, salah satu kampung yang ada di kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Di kampungnya, hanya ada satu bangunan sekolah yaitu SDN 08 Rambang.

Sekolah ini didirikan tahun 2003 lewat gotong royong warga Talang Tebat Rawas atas keprihatinan para orang tua yang melihat anak-anaknya harus menempuh 15 km perjalanan untuk bisa sampai di SD terdekat. Keterbatasan akses ini membuat sebagian besar warga di kampung Talang Tebat Rawas hanya lulus sekolah dasar saja.

Kedua orang tua Letriani tidak pernah mengantongi ijazah SD. Ayahnya bekerja sebagai buruh tani kebun karet. Meskipun demikian, orang tua Letriani tidak pernah berhenti mendukung semangat anaknya untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya. "Ayah biasa berangkat dari pukul 5 pagi dan baru pulang di sore hari. Gajinya sebagai buruh dibayarkan setiap sebulan sekali, itu pun masih harus bagi hasil dengan pemilik kebun karet," katanya dalam rilis yang diterima Tempo pada Senin, 15 Agustus 2022.

Kesulitan ekonomi membuat Letriani harus pakai seragam bekas tetangga sejak masuk SD. Di tengah kesulitan itu, salah seorang tenaga pengajar baru datang ke kampung Talang Tebat Rawas membantu mencarikan beasiswa bagi anak-anak di sana. Letriani menjadi salah satu penerima beasiswa Mimpi Anak Negeri di Hoshizora Foundation, NGO yang berfokus pada pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak.

Ia mendapatkan bantuan biaya pendidikan dan kelas pengembangan kapasitas yang mendukungnya sampai menyelesaikan pendidikan 12 tahun. Meskipun beasiswa tersebut sudah menjamin biaya pendidikan Letriani, permasalahan lain adalah kesulitan akses untuk menjangkau sekolah menengah.

Letriani harus menempuh jarak yang sangat jauh dan kedua orang tuanya tidak mampu mengantarnya. Sebenarnya ada satu motor di rumah, namun kondisinya yang sudah tua hanya sanggup untuk digunakan ke kebun saja. Hal ini dikarenakan kondisi jalanan menuju kabupaten berupa tanah bergelombang dan berlubang. Ketika musim hujan, jalanan bisa berubah seperti aliran sungai.

Terpaksa Tinggal di Panti Asuhan

Beruntungnya, sebuah panti asuhan di Kabupaten Muara Enim mau menerima Letriani untuk tinggal di sana walaupun ia bukanlah anak yatim piatu. Ketika tinggal di panti asuhan, Letriani bisa lebih dekat dengan sekolah. Akhirnya, Letriani harus tinggal jauh dari kedua orang tuanya selama 6 tahun hingga lulus Madrasah Aliyah.

Semangat belajar Letriani tampak dari hasil akademik yang mengantarkannya selalu mendapatkan peringkat satu di kelas. Ia pernah menjadi juara I Lomba Kompetensi Sains Madrasah bidang biologi terintegrasi tingkat kabupaten. Lalu, menjadi finalis Olimpiade Sains Kuark (OSK) mewakili provinsi Sumatera Selatan.

Aktif Berorganisasi

Di luar kelas pun, Letriani aktif berorganisasi dan menjabat sebagai wakil ketua OSIS. Dari sini semangat Letriani untuk bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi berkobar. Ia berhasil kuliah di Universitas Lampung dengan program studi Teknologi Hasil Pertanian dari donasi. “Untuk bisa lanjut kuliah, salah satu guru membantu membuka donasi lewat KitaBisa. Alhamdulillah, cukup untuk meng-cover UKT semester 1," ujarnya.

Ia merasa bersyukur banyak orang baik yang mendukung pendidikannya. Letriani pun tidak berhenti berjuang mencari beasiswa untuk mengurangi beban orang tuanya. Ketika Hoshizora Foundation mengumumkan pembukaan dukungan pendidikan untuk mahasiswa melalui Permata Bintang Fellowship di tahun 2021, Letriani segera mendaftarkan diri.

“Saat proses seleksi online, saya hampir tidak lolos karena susah dihubungi. Ya karena benar-benar tidak ada sinyal internet di rumah. Jadi, saya harus jalan 3 km ke tengah hutan perkebunan karet supaya bisa dapat sinyal," ujarnya.

Berhasil Raih Beasiswa 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perjuangan Letriani membuahkan hasil. Ia berhasil menjadi awardee Permata Bintang Fellowship tahun itu. Perjalanan sejauh 3 km menuju perkebunan karet ini yang selalu ditempuh oleh Letriani selama masa pembelajaran jarak jauh. Ia mengaku, kuliah online selama pandemi menjadi tantangan besar baginya sebagai seorang mahasiswa.

Setiap hari, ia duduk beralaskan karpet di bawah pepohonan karet yang rindang, sembari ditemani monyet-monyet yang berlompatan di atas pohon dan burung-burung berkicau. Seringkali, para buruh karet yang lewat pun memberikan tatapan heran melihat Letriani memegang buku dan handphone di tengah kebun.

Saat hujan turun, Letriani harus menghadapi berbagai tantangan yang menjadi kesan tersendiri baginya. Ia harus bergegas mengemas buku, tas, dan karpetnya agar tidak kehujanan. Lebih dari itu, ia juga harus menyelamatkan handphonenya yang sudah error agar tidak tambah rusak karena basah. Jika rusak, maka ia tidak bisa ikut kuliah online.

Belum lagi kondisi hujan yang seringkali mengganggu sinyal membuatnya selalu berharap agar ia tidak ketinggalan materi kuliah. “Sesekali ada rasa sedih dan bangga karena tidak semua orang di kampungku bisa melanjutkan pendidikan,” ujarnya.

Bantu Mengajar Anak-anak di Kampungnya

Semangat ini membuat Letriani merasa memiliki tanggung jawab untuk memajukan pendidikan adik-adik di kampungnya. Sejak lulus MA dan keluar dari panti asuhan, Letri membantu mengajari anak-anak belajar membaca, menulis, mengaji, hingga cara mengoperasikan laptop dan mengakses internet.

Letriani merasa senang bisa berbagi ilmu dan pengalaman pendidikannya kepada adik-adik di kampungnya. Dia berharap agar lebih banyak lagi anak-anak di kampungnya berjuang mengejar pendidikan setinggi-tingginya. “Saya adalah pemuda yang tinggal di wilayah pelosok. Dulu, menjadi mahasiswa hanya sebatas mimpi bagi saya. Tapi sekarang, mimpi ini bisa saya rasakan," ujarnya.

Baca juga:

Sekpri Jokowi Ungkap Makna Hijau dan Pucuk Rebung di Baju Adat Paksian

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


LPDP Buka Beasiswa S2 dan S3 di UST Korea Selatan, Ini Syarat dan Jadwalnya

2 hari lalu

LPDP. lpdp.kemenkeu.go.id
LPDP Buka Beasiswa S2 dan S3 di UST Korea Selatan, Ini Syarat dan Jadwalnya

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan memberikan beasiswa S2 dan S3 di The University of Science & Technology Korea Selatan


ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

2 hari lalu

Arsip foto gerbang pintu masuk kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. ANTARA/HO-Humas ITS.
ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

ITS berencana meningkatkan jumlah mahasiswa penerima beasiswa.


Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

2 hari lalu

Anggota Polres Lampung Tengah Aiptu Supriyanto lakukan aksi terpuji dengan mengembalikan uang senilai Rp 100 juta milik pemudik yang tertinggal di rest area. Foto: Humas Polri
Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika memberikan penghargaan berupa kesempatan sekolah perwira kepada anggota Polres Lampung Tengah Aiptu Supriyanto.


Jokowi Ajak Anak Panti Asuhan Belanja Baju Lebaran ke Mall

10 hari lalu

Presiden Jokowi ajak anak panti asuhan belanja baju lebaran di sebuah pusat perbelanjaan di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat, Selasa, 9 April 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Jokowi Ajak Anak Panti Asuhan Belanja Baju Lebaran ke Mall

Presiden Jokowi membelikan total 40 anak panti asuhan baju lebaran.


8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

11 hari lalu

Pemain Al Nassr, Sadio Mane. (Instagram/@alnassr)
8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.


Pendaftaran Beasiswa IISMA Skema Patungan Buka hingga 22 April, Cek Persyaratannya

11 hari lalu

Safira Aulia Pramudita bersama para awardee IISMA Universiti Malaya. Dok. Istimewa
Pendaftaran Beasiswa IISMA Skema Patungan Buka hingga 22 April, Cek Persyaratannya

IISMA co-funding merupakan skema beasiswa dari Kemendikbudristek untuk membiayai mahasiswa Indonesia dengan pendanaan parsial antara mahasiswa dan pemerintah.


Serba-serbi Film Horor The First Omen, Lebih Seram Mana Dibandingkan The Omen 1976?

11 hari lalu

The First Omen. Foto: m.21cineplex.com.
Serba-serbi Film Horor The First Omen, Lebih Seram Mana Dibandingkan The Omen 1976?

Film horor The First Omen telah tayang di bioskop, mengulang kengerian di film The Omen 1976. Lebih horor mana?


Pendaftaran Beasiswa BCA 2025 Dibuka, Terbuka Bagi Siswa SMA dan SMK Berprestasi

15 hari lalu

Logo Bank BCA. wikipedia.org
Pendaftaran Beasiswa BCA 2025 Dibuka, Terbuka Bagi Siswa SMA dan SMK Berprestasi

Apa saja benefit dari beasiswa BCA?


Kementan Buka Beasiswa untuk 3 Ribu Mahasiswa, Kuliah Gratis hingga Biaya Wisuda

15 hari lalu

Ilustrasi beasiswa. Freepik
Kementan Buka Beasiswa untuk 3 Ribu Mahasiswa, Kuliah Gratis hingga Biaya Wisuda

Penerima beasiswa akan mendapatkan benefit mulai dari biaya kuliah, magang, hingga biaya wisuda.


Penembakan Massal di Finlandia, Satu Tewas dan Dua Luka Serius

17 hari lalu

Ilustrasi penembakan. dentistry.co.uk
Penembakan Massal di Finlandia, Satu Tewas dan Dua Luka Serius

Kementerian Pendidikan Finlandia terkejut dengan peristiwa penembakan massal di sebuah sekolah di Vantaa, Finlandia