TEMPO.CO, Jakarta - Topan Hinnamnor melewati Korea Selatan pada hari Selasa, 6 September 2022, menyebabkan beberapa orang tewas dan hilang, dan menimbulkan kerusakan parah di kota-kota di pantai timur.
Hingga pukul 18.00, tiga orang dipastikan tewas, dan sembilan hilang, menurut laporan Korea Herald.
Pemerintah Korea Selatan pada Selasa pagi melaporkan satu orang tewas dan dua orang hilang. Namun, pada sore hari, pemerintah memperbarui penghitungan, yang mencakup tiga kematian dan sembilan orang hilang.
Penghitungan resmi diperbarui ketika tujuh orang tambahan dilaporkan hilang di sebuah kompleks apartemen di Pohang, Provinsi Gyeongsang Utara. Orang-orang yang hilang dilaporkan telah memasuki tempat parkir bawah tanah di kompleks apartemen untuk memindahkan kendaraan mereka saat air membanjiri tempat parkir.
Di kompleks apartemen lain di Pohang, seorang wanita berusia 60-an ditemukan tewas saat mencoba memindahkan kendaraannya di tempat parkir bawah tanah.
Di Gyeongju, seorang wanita berusia 80 tahun juga ditemukan tewas, menambah jumlah korban tewas menjadi tiga, pada pukul 6 sore hari Selasa.
Presiden Yoon Suk-yeol dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk mengunjungi Pohang saat pencarian orang hilang terus berlanjut.
Korea Selatan mempercepat penilaian kerusakan yang disebabkan oleh Topan Hinnamnor setelah negara itu bersih dari pengaruh topan itu pada sore hari.
Menurut Administrasi Meteorologi Korea, topan super itu melewati Pulau Jeju pada tengah malam dan mendarat di pantai selatan negara itu pada pukul 4:50 pagi hari Selasa. Topan itu kemudian kembali ke laut pada pukul 07:10.
Pada pukul 9 pagi hari Selasa, Topan Hinnamnor bergerak ke timur laut dengan kecepatan 62 kilometer per jam di dekat Pulau Ulleung, sebuah pulau di sebelah timur Semenanjung Korea. Tekanan atmosfer topan mencapai 965 hektopaskal di pusatnya, dengan kecepatan angin maksimum 37 meter per detik.
Topan Hinnamnor diperkirakan akan melewati pantai timur laut Pulau Ulleung - 330 km dari pulau - sekitar pukul 3 sore dan mendekati area 420 km dari Sapporo, Jepang, pada jam 9 malam.
Topan itu diperkirakan akan melemah lebih lanjut dan menjadi siklon ekstratropis begitu mendekati Sapporo, kata badan cuaca negara bagian itu.
Saat topan menjauh dari negara itu, Korea Selatan juga mencabut peringatan topan di sebagian besar wilayah, dengan beberapa pengecualian di wilayah pesisir pada sore hari, Selasa.
Meskipun pendaratannya cepat, Topan Hinnamnor menurunkan hujan lebat di bagian selatan negara itu, serta di Pulau Jeju.
Antara Sabtu dan Selasa pagi, daerah pegunungan di Jeju memiliki akumulasi curah hujan 1.058 milimeter. Gyeongju, Provinsi Gyeongsang Selatan, juga memiliki curah hujan 447,5 mm, diikuti oleh 418,2 mm di Pohang, Provinsi Gyeongsang Utara. Ulsan juga memiliki curah hujan 385,5 mm.
Badan Pemadam Kebakaran Nasional mengatakan 13 orang telah diselamatkan dari sembilan kecelakaan yang terjadi di bawah pengaruh Topan Hinnamnor.
Sebanyak 66.341 rumah mengalami pemadaman listrik, dan sekitar 45 persen di antaranya telah pulih, menurut Korea Electric Power.
Topan Hinnamnor sebelumnya diperkirakan menjadi salah satu topan terkuat yang pernah dialami Korea Selatan. Dalam hal tekanan atmosfer, Topan Hinnamnor berada di peringkat ketiga dengan 955 hpa, mengikuti Topan Maemi dengan 955 hpa.
Dalam hal kecepatan angin maksimum, Topan Hinnamnor, bagaimanapun, berada di urutan kedelapan dengan kecepatan angin maksimum 37,4 meter per detik, jauh lebih rendah dari 51,1 mps Maemi.
KOREA HERALD
Baca:
Korea Selatan Hadapi Serangan Dahsyat Topan Hinnamnor, Begini Karakteristiknya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.