Data yang mereka kumpulkan akan melengkapi observasi lewat satelit dan kapal selam. Data itu juga akan membantu pemodelan es dari es kutub yang dilakukan para pakar, termasuk Wieslaw Maslowski, yang baru saja memprediksi bahwa Samudera Artik akan bebas dari es pada 2013, kata badan survei yang bermarkas di London, Inggris itu dalam keterangan tertulisnya.
Pemanasan global dianggap sebagai penyebab utama mencairnya puncak es kutub yang saat ini terjadi. Meski permukaan laut dikhawatirkan semakin tinggi akibat mencairnya es, sejumlah perusahaan pelayaran dan pertambangan menyambut baik hal itu karena membuka rute laut baru dan menyingkap sumber mineral yang selama ini tertutup es.
Tim ekspedisi ini dipimpin oleh Pen Hadow, Martin Hartley dan Ann Daniels. Hadow dan Daniels adalah penjelajah kutub berpengalaman, sedangkan Hartley seorang fotografer ekspedisi terkemuka. Mereka diterjunkan dari pesawat di atas es sekitar 1075 kilometer dari Kanada utara, Sabtu lalu.
Tim ini akan melakukan perjalanan dengan berski, mulai dari 81Utara 130Barat, melintasi es laut sepanjang 1000 kilometer yang terus bergeser dan terbelah, selama 100 hari dalam temperatur 0 derajat Celsius sampai minus 50 derajat Celsius, kata Catlin Arctic Survey dalam situsnya.
Dalam perjalanan itu mereka harus melakukan jutaan kali pengukuran ketebalan es yang tersisa, menaksir kerapatan dan kedalaman salju yang teronggok di atas es. Mereka juga harus membaca temperatur laut dan cuaca selama itu, kata Catlin.
Tim itu akan mendapat suplai makanan dan perlengkapan setiap 20-25 hari. Menurut rencana mereka akan mengirimkan foto, video dan data menggunakan komunikasi satelit. Perjalanan mereka dapat diikuti dalam situs ekspedisi itu di Catlinarcticsurvey.com.
TJANDRA | AFP