TEMPO.CO, Jakarta - Kata hacker atau peretas agaknya makin familier belakangan ini, karena sosok misterius Bjorka. Namun, aktivitas penyusupan sistem jaringan digital juga dilakukan oleh cracker.
Apa itu cracker?
Mengutip publikasi Sejarah Hacker dan Cracker, cracker sebutan untuk mereka yang masuk dalam sistem jaringan komputer orang lain. Cracker bersifat merusak, biasanya membuat jalan pintas kata sandi (password) atau lisensi program komputer. Cracker juga mencuri data atau pembobolan dilakukan untuk menunjukkan kelemahan keamanan sistem.
Cracker biasanya memanfaatkan peranti orang lain dan merusak sistem data yang dimanfaatkan itu untuk mencuri data. Fenomena cracker belakangan memang mencemaskan, karena menggunakan keahliannya untuk melakukan kejahatan. Mengutip publikasi Modus Operandi Tindak Pidana Cracker Menurut Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, cracker dengan aktivitasnya mempunyai sejarah panjang.
Berdasarkan catatan situs pemerintah Indonesia pertama kali mengalami serangan cracker pada 1997 sebanyak lima kali, yaitu pada 19 Januari, 10 Februari, 24 April, 30 Juni dan 30 November. Pada tahun yang sama situs NASA (5 Maret), UK Conservative Party (27 April), dan Spice Girls (14 November) juga diserang cracker.
Beda cracker dan hacker
Belakangan aktivitas peretasan makin disoroti karena aksi sosok misterius Bjorka yang dianggap sebagai hacker. Sebelum dikategorikan buruk, dahulu kata hacker mulanya muncul bermakna positif untuk menyebut seorang yang mempunyai keahlian di bidang komputer dan bisa membuat program yang semakin baik.
Mengutip publikasi Sejarah Hacker dan Cracker, hacker atau peretas sebutan untuk orang-orang yang memberikan sumbangan kemampuan bermanfaat terhadap jaringan komputer. Orang yang mampu membuat program kecil dan membagikannya di Internet. Mereka juga mempelajari, menganalisis, memodifikasi, menerobos masuk ke dalam komputer dan jaringannya.
Seiring zaman, hacker memasuki dunia maya bukan hanya berbekal pengetahuan atau teori tentang sistem. Hacker melengkapi diri dengan peranti lunak pembantu, salah satunya Nmap.
Mengutip publikasi Di Balik Kisah-Kisah Hacker Legendaris, Nmap peranti yang mampu memetakan jaringan dan menemukan host yang menyala. Peranti itu juga menemukan layanan yang tersedia, misalnya web server atau mail server, hingga sistem operasi yang berjalan di jaringan. Seperti banyak perangkat yang dibuat, Nmap bisa digunakan untuk hal positif maupun negatif.
Baca: Hacker Mengaku Bobol 102 Juta Data dari Kemensos, Bukan Bjorka?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.