TEMPO.CO, Jakarta - Piala Dunia tak lengkap rasanya tanpa maskot yang biasanya menunjukkan kekhasan tuan rumah. Selaku tuan rumah Piala Dunia U-20, Indonesia memiliki badak bercula satu bernama Bacuya sebagai maskot pertandingan empat tahunan ini.
Dikutip dari Antara, Bacuya merupakan singkatan dari Badak, Cula, dan Cahaya. Maskot ini diperkenalkan pertama kali ke publik dalam acara Car Free Day di Jakarta pada Minggu, 18 September 2022 dengan mengenakan seragam tim nasional Indonesia berwarna merah dan putih.
Kendati menjadi maskot gelaran akbar dalam dunia sepak bola, ternyata badak jawa cula satu memiliki beberapa fakta menyedihkan di alam liar. Mulai dari populasi yang cenderung menuju kepunahan hingga kehilangan habitat.
4 Fakta Menyedihkan Badak Jawa Cula Satu
1. Badak Jawa Terancam Punah
Saat ini, badak jawa hanya dapat ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten. Bahkan, tidak ada kebun binatang di seluruh dunia yang memiliki koleksi hewan ini.
Di alam liar, populasi hewan bernama latin Rhinoceros sondaicus diperkirakan hanya tersisa sekitar 75 atau 76 ekor. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaporkan kelahiran alami badak jawa terakhir kali tercatat pada bulan April dan Juni 2021.
Kendati mengalami pertambahan populasi, meskipun tidak signifikan, International Union for Conservation of Nature alias IUCN mengategorikan badak jawa sebagai spesies kritis atau terancam punah (critically endangered). Bahkan, sampai saat ini, badak jawa termasuk 25 spesies prioritas utama konservasi Pemerintah Indonesia.
2. Tanaman Langkap, Ancaman Alami Badak Jawa
Penelitian Dosen Institut Pertanian Bogor alias IPB, Haryanto, pada tahun 1997 mengungkapkan bahwa tanaman langkap merupakan penyebab alami penurunan populasi badak jawa di alam liar.
Terbaru, hasil reportase Antara pada tahun 2022 juga menemukan hal yang serupa. Tanaman langkap dikenal memiliki tajuk berukuran raksasa yang dapat menghalangi sinar matahari untuk menembus dasar hutan. Alhasil, tumbuhan-tumbuhan dasar yang biasa digunakan sebagai pakan alami badak jawa tidak bisa berkembang dan semakin berkurang jumlahnya.
Dengan kata lain, apabila sumber dan pakan badak berkurang, maka besar kemungkinan populasi badak jawa juga akan merosot.
3. Ulah Manusia Masih Menghantui
Selain ancaman alami, tidak dimungkiri bahwa manusia kerap kali menjadi tokoh penyebab kepunahan spesies lain, tak terkecuali badak jawa. Antara melaporkan bahwa ulah manusia ini biasanya berupa tindakan perburuan ilegal ataupun pencabutan kartu memori pada beberapa kamera pengintai sehingga populasi dan kelestarian badak jawa tidak dapat diidentifikasi.
Kendati demikian, Tim Monitoring Badak Jawa dari pemerintah menyebut bahwa tidak ditemukan badak jawa yang mati akibat perburuan liar selama dua dekade terakhir. Belakangan, badak jawa mati sebab faktor umum, seperti usia ataupun penyakit.
4. Masa Kehamilan Lama dan Kawin Sedarah
Sebagai mamalia besar, badak jawa memang dikenal memiliki masa kehamilan yang cukup lama. Dilansir dari laman resmi World Wide Fund for Nature, badak jawa diprediksi memiliki masa kehamilan mencapai 480 hari. Kemudian, 4 - 5 tahun berikutnya, badak jawa baru dapat mengandung kembali.
Tak hanya masa subur yang lama, hasil reportase Antara juga menemukan bahwa terdapat dugaan kawin sedarah badak-badak jawa di alam liar. Akibatnya, beberapa anak badak jawa ditemukan cacat, seperti ekor yang tidak menjuntai dan telinga yang terlipat.
"Kalaupun jumlahnya banyak, tetapi genetiknya satu keturunan yang sama, maka akan sama saja bahwa badak jawa sangat terancam dari kepunahan,” ujar Harini Muntasib, Guru Besar IPB, kepada Antara.
Itulah empat fakta menyedihkan di balik pemilihan badak jawa bercula satu sebagai maskot Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Baca: Badak Bercula Satu Jadi Maskot Piala Dunia U-20, Bagaimana Jumlah Populasinya Saat Ini?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.