TEMPO Interaktif, Arlington:Gamburtsev bukanlah pegunungan yang baru saja ditemukan. Sejumlah peneliti Rusia telah mendeteksi pegunungan subglacial itu untuk pertama kalinya lebih dari 50 tahun lampau dan menamainya dengan nama geofisikawan Rusia, Grigory Gamburtsev. Namun, ekspedisi pada 1958 itu hanya menemukan 10 titik pegunungan itu tanpa data mendetail. Proyek Radio Echo Sounding yang digelar tim gabungan dari Scott Polar Research Institute dari Inggris, National Science Foundation, dan Technical University of Denmark pada 1974 juga tak membuahkan hasil yang lebih mendetail. Ukuran dan bentuk Gamburtsev tetap menjadi misteri. "Ketika kami sampai di hamparan es itu, kami tahu di sana ada kawasan yang berpotensi menjulang ke atas, tapi kami tak punya gagasan bagaimana rupanya," kata Fausto Ferraccioli, geofisikawan di British Antarctic Survey yang memimpin tim Inggris dalam proyek pemetaan internasional AGAP. "Kini kami mengetahui bahwa pegunungan ini tak hanya memiliki jajaran seukuran Alpen, tapi juga terlihat seperti pegunungan Eropa itu, lengkap dengan lembah dan puncaknya." Pegunungan Gamburtsev diperkirakan sebagai tempat kelahiran lapisan es yang kini menguburnya. Pegunungan seluas 1.200 kilometer persegi ini terletak di pusat benua Antartika, jauh dari udara laut yang hangat, dan puncak tertingginya mencapai 3.400 meter di atas permukaan laut. Ini berarti sekitar 35 juta tahun lalu, ketika lapisan es mulai terbentuk, temperatur di jajaran pegunungan itu sudah teramat dingin. Sampai saat ini masih belum jelas seberapa cepat es menyebar ke seluruh benua, serta apakah lapisan es itu yang membentuk lanskap yang bergelombang itu ataukah puncaknya yang pertama kali terbentuk. Jika lapisan es itu terbentuk perlahan, pakar gletser seharusnya melihat dataran tinggi membulat di tempat es mengikis batuan, tetapi survei AGAP tak menemukannya. Ini mungkin mengindikasikan bahwa es tumbuh amat cepat, dan mengawetkan lanskap Alpine purba di bawah lapisan es setebal 4.000 meter. "Di sisi lain, kita tidak dapat mengabaikan kemungkinan bahwa aliran sungai dan gletser menggerus lembah yang curam ketika lapisan es terbentuk," kata Ferraccioli. TJANDRA | BAS | NEWSCIENTIST | NSF