TEMPO.CO, Bandung - Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan, telah terjadi erupsi Gunung Ili Lewotolok di Lembata, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis malam ini, 15 September 2022, pukul 21.09 WITA. Tinggi kolom abu tidak teramati tapi, Eko menambahkan, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 21 mm dan durasi kurang lebih 39 detik.
“Letusan disertai dentuman sedang hingga kuat,” kata dia, dalam keterangannya, Kamis.
Badan Geologi saat ini masih mempertahankan status aktivitas Level III untuk Gunung Ili Lewotolok. Adapun rekomendasi yang diberikan adalah agar masyarakat di sekitar gunung tersebut tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Ili Lewotolok, radius 3,5 kilometer untuk sektor tenggara, serta radius 4 kilometer pada sektor timur dan timur laut.
“Masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau Kawah Gunung Ili Lewotolok,” kata Eko.
Badan Geologi juga meminta warga setempat mengantisipasi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan lainnya. Untuk itu warga diminta menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Seorang pengendara bermotor berlatar Gunung Ili Lewotolok yang masih mengeluarkan material vulkanik di Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, NTT, Rabu 2 Desember 2020. Berdasarkan laporan dari pos pemantauan Gunung Ili Lewotolok aktivitas gunung api masih fluktuatif, artinya erupsinya masih terus terjadi dengan intensitas sedang dan tinggi. ANTARA FOTO/Kornelis Kaha.
Badan Geologi juga memberi peringatan dini bahaya banjir lahar. Ini karena abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ili Lewotolok. "Masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar terutama saat musim hujan,” kata Eko.
Gunung Ili Lewotolok erupsi terakhir kali pada November tahun lalu. Letusan pada tengah hari itu teramati mengirim kolom abu putih hingga kelabu setinggi 2.000 meter di atas puncak gunung dengan ketinggian 3.423 meter di atas permukaan laut itu. Erupsi saat itu terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35,5 mm dan durasi kurang lebih dua menit 16 detik.
Baca juga:
PVMBG: Gunung Marapi Berpotensi Erupsi Freatik, tapi Masih Waspada
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.