TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat negara kompak menganggap data yang dibocorkan, bahkan berusaha diperjual belikan, belakangan ini hanya bersifat umum. Data disebutkan sudah kerap diberitakan, dan karena masyarakat diminta tenang serta tak khawatir oleh aksi-aksi pelaku yang menamakan dirinya Bjorka tersebut.
"Di rapat dibicarakan bahwa memang ada data-data yang beredar salah satunya oleh Bjorka, tapi bukan data-data spesifik dan bukan data-data ter-update," kata Menteri Kominfo Johnny G. Plate usai rapat di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 12 September 2022.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD yang mengatakan data yang berhasil dibobol Bjorka bukanlah rahasia negara. Menurut dia, kasus tersebut belum membahayakan negara karena data-data yang dibocorkan kepada publik justru merupakan hal-hal yang sudah diberitakan di koran-koran.
Adapun Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian meminta masyarakat untuk tetap tenang atas dugaan kebocoran data yang terjadi di internet belakangan ini. Pasalnya, kata dia, sejauh ini tidak ada sistem elektronik yang terganggu. "Maka itu masyarakat kami harapkan tenang saja," katanya.
Ketiganya bicara terpisah usai mengikuti rapat terbatas di Istana Presiden, Senin 12 September 2022, membahas aksi-aksi Bjorka yang membuktikan lemahnya perlindungan data di Tanah Air. Terkini, pada Selasa pagi 13 September 2022, giliran data pribadi milik Machfud.
“Apa kabar Pak Mahfud Md? Anda yakin tidak ada database penting yang bocor ?” cuit Bjorka pada tertanggal 13 September 2022. Dia memperlihatkan tangkapan layar yang berisi data diri Mahfud, seperti nomor telepon, NIK, Nomor Kartu Keluarga, alamat pekerjaan, pendidikan, agama, golongan darah, status pernikahan, status dalam keluarga, nama ibu, nama ayah serta data vaksin dan booster Covid-19.
Bjorka. Istimewa
Mahfud telah menanggapinya dengan mengulang kembali pernyataannya kalau data tersebut dianggapnya bukan rahasia. "Bisa diambil dan dilihat di Wikipedia (Google), di sampul belakang buku-buku saya, di LHKPN KPK. Data pribadi saya terbuka, tak perlu dibocorkan,” katanya lewat akun pribadi di Twitter.
Mahfud bukan pejabat pertama yang 'dikerjai' Bjorka. Untuk pagi ini, Bjorka juga membuka data pribadi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan. Sehari sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang jadi sasarannya. Sebelumnya lagi adalah data pribadi Johhny G. Plate.
Dimintai komentarnya, pengamat keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya, menyatakan prihatin dengan pernyataan para pejabat negara itu. Dia tak setuju data pribadi seperti nomor telepon, NIK, nama orang tua dan alamat lengkap, sampai terumbar seperti yang terjadi belakangan.
“Cukup menyedihkan sih kalau itu dianggap sebagai data umum,” tulisnya lewat pesan singkat, Selasa 13 September 2022.
Menurut dia, pemilik data harus segera mengubah kata kunci jika mengetahui data kredensial miliknya bocor. Atau jika akun tersebut sudah mengaktifkan perlindungan two factor authentication (TFA), maka akun tersebut masih relatif aman meskipun kredensialnya bocor.
Tetapi, Alfons menambahkan, jika data yang bocor adalah data lain yang sifatnya rahasia seperti data kependudukan atau data pribadi yang sangat rahasia. “Satu-satunya hal terbaik yang dapat dilakukan adalah berdoa kepada Tuhan YME supaya datanya yang sudah bocor dan tersebar itu tidak disalahgunakan,” kata dia.
Ia juga berharap pengelola data yang bocor tersebut kembali ke jalan yang benar dengan mengelola data secara bertanggung jawab. "Karena Big Data itu adalah amanah dan bukan berkah," kata dia.
Baca juga:
Bjorka Mengacak-acak Data di Indonesia, Kaspersky Jelaskan Risiko Informasi yang Bocor
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.