Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

7 Penelitian Konyol yang Meraih Penghargaan Ig Nobel 2022

Reporter

Editor

Erwin Prima

image-gnews
Penelitian tentang kenapa bebek berenang dalam formasi satu baris memenangkan Hadiah Ig Nobel bidang Fisika 2022. YouTube
Penelitian tentang kenapa bebek berenang dalam formasi satu baris memenangkan Hadiah Ig Nobel bidang Fisika 2022. YouTube
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ig Nobel yang tak sepopuler Nobel asli terinspirasi dari majalah sains humor Annals of Improbable Research. Ig Nobel merupakan sebuah parodi penghargaan Nobel yang mengkhususkan pada hasil penelitian yang awalnya membuat masyarakat tertawa, namun akhirnya membuat mereka berpikir dan kritis.

Penganugerahan biasanya dilakukan di kampus Harvard University, namun beralih online sejak 2020 karena pandemi Covid-19. Sesuai tradisinya, para pemenang Ig Nobel akan menerima lembar uang kertas 10 triliun dolar Zimbabwe cetakan 2008 yang sudah tidak diedarkan lagi.

Berikut tujuh penelitian konyol yang memenangkan penghargaan IG Nobel:

Sejarah Seni: Enema Maya kuno

Peter de Smet dan Nicholas Hellmuth menulis “A Multidisciplinary Approach to Ritual Enema Scenes on Ancient Maya Pottery” tahun 1986. Makalah ini diadaptasi dari disertasi doktoral de Smet dan berfokus pada tembikar polikrom dari periode Maya klasik akhir (600-900 M). Adegan istana, permainan bola, pesta berburu, dan tarian yang berhubungan dengan pengorbanan manusia (melalui pemenggalan kepala) biasanya dilukis pada tembikar jenis ini, tetapi 55 tahun yang lalu, para sarjana menemukan satu guci Maya yang menunjukkan pemberian enema. Enema adalah prosedur pemasukan cairan ke dalam kolon melalui anus. Suku Maya diketahui memberikan obat enema, tetapi adegan tembikar menunjukkan bahwa mereka mungkin juga menggunakan enema yang memabukkan dalam sebuah ritual.

Kardiologi Terapan: menyinkronkan hati dengan gebetan Anda

Eliska Prochazkova, Elio Sjak-Shie, Friederike Behrens, Daniel Lindh, dan Mariska Kret menemukan bukti yang menunjukkan bahwa saat dua pasangan romantis baru bertemu untuk pertama kalinya, mereka akan merasakan ketertarikan dan detak jantung yang sinkron. Kemudian, mereka menerbitkan temuannya pada November 2021. Prochazkova mengatakan dia tidak kesulitan menemukan kecocokan di aplikasi kencan, tetapi sering kali tidak merasakan percikan itu ketika mereka bertemu di kehidupan nyata. Dia melakukan observasi dengan orang-orang pada kencan buta dan mengukur reaksi fisiologis mereka, kemudian menemukan cinta pada pandangan pertama itu benar-benar tergantung, pada bagaimana seseorang mendefinisikan cinta. 

Prochazkova, seorang peneliti di Universitas Leiden di Belanda, mengatakan lewat email kepada Associated Press. “Apa yang kami temukan dalam penelitian kami adalah bahwa orang dapat memutuskan keinginan berkencan dengan sangat cepat. Dalam dua detik pertama kencan, sesorang dapat menciptakan pikiran yang sangat kompleks tentang manusia yang duduk di depan mereka.”

Sastra: Ketentuan Perjanjian terlalu rumit

Eric Martínez, Francis Mollica, dan Edward Gibson frustrasi dengan semua jargon hukum, kemudian mereka menganalisis tentang mengapa Ketentuan Perjanjian terlalu rumit dan dituangkan ke dalam jurnal “Unnecessarily difficult legal documents to understand”. 

Analisis mereka berfokus pada beberapa karakteristik psikolinguistik utama: penggunaan huruf kapital yang tidak standar, frekuensi kata-kata yang jarang muncul dalam percakapan sehari-hari, pilihan kata, penggunaan kalimat pasif, penyematan di tengah, di mana pengacara menanamkan jargon hukum dalam sintaks yang berbelit-belit. “Pada akhirnya, ada semacam harapan bahwa pengacara akan berpikir lebih banyak dengan mempertimbangkan pembaca,” kata Martínez.

Biologi: kalajengking sembelit

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Solimary García-Hernández dan Glauco Machado melakukan penelitian mengenai sembelit mempengaruhi prospek kawin kalajengking. Kalajengking lebih dikenal karena racunnya yang mematikan dan penjepitnya yang menyeramkan, bukan karena kebiasaan buang airnya. Dalam proses yang disebut autotomi, kalajengking dapat melepaskan bagian tubuh untuk melarikan diri dari pemangsa. Namun, mereka juga kehilangan bagian terakhir dari saluran pencernaan ketika mereka melakukan ini. Hal ini dapat menyebabkan sembelit dan akhirnya kematian dan penurunan jangka panjang dalam, "kinerja lokomotor jantan autotomized dapat mengganggu pencarian pasangan," tulis mereka.

Pengobatan: es krim sebagai terapi kanker

Sebuah tim ilmuwan di Universitas Warsawa di Polandia menunjukkan dalam studi mereka pada tahun 2021, saat pasien menjalani beberapa bentuk kemoterapi beracun, mereka lebih sedikit mendapatkan efek samping berbahaya. Studi ini menemukan bahwa hanya 28,85 persen pasien yang menggunakan krioterapi (prosedur medis yang digunakan untuk menangani berbagai jenis tumor) es krim mengalami mukositis oral, dibandingkan dengan 59 persen yang tidak menerima cryotherapy yang disetujui Ben and Jerry.

Teknik: teknik memutar kenop

Gen Matsuzaki, Kazuo Ohuchi, Masaru Uehara, Yoshiyuki Ueno, dan Goro Imura, menemukan cara paling efisien bagi orang-orang untuk Menggunakan jari mereka saat memutar kenop. Studi yang dilakukan pada 1999 menekankan pentingnya desain kenop universal yang baik, terutama untuk, "instrumen dengan kontrol putar," terutama pada orang tua yang mungkin menemukan kenop putar dan gagang faucet lebih mudah digunakan daripada tuas. Subyek dalam penelitian ini diminta untuk memutar serangkaian kenop berukuran berbeda searah jarum jam dengan tangan kanan mereka. Mereka menemukan bahwa jari telunjuk dan ibu jari paling sering digunakan dan jari tambahan digunakan saat kenop menjadi lebih lebar.

Fisika: menjaga bebek Anda dalam barisan

Frank Fish, Zhi-Ming Yuan, Minglu Chen, Laibing Jia, Chunyan Ji, dan Atilla Incecik, Melakukan penelitian mengenai bebek yang berenang dengan formasi. Mereka menemukan bahwa bebek secara naluriah cenderung "mengendarai ombak", yang dihasilkan oleh induk bebek untuk mengurangi hambatan secara signifikan. Mereka kemudian menggunakan teknik yang disebut drafting, seperti yang dilakukan pengendara sepeda dan pelari dalam perlombaan untuk mengurangi hambatan. “Itu semua berkaitan dengan aliran yang terjadi di belakang induk (bebek) itu dan cara bergerak dalam formasi sebenarnya bisa menjadi manfaat energi,” ujar Fish.

ZAHRANI JATI HIDAYAH | POPULAR SCIENCE

Baca:
Ig Nobel Bidang Fisika 2022: Penelitian Kenapa Bebek Berenang Berbaris

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

1 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

9 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

15 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

21 hari lalu

Sebuah tanda tergantung di gerbang sebuah gedung di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 6 Juli 2023. REUTERS/Brian Snyder
Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard


Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

23 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.


Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

23 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

23 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

27 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

28 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Penanggalan Karbon dan Kontroversi Situs Gunung Padang

Penerbit menyebut laporan penelitian situs Gunung Padang yang dibuat Danny Hilman dkk mengandung kekeliruan besar, terkait penanggalan karbon.


Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

33 hari lalu

Ilustrasi kesepian. Shutterstock
Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.