TEMPO.CO, Jakarta - Perubahan aturan masuk perguruan tinggi negeri oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim membuat sejumlah lembaga bimbingan belajar (bimbel) putar otak agar dapat menyesuaikan perubahan tersebut. Kepala Bidang Pendidikan Nurul Fikri di Jalan Agus Salim Bekasi, Chandra Kusuma, menjelaskan bahwa lembaganya menyiapkan strategi dengan menambahkan porsi materi dan try out soal skolastik.
“Kami memfokuskan penambahan materi pada tes potensi skolastik (TPS) dengan mengurangi pertemuan pada mata pelajaran atau tes akademik. Sehingga tidak bena-benar menghilangkan materi kemampuan akademik sama sekali.” kata Chandra kepada Tempo pada Rabu, 14 September 2022.
Chandra mengatakan pihaknya tetap akan memberikan materi dari sejumlah mata pelajaran sebagai latihan untuk siswa kelas XII. Hanya saja jumlah pertemuan mata pelajaran Saintek atau Soshum akan dikurangi. Menurut dia, pembelajaran materi akademik masih dibutuhkan untuk persiapan siswa yang akan mengikuti jalur mandiri. Adapun Kementerian Pendidikan menghapus tes akademik dari jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan mengganti sepenuhnya dengan tes skolastik.
Meski begitu Chandra mengaku tak khawatir aturan baru Nadiem bakal menggerus pendapatan lembagannya. Sebab, Chandra mengatakan jalur yang menghilangkan materi akademik hanya SBMPTN saja. Sedangkan untuk jalur lain yakni prestasi dan mandiri masih diperlukan kemampuan akademik.
"Apalagi kini jalur prestasi berdasarkan rapor menganggap semua mata pelajaran penting, karena semua mata pelajaran kini masuk perhitungan 50 persen," ujarnya.
Adapun Nuruf Fikri, kata Chandra, memiliki paket bimbel untuk persiapan ujian masuk perguruan tinggi negeri. Untuk siswa kelas XII, harga paket bimbel selama setahun mencapai Rp 10.360.000. Harga tersebut sudah termasuk biaya bimbingan online.
Namun, jika siswa ingin menambah jam konsultasi, dikenakan biaya tambahan. Paket tambahan chat konsultasi untuk 50 sesi mencapai Rp 700 ribu, sedangkan untuk 100 sesi Rp 1,3 juta. Setiap sesi dibatasi hanya 30 menit.
Chandra mengatakan saat ini lembaganya memiliki jumlah siswa mencapai 5 ribu orang di seluruh cabang Nurul Fikri. Jumlah itu, menurut dia, hanya jumlah siswa yang mengikuti les secara offline. "Jadi, menurut saya peran lembaga bimbingan belajar masih punya tempat tersendiri di masyarakat," ujarnya.
Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim mengatakan salah satu alasan dia mengubah teknis masuk perguruan tinggi negeri adalah agar seleksi masuk PTN lebih inklusif dan transparan. Dia menilai, banyaknya materi akademik yang diujikan membuat siswa terbebani dan harus mengikuti bimbingan belajar. Orang tua merogoh kocek dalam hingga puluhan juta untuk ikut bimbel agar anaknya bisa meraih program studi di kampus ternama.
Namun, siswa yang tidak mampu secara ekonomi tak bisa mengikuti les atau bimbingan belajar. Hal itu, kata Nadiem, menimbulkan kesenjangan dan diskriminasi terhadap siswa.
Adapun lembaga bimbingan Inten mengaku masih akan menggunakan metode pengajaran yang sama. Faiz Al-Haq, salah seorang pengajar di Inten di Jalan Raya Kalimalang, Bekasi mengatakan lembaganya akan tetap akan menyampaikan materi pembelajaran meliputi teori dan konsep-konsep dasar akademik. Hal itu, kata dia, dilakukan agar siswa mempunya bekal akademik ketika memulai perkuliahan di awal semester.
Zahrani Jati Hidayah
Baca juga: Lembaga Bimbel Kritik Nadiem Soal Aturan Baru Masuk PTN
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.