TEMPO.CO, Jakarta - Desita Dwi Rahmatulloh, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjadi wisudawan terbaik dengan meraih IPK 3,93 saat wisuda UNY pada Sabtu, 27 Agustus lalu.
Anak dari penjual lauk pauk itu tak pernah menyangka dirinya bisa meraih gelar sarjana. Musababnya, penghasilan kedua orang tuanya Sugeng Sihono dan Suryani pas-pasan. Untungnya, Desita selalu meraih beasiswa Bidikmisi sejak SD lewat prestasinya yang gemilang.
Sejak lulus dari SMK, Desita bercita-cita untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Sempat gagal di Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri, dia tak patah semangat. “Setelah dinyatakan tidak lolos pada jalur SNMPTN, saya mencoba belajar lebih giat dan dinyatakan lolos SBMPTN pada 2018,” kata Desita dilansir dari laman UNY pada Rabu, 31 Agustus 2022.
Kuliah Sambil Kerja
Gadis kelahiran Sleman, 24 Desember 1999 itu semasa kuliah pernah bekerja paruh waktu untuk mencari uang tambahan. “Saya juga pernah terikat kontrak menjadi penyiar di salah satu radio pendidikan yang berada di Jogja. Hal tersebut menjadi pengalaman yang luar biasa bagi saya untuk belajar banyak hal,” katanya.
Walau bekerja, Desita tetap menjadikan kuliah sebagai prioritas pertama yang harus diselesaikan dengan baik. Untuk metode belajar, Desita berprinsip bahwa belajar bisa dari siapapun dan di mana saja. Ketika merasa kesulitan, alumni SMKN 7 Yogyakarta itu tidak malu bertanya kepada teman-teman yang lebih pandai di bidang tertentu.
Selain itu, dia juga sering membaca buku dan artikel dari media digital. Hal tersebut cukup menambah wawasan sehingga lebih siap menerima materi ketika kuliah berlangsung. Di kelas Desita juga rajin mencatat dan memahami karakter serta metode penilaian dari dosen. Selama kuliah, Desita juga aktif pada unit kegiatan mahasiswa Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi dan Badan Semi Otonom Ilmu Komunikasi.
Ingin Lanjut S2
Warga Sariharjo Ngaglik Sleman tersebut bersyukur dapat belajar dan bertumbuh di lingkungan yang suportif. Kedua orang tuanya juga mendukung pilihan Desita untuk bisa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. "Kami ingin putri kami bisa menempuh pendidikan yang baik karena saya hanya lulusan SMP dan suami saya juga tidak kuliah," ujar ibu Desita, Suryani.
Kepercayaan dari orang tua tersebut menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri Desita. “Orang tua saya tidak pernah menuntut. Namun karena diberi kepercayaan, saya terpacu untuk belajar mandiri dan bertanggungjawab dengan hidup,” papar Desita.
Setamat kuliah Desita berharap dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang S2. Namun, dia mengaku akan bekerja terlebih dahulu untuk bekal finansial ke depannya. Bagi para mahasiswa, Desita berpesan agar tak patah semangat dalam meraih mimpi.
Baca juga: Cerita Astri, Mahasiswa Bidikmisi Undip yang Lulus dengan IPK 3,94
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.