Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Studi Pemodelan Dampak Perang Nuklir India-Pakistan dan Amerika-Rusia

image-gnews
Rusia meluncurkan kapal selam dengan 20 hulu ledak nuklir yang bisa menghancurkan sebuah kota yang berjarak 9.300 km. Kredit: Vladimir Larionov/TASS
Rusia meluncurkan kapal selam dengan 20 hulu ledak nuklir yang bisa menghancurkan sebuah kota yang berjarak 9.300 km. Kredit: Vladimir Larionov/TASS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi mengungkap lebih dari lima miliar orang--atau sekitar 63 persen populasi di dunia saat ini--akan mati karena kemiskinan dan kelaparan begitu perang nuklir meletus antara Amerika Serikat, Rusia dan para sekutunya. Menurut hasil studi itu, perang tersebut akan menciptakan kebakaran yang meluas di Bumi yang mampu melepaskan hingga 165 juta ton asap kebakaran ke atmosfer. Hasil panenan pangan ekspor dari Amerika dan Rusia pun akan anjlok dan berdampak turunnya produksi kalori global sampai sebesar 90 persen.

Studi itu merupakan yang terkini dalam empat dekade terakhir yang mencoba menggambarkan ancaman dari sebuah perang nuklir. Disebutkan kalau di dunia saat ini ada kira-kira 12.705 hulu ledak nuklir. Rusia dan Amerika Serikat mendominasi dengan kepemilikan, masing-masing, 5.977 dan 5.428. Sedangkan Cina di urutan tiga dengan 350 hulu ledak nuklir diikuti India dan Pakistan di belakangnya yang didata Stockholm International Peace Research Institute mempunyai 160 dan 165.

"Sebuah perang nuklir skala penuh akan menciptakan perubahan iklim yang tak pernah dibayangkan dalam sejarah umat manusia," kata anggota tim peneliti dalam studi itu, Alan Robock, seorang profesor klimatologi di Rutgers University, New Jersey, AS, pada Senin 15 Agustus 2022. Dia menambahkan, "Dalam perang nuklir AS-Rusia, jumlah korban yang mati (karena kemiskinan) di India dan Pakistan sendiri saja sudah akan melampaui korban tewas di kedua negara yang berperang itu."

Efeknya yang paling langsung dari setiap perang nuklir, telah dicontohkan di Hiroshima, Jepang, pada 6 Agustus 1945 lalu. Saat itu satu bom atom saja dari Amerika telah membunuh 140 ribu orang dalam lima bulan pasca bom itu dijatuhkan serta menghancurkan lebih dari 60 ribu dari perkiraan 90 ribu gedung yang ada. 

Nuclear Winter dan 6 skenario perang nuklir

Butuh lebih dari empat dekade kemudian untuk para ilmuwan mulai membahas dampak paling mematikan dan menakutkan dari perang nuklir, bahkan yang skala kecil sekalipun, yang disebut Nuclear Winter. Dalam skenario yang dibuat, debu dan asap radioaktif akan menutupi langit dan menghalangi sinar matahari sampai ke permukaan Bumi. Suhu udara kemudian drop, banyak tanaman pangan ekspor dunia akan mati, menciptakan kemiskinan global dan menghapus kehidupan miliaran manusia.

Untuk memodelkan bagaimana bencana apokaliptik itu akan mempengaruhi kemampuan planet Bumi memelihara kehidupan, Robock dan timnya mengkalkulasi jumlah asap hitam yang akan membubung ke angkasa dari enam skenario potensi perang nuklir. Keenamnya bervariasi mulai dari lima skenario yang berbasis pada perang 'terbatas' antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir, yang akan memproduksi 5,5 sampai 52 juta ton jelaga bergantung skala konflik yang terjadi, sampai perang nuklir global skala penuh melibatkan Amerika Serikat dan Rusia, yang akan membangkitkan kebakaran tak akan menutupi langit dengan 165 juta ton jelaga. 

Nuklir Winter adalah efek perang nuklir skala besar. dailymail.co.uk

Tim kemudian memasukkan bangkitan datanya itu ke Community Earth System Model milik National Center for Atmospheric Research yang merupakan alat simulasi perubahan-perubahan cahaya matahari yang sampai ke permukaan, suhu udara dan presipitasi (hujan). Perubahan-perubahan yang dihasilkan itu lalu dipasok ke Community Land Model, yang memberikan kepada para penelitinya rincian per negara akan perubahan terhadap panenan jagung, padi, kedelai, gandum dan ikan. 

Mengansumsikan perdagangan internasional bakal terhenti dan cadangan sumber daya tak tersedia, para ilmuwan berikutnya menghitung pula bagaimana nuclear winter akan mengurangi kalori makanan yang diprodksi di dunia, juga jumlah orang yang akan kelaparan sebagai dampaknya. Hasilnya didapati kalau dalam skenarionya yang terburuk, yakni terjadi perang nuklir antara Amerika dan Rusia, temperatur di permukaan Bumi akan drop sampai 16 derajat Celsius, atau tiga kali beda suhu Bumi kini dan zaman es yang terakhir, dan lima miliar jiwa melayang. 

Sedangkan dalam skenario perang yang paling ekstrem di Kashmir, produksi kalori global bisa turun 50 persen, menyebabkan kematian dua miliar orang di dunia. 

Amerika Serikat melakukan uji coba penembakan rudal nuklir Trident II. sumber: Reuters / Handout/rt.com

Menurut sederet skenario dan pemodelan yang sudah dilakukan itu, kawasan paling terpukul adalah negara-negara pengimpor pangan di Afrika dan Timur Tengah. Sementara Australia dan Selandia Baru yang relatif paling aman karena akan paling terhindar dari bom-bom yang berjatuhan di belahan Bumi utara dan bisa mengandalkan tanaman gandum yang bisa tumbuh di iklim yang lebih dingin. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Paling penting untuk diketahui adalah jumlah asap yang akan memenuhi atmosfer," kata anggota tim peneliti lainnya, Owen B. Toon, profesor ilmu kelautan dan atmosfer di Laboratory for Atmospheric and Space Physics, University of Colorado Boulder, AS. Dia yang juga satu tim bersama Carl Sagan dalam penelitian 1983 lalu yang memperkenalkan konsep "nuclear winter" kepada publik. 

Menurut Owen, energi yang dirilis dari kebakaran yang terjadi akan 100 sampai 1.000 kali energi yang dilepaskan oleh persenjataannya itu sendiri. "Tidak ada hujan di stratosfer. Jadi ketika asap yang begitu besar sampai di sana, mereka akan tinggal selama bertahun-tahun." 

Pertumbuhan senjata nuklir dan ancamannya

Saat ini, meski jumlah keseluruhan senjata nuklir di dunia telah turun tajam sejak berakhirnya Perang Dingin, tapi jumlah negara yang memilikinya malah bertambah. Sementara, perjanjian damai bilateral antara Amerika dan Rusia juga telah ditinggalkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dan belakangan Amerika juga menolak memperbaruinya karena invasi Rusia ke Ukraina. Belum lagi Cina, menurut analisis Departemen Pertahanan Amerika, berencana menambah persenjataan nuklirnya hingga empat kali lipat menjadi lebih dari 1.000 di akhir dekade ini. 

Rudal balistik jarak menengah DF-26 dapat membawa hulu ledak konvensional dan nuklir. Dong Feng 26 memiliki akurasi di bawah 100 meter. zainkhan.org

Perkembangan itu juga dicatat oleh laporan tahunan terkini Stockholm International Peace Research Institute yang memuat data belanja militer tahunan global mencapai rekor tertinggi pada tahun lalu dengan nilai $2,1 triliun--setelah meningkat tujuh tahun berturut-turut. Laporan itu menyebutkan kalau seluruh negara pemilik kekuatan nuklir sedang meningkatkan persenjataannya, dan kebanyakan mempertajam retorika nuklir dan peran senjata nuklir dalam strategi militer mereka. 

"Jika senjata nuklir eksis, mereka dapat digunakan, dan dunia telah hampir terjadi perang nuklir beberapa kali," kata Robock sambil menambahkan, "Melarang senjata nuklir adalah satu-satunya solusi jangka panjang."

Robock menunjuk usia lima tahun U.N. Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons (yang melarang pengembangan, uji, produksi, menumpuk, menempatkan, memindahkan, menggunakan dan mengancam penggunaan senjata nuklir) telah diratifikasi 66 negara tapi tidak ada di antara mereka 9 negara pemilik kekuatan nuklir ada di dalamnya. "Hasil studi kami membuat jelas kalau ini waktunya untuk sembilan negara itu mendengarkan sains dan suara negara lain di dunia ini agar ikut meratifikasi." 

Hasil studi itu dipublikasikan dalam jurnal Nature yang terbit pada Senin, 15 Agustus 2022. 

LIVESCIENCE

Baca juga:
INUKI Versus BRIN di Obyek Vital Nuklir: dari Temuan BPK sampai Nasib Pasien


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

16 menit lalu

Seorang pria memegang spanduk saat dia melakukan protes di luar Universitas New York, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 23 April 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.


Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

1 jam lalu

Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan kepada anggota militer, petugas pertolongan pertama, dan keluarga mereka pada hari peringatan 22 tahun serangan 11 September 2001 terhadap World Trade Center, di Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson di Anchorage, Alaska, 11 September. 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Tim Joe Biden akan Terus Gunakan TikTok untuk Kampanye Walau Dilarang DPR

Tim kampanye Joe Biden berkata mereka tidak akan berhenti menggunakan TikTok, meski DPR AS baru mengesahkan RUU yang mungkin melarang penggunaan media sosial itu.


Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

3 jam lalu

Petugas kepolisian menahan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.


Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

4 jam lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 26 Oktober 2023. REUTERS/Sarah Silbiger
Antony Blinken Minta Beijing Beri Kesetaraan Kesempatan untuk Pengusaha Amerika di Cina

Antony Blinken menyerukan pada Cina agar memberikan kesempatan yang sama pada para pelaku bisnis dari Amerika Serikat di Cina.


Benjamin Netanyahu Desak Protes Pro-Palestina di Kampus-kampus Amerika Serikat Dihentikan

5 jam lalu

Petugas kepolisian bentrok dengan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Benjamin Netanyahu Desak Protes Pro-Palestina di Kampus-kampus Amerika Serikat Dihentikan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan "masih banyak yang harus dilakukan" untuk menghentikan protes pro-Palestina di kampus-kampus AS.


Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

11 jam lalu

Pesawat Sukhoi SU-57 dilengkapi dengan kemampuan multi-misi, otomatisasi, dan teknologi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara Rusia secara dramatis. Karena peningkatan aerodinamis, Sukhoi Su-57 dapat melakukan perjalanan hingga Mach 2 tanpa afterburner yang memiliki jangkauan hingga 3.500 kilometer dengan kecepatan subsonik. Foto : Twitter
Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.


Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

12 jam lalu

Spyware pegasus. Amnesty.org
Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.


Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

13 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin mengecek persenjataan saat mengunjungi pusat pelatihan Distrik Militer Barat untuk pasukan cadangan yang dimobilisasi, di Wilayah Ryazan, Rusia 20 Oktober 2022. Dihadapkan dengan serangkaian kekalahan dalam perang, Putin bulan lalu mendeklarasikan
Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.


Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

21 jam lalu

Rusia Balas Sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa
Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.


Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

23 jam lalu

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara kepada anggota Dewan Keamanan dalam pertemuan untuk mengatasi situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 April 2024. REUTERS /Eduardo Muno
Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.