TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah kepribadian perkembangan dalam studi sosialisasi yang muncul di Amerika Serikat pada 1930-an. Secara teori menggabungkan unsur-unsur psikologi, antropologi, dan sosiologi. Mengutip Encyclopedia, sekolah budaya dan kepribadian berfokus pengembangan individu.
Tujuan sekolah kepribadian
Tipe kepribadian dibuat dalam sosialisasi dan menempatkan penekanan khusus praktik membesarkan anak seperti makan, menyapih, dan pelatihan toilet. Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah diartikan sebagai bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar, tempat menerima dan memberi pelajaran.
Kepribadian diartikan kombinasi dari karakteristik fisik dan mental yang stabil memberikan identitas individu. Mengutip publikasi Pengaruh Kepribadian dan Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior Guru Sekolah Menengah Atas Negeri di Kecamatan Bekasi Utara, Bekasi, istilah kepribadian menggambarkan sifat khas mengacu cara individu menghadapi kehidupan.
Kepribadian identik dengan karakter, maka erat kaitan nilai perilaku yang universal. Itu meliputi seluruh aktivitas manusia dalam berhubungan dengan Tuhan, dirinya, sesama manusia, maupun lingkungan. Terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Sekolah kepribadian merupakan tempat pendidikan nonformal yang mengajarkan banyak hal terkait dengan kehidupan sehari-hari. Adapun khususnya cara bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Baca: Pendidikan Karakter, Bagaimana Asal-usul hingga Perkembangannya?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.