TEMPO.CO, Bukittinggi - Jam Gadang di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, menjalani kalibrasi mengikuti standar waktu nasional. Sinkronisasi penanda waktu yang menjadi ikon dan pusat Kota Bukittinggi itu dilakukan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG) bersama pemerintah kota setempat, Selasa 20 September 2022.
Kepala BMKG Padang Panjang, Suaidi Ahadi, mengatakan Jam Gadang sekaligus menjadi salah satu rujukan bagi masyarakat Bukittinggi khususnya untuk melihat dan menyamakan tanda waktu. "Untuk itu standar waktu di Jam Gadang harus selalu merujuk ke standar nasional, sehingga kami lakukan sinkronisasi,” katanya.
Ia menyampaikan bahwa untuk sinkronisasi waktu, masyarakat juga dapat mengakses www.jam.bmkg.go.id. Dalam laman itu berdetak jam di tiga zona waktu di Indonesia (WIB, WITA dan WIT), juga UTC (Universal Time Coordinated) atau GMT (Greenwich Mean Time) sebagai standar waktu utama di dunia.
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, mengatakan Jam Gadang generator kota itu. "Semua orang memperhatikan Jam Gadang sebagai magnet dan juga tentunya penanda waktu terbesar di Sumbar," katanya.
Ia menambahkan, sinkronisasi tanda waktu Jam Gadang akan diikuti oleh masyarakat khususnya Satuan Kerja Perangkat Daerah agar tidak terjadi kesalahan dalam operasi kerja. "Kami setting ulang nanti semua, termasuk petugas di Jam Gadang juga harus rutin melakukan pengecekan,” ujar Ermanko.
Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, bersama petugas BMKG saat kalibrasi tanda waktu Jam Gadang sesuai standar nasional pada Selasa 20 September 2022. Jam Gadang merupakan penanda waktu terbesar sekaligus tujuan utama wisatawan ke Bukittinggi, Sumatera Barat. ANTARA/Alfatah
Monumen Jam Gadang, yang tingginya 26 meter, dirancang oleh arsitek berdarah Minang bernama Jazid Sutan Maruhun bersama Rasid Sutan Gigi Ameh. Monumen selesai dibangun pada 1926. Ketika itu Sekretaris Kota Rook Maker mendapat hadiah berupa jam berukuran besar dari Ratu Belanda, dan kemudian memerintahkan pembuatan bangunan untuk menopangnya.
Meski didatangkan dari Belanda, jam itu dibuat di Jerman. Baja penopang mesinnya bertuliskan "Recklinghausen-1926". Recklinghausen adalah nama satu distrik di Jerman.
Mesin Jam Gadang terdiri atas roda bergerigi yang saling terhubung dan disangga oleh pelat besi. Mesin jam, yang terlindung dalam lemari kaca, terhubung dengan lonceng besar menggunakan kawat baja.
Baca juga:
Pertalite Lebih Boros Pasca-naik Harga? Dosen ITB Ungkap Masalahnya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.