"

Atasi Polusi Udara di Perkotaan, Tim Mahasiswa UB Rancang Ekosistem Karbon Biru

Reporter

Editor

Devy Ernis

Rancang Ekosistem Karbon Biru. prasetya.ub.ac.id
Rancang Ekosistem Karbon Biru. prasetya.ub.ac.id

TEMPO.CO, Jakarta -  Tim mahasiswa dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) serta Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB) membuat inovasi guna mengatasi polusi udara di perkotaan dengan merancang ekosistem karbon biru. Para mahasiswa itu adalah Fikri  Ardam, Rara Amerea Sadiidah Hafidoh, Anggita Juy, serta Yudhistira yang dibimbing oleh Bayu Kusuma.

Polusi udara dan cemaran emisi karbon adalah salah satu masalah di kota besar. Tren urbanisasi dan pembangunan transportasi menjadi penyumbang meningkatnya emisi karbon CO2 sebesar 2,9 persen setiap tahun. Ditambah lagi dengan meningkatnya jumlah kendaaan bermotor sebesar 70 persen dalam kurun 10 tahun terakhir menjadi sumber masalah polusi udara di berbagai kota di Indonesia.

Hal ini yang menjadi perhatian tim mahasiswa UB. Mereka membuat gagasan berjudul “Carbon Middle Tube: Strategi Karbon Biru untuk Peningkatan Udara Bersih di Perkotaan dalam Mendukung Climate Action”. Gagasan ini untuk meningkatkan kualitas udara dengan mengurangi cemaran emisi. Ide ini berhasil lolos sebagai penerima insentif dari Kemdikbud Ristek dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2022 dibidang Gagasan Futruistik Tertulis.

Ekosistem Karbon Biru merupakan ekosistem yang memiliki peran carbon sinks atau ekosistem yang dapat menyerap karbon dengan jumlah lebih besar dibandingkan hutan daratan, yakni sebesar 55 persen karbon dunia, dengan contoh padang lamun atau seagrass bed.

“Padang lamun mampu menyimpan 83.000 metrik ton karbon dioksida di udara dalam setiap kilometer persegi. Lebih tinggi jika dibandingkan kemampuan hutan hujan tropis yang menyerap karbon hanya sekitar 30.000 metrik ton/km2”, ujar Fikri dilansir dari laman UB pada Jumat, 26 Agustus 2022.

Ekosistem ini, imbuuhnya, mampu menyerap CO2 dengan mekanisme sekuestrasi yaitu penyerapan karbon dari atmosfer dan penyimpanannya dalam bentuk biomassa seperti daun, batang, akar, serasah, kayu dan bahan organik tanah melalui proses fotosintesis.

Di kawasan perkotaan, jelas mahasiswa FPIK ini, ekosistem karbon biru ideal ditempatkan pada jalan dengan 4 lajur dua arah yang dilengkapi median dan trotoar. “Kolam di media jalan akan terhubung pada kolan di bawah tanah yang dilengkapi dengan terowongan pejalan kaki”, jelasnya.

Tidak hanya ekosistem karbon biru, biota laut lainnya ditempatkan untuk meningkatkan penyerapan karbon seperti terumbu karang, mikoalga, dan rumput laut. Selain itu untuk menambah estetika dari kolam ditempatkan berbagai jenis ikan hias.

Didalam terowongan pejalan kaki ditambahkan fasilitas papan digital sebagai media edukasi, speaker yang akan memainkan alunan suara deburan ombak dan suara-suara khas pantai serta humidifier beraroma mint sehingga tercipta suasana yang menyegarkan.

Melalui ekosistem karbon biru, kelompok ini berharap dapat menyelesaikan masalah terkait polusi udara di perkotaan. “Kami juga berharap adanya peningkatan kualitas udara bersih, jumlah suplai oksigen dan menurunkan kasus penyakit akibat polusi udara, serta mendukung pemerintah dalam penerapan program karbon biru, membantu pemasalah iklim yang menyebabkan global warming,” katanya.

Baca juga: 3 Masalah yang Nadiem Minta Hilangkan di Perguruan Tinggi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.








Telkomsel Gandeng Volta Kurangi Emisi Karbon Sektor Transportasi

2 hari lalu

Telkomsel berkolaborasi dengan Volta untuk mengurangi emisi karbon di sektor transportasi. 21 Maret 2023. FOTO: Telkomsel
Telkomsel Gandeng Volta Kurangi Emisi Karbon Sektor Transportasi

Pelanggan Telkomsel yang membeli motor listrik Volta lite dengan baterai tambahan akan mendapatkan paket kuota data 1 GB/bulan selama 6 bulan.


28 Prodi Universitas Brawijaya Dapat Akreditasi Internasional AQAS

3 hari lalu

Kampus Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur, Senin, 24 November 2014. [TEMPO/STR/Aris Novia Hidayat; ANH2014112508]
28 Prodi Universitas Brawijaya Dapat Akreditasi Internasional AQAS

Sebanyak 28 program studi di Universitas Brawijaya (UB) mendapatkan akreditasi internasional.


Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit

5 hari lalu

Aktivitas pekerja di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, Bandung, 18 Oktober 2017. TEMPO/Amston Probel
Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. atau PGE (kode saham: PGEO) membukukan pos pendapatan baru dari hasil perdagangan karbon atau carbon credit.


Jika Nol Emisi Bersih Tercapai 2050, Indonesia Disebut Dapat Menghemat Hampir USD 4 T

6 hari lalu

Ilustrasi emisi karbon. Pixabay
Jika Nol Emisi Bersih Tercapai 2050, Indonesia Disebut Dapat Menghemat Hampir USD 4 T

Asia Society Policy mencatat Indonesia bisa mengurangi investasi yang dibutuhkan hingga USD 3,8 triliun, jika mempercepat target emisi bersih.


Prevalensi Perokok Pasif Meningkat, Saatnya Lebih Berdaya Ubah Perilaku Normal Merokok Jadi Asosial

6 hari lalu

Petugas menunjukan kadar karbondioksida dalam paru-paru seorang perokok pasif saat di tenda Kekasih (Kendaraan Konseling Silih Asih) Dinas Kesehatan Kota di Bandung, 6 Mei 2018. Tenaga ahli diterjunkan untuk memberikan konseling di tenda ini. TEMPO/Prima Mulia
Prevalensi Perokok Pasif Meningkat, Saatnya Lebih Berdaya Ubah Perilaku Normal Merokok Jadi Asosial

Budaya pekewuh membuat perokok pasif sungkan untuk menegur langsung perokok aktif untuk berhenti merokok di dekat mereka.


Stafsus Menteri PUPR: Indonesia Masih Gunakan Bahan Konstruksi Penghasil Emisi Gas Rumah Kaca

8 hari lalu

Ilustrasi emisi karbon. Pixabay
Stafsus Menteri PUPR: Indonesia Masih Gunakan Bahan Konstruksi Penghasil Emisi Gas Rumah Kaca

Staf Khusus Menteri PUPR Firdaus Ali mengungkap Indonesia masih menggunakan bahan konstruksi penghasil emisi gas rumah kaca.


IQAir 2022: Kualitas Udara Indonesia Membaik tapi Masih yang Terburuk se-Asia Tenggara

8 hari lalu

Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Rabu, 28 September 2022. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyiapkan tiga strategi dan 75 rencana aksi pengendalian polusi udara di wilayah DKI Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
IQAir 2022: Kualitas Udara Indonesia Membaik tapi Masih yang Terburuk se-Asia Tenggara

Lebih dari separuh data pemantauan kualitas udara kota-kota di dunia disumbang oleh masyarakat, bukan negara atau pemerintahan


Semanjung Kampar dan Kerumutan Penyumbang Penurunan Emisi Karbon Di Riau

8 hari lalu

Personel Satgas Kebakaran Lahan dan Hutan Propinsi Riau menyelesaikan pembuatan Kanal Blocking di Desa Rimbo Panjang, Kabupaten Kampar, Riau, 11 Maret 2016. Petugas juga melakukan patroli di daerah rawan kebakaran. ANTARA/Rony Muharrman
Semanjung Kampar dan Kerumutan Penyumbang Penurunan Emisi Karbon Di Riau

Kabupaten Siak dan Pelalawan memberikan kontribusi untuk menurunkan emisi karbon pada ekosistem di Semanjung Kampar dan Kerumutan di Riau.


Semenanjung Kampar dan Kerumutan Riau Miliki Potensi Penyerapan Emisi Karbon yang Besar

9 hari lalu

Kunjungan Media Pada Kontribusi Kabupaten Siak dalam Mendukung Ekosistem di Semenanjung Kampar dan Kerumutan di Kantor Perkumpulan Elang, di Pekanbaru, Senin, 13 Maret 2023. TEMPO/Khumar Mahendra
Semenanjung Kampar dan Kerumutan Riau Miliki Potensi Penyerapan Emisi Karbon yang Besar

Semenanjung Kampar dan Kerumutan di Riau miliki potensi penyerapan emisi karbon cukup besar. kawasan bentang gambut ini seluas 13 juta ribu hektar


Cerita Mahasiswa Universitas Brawijaya Pertukaran Pelajar ke Jepang, Pelajari Bencana Alam

10 hari lalu

Dua mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) yaitu Ifadatul Khoiroh dan Ana Balqis Sholehah, terpilih untuk mengikuti program Student Exchange di Jepang selama 11 hari. Istimewa
Cerita Mahasiswa Universitas Brawijaya Pertukaran Pelajar ke Jepang, Pelajari Bencana Alam

Dua mahasiswa Universitas Brawijaya mengikuti program pertukaran pelajar ke Jepang melalui EBA Minamata Fieldwork Program.