TEMPO.CO, Jakarta - Institut Teknologi Bandung (ITB) akan mempertahankan jalur peminatan terkait dengan keluarnya aturan baru tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Diploma dan Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri dalam Peraturan Menteri Nomor 48 Tahun 2022. “Jalur peminatan akan tetap dipertahankan karena jalur ini merupakan sumbangsih ITB kepada berbagai bidang keilmuan yang menurut ITB merupakan bidang strategis nasional,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Naomi Haswanto, Kamis 15 September 2022.
Jalur peminatan di ITB merupakan program yang hanya diselenggarakan pada jalur penerimaan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Calon mahasiswa dapat memilih langsung salah satu program studi di ITB. Sementara di jalur reguler, pemilihan program studi baru bisa dilakukan setelah tahun pertama mahasiswa mengikuti masa tahap persiapan bersama atau TPB.
Jalur peminatan itu juga memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa ITB yang memiliki keinginan kuat terhadap program studi tertentu. Pada 2022 misalnya, ada 18 program studi peminatan yang dibuka. “Pembentukan jalur lain masih dalam pertimbangan dengan hati-hati, karena ITB tidak ingin membuat sistem penerimaan mahasiswa baru yang semakin rumit,” ujar Naomi.
Selain itu ITB menimbang soal syarat khusus selain portofolio pada seleksi nasional berdasarkan tes. Berdasarkan hasil kajian bersama perguruan tinggi negeri seluruh Indonesia, ada program studi yang membutuhkan dasar-dasar di bidang sains IPA dan Sosial juga seni, namun ada juga program studi yang tidak secara spesifik membutuhkan hal tersebut. “Program studi di ITB seluruhnya membutuhkan dasar-dasar khususnya di bidang sains dan seni,” kata Naomi.
Dalam seleksi nasional berdasarkan prestasi, penilaian didasarkan nilai rata-rata keseluruhan dan nilai mata pelajaran pendukung. Saat ini ITB sedang melakukan pemetaan antara mata pelajaran pendukung dengan program studi yang ada di ITB. “ITB masih menunggu petunjuk pelaksanaan yang lebih rinci, dan akan menjelaskan kepada publik secepatnya. Khusus Fakultas Seni Rupa dan Desain, syarat portofolio akan tetap ada,” ujarnya.
Terkait wacana penyelenggaraan seleksi mandiri secara bersama, ITB sedang menjajaki peluang untuk bekerjasama dengan perguruan tinggi negeri lain. Tujuan dari kerjasama itu adalah membuat proses menjadi lebih sederhana bagi siswa, mengurangi peluang ada kursi yang kosong karena siswa diterima di berbagai PTN, dan dapat mengelola mekanisme seleksi lebih komprehensif.
Dengan mekanisme penyelenggaraan seleksi mandiri bersama, ITB meyakini sistem ini akan menjamin akutabilitas proses seleksi. Alasannya karena perguruan tinggi negeri yang terlibat menggunakan data yang sama walau dengan mekanisme seleksi yang berbeda.
“Dalam hal perubahan mekanisme seleksi mahasiswa baru PTN yang akan berubah di tahun 2023, hal yang paling penting bagi ITB adalah menjaga ketenangan para siswa untuk tetap belajar, tetap berusaha secara terbaik dengan persiapan-persiapan yang sekarang dilakukan,” kata Naomi.
ITB, menurut Naomi, akan tetap terus memberikan masukan terhadap mekanisme seleksi dan menjamin pendaftar akan mendapatkan proses seleksi yang adil. ITB berharap masyarakat luas, khususnya siswa dan orang tua siswa, tetap tenang dan tetap berusaha yang terbaik.
ANWAR SISWADI
Baca juga: Nadiem Ubah Aturan Masuk PTN, Rektor Unair: Lintas Jurusan Perlu Ditinjau Ulang
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.