Sebagai contoh sederhana, saat Tempo mengikuti workshop yang diadakan perusahaan solusi keamanan Kaspersky Lab di Bandung, yang masih berlangsung sampai hari ini, semua flashdisk yang dimiliki wartawan ternyata terjangkit virus. Anehnya, kebanyakan wartawan kurang menyadari dan membiarkan masalah tersebut.
"Dampaknya bisa macam-macam," kata Ary Pryanto, Product Manager Optima Solusindo Informatika, distributor antivirus Kaspersky. Selain mengganggu
sistem komputer, penyakit itu juga dapat dimanfaatkan untuk mencuri data dan informasi penting milik pengguna.
Namun penyebaran virus via perangkat penyimpanan bergerak hanyalah satu dari beberapa ancaman lain. Pada tahun ini pengguna komputer juga mesti mewaspadai serangan virus dan infeksi melalui situs web. Spesialis Kaspersky menemukan, satu dari 50 hingga 300 situs web adalah sumber penyebaran infeksi.
Para penulis virus rupanya berhasil memodifikasi program jahat sehingga bisa diunduh dari situs secara tak sengaja. Di sisi lain, banyak pula situs-situs terpercaya namun telah menjadi penyebar malware.
Kondisi ini, kata Nathan Wang, Direktur Teknologi Kaspersky Lab Asia Pasifik, sangat membahayakan di tengah tingginya penggunaan Internet untuk melakukan kegiatan perbankan dan keuangan. "Saat ini tiap dua detik lahir malware baru, sehingga kita pun tak sempat lagi berkata wow," katanya.
Untuk menghadapi persoalan tersebut, Kaspersky Lab menawarkan berbagai solusi keamanan, mulai dari level konsumer sampai enterprise. Di antaranya adalah Kaspersky Antivirus 2009, Kaspersky Internet Security 2009, Kaspersky Antivirus for Windows Server dan Workstations, sampai Kaspersky Mobile Security.
Menurut Nathan, meskipun masih banyak yang memandang sebelah mata pada ancaman keamanan pada ponsel pintar, risikonya semakin besar akhir-akhir ini. Selain serangan virus, ponsel pintar juga terancam oleh spam, pesan tak diinginkan, sampai virus berbahaya. "Kami mencatat ada 700 sampai 750 signature malware yang melanda ponsel pintar saat ini," katanya.
DEDDY SINAGA