TEMPO.CO, Jakarta - Tim mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) meraih medali emas dalam World Science, Environment, and Engineering Competition (WSEEC) 2022. Mereka meneliti efektivitas "graphene membrane" sebagai inovasi untuk diimplementasikan pada teknologi desalinasi yang berguna untuk mengatasi krisis air di Jakarta.
Dosen Teknik Lingkungan FTUI, Nyoman Suwartha, menerangkan bahwa penelitian itu bertolak dari kondisi air tanah di sebagian wilayah Jakarta yang sudah tidak dapat menjadi alternatif sumber air bersih. Penyebabnya, pencemaran, penurunan muka tanah dan intrusi air laut.
"Pemanfaatan air laut sebagai sumber air Jakarta dengan metode desalinasi muncul sebagai alternatif solusi," kata Nyoman dalam keterangan di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Jumat 23 September 2022. Masalahnya, dia menambahkan, metode ini membutuhkan biaya yang cukup besar serta proses reverse osmosis dan metode distilasi bertingkat berujung pada peningkatan gas rumah kaca.
Penelitian dilakukan di Kelurahan Kamal Muara sebagai objek studi karena daerah tersebut memiliki isu ketersediaan air yang sangat memprihatinkan. Mayoritas penduduk Kamal Muara bekerja sebagai nelayan, meskipun sebagian mulai beralih ke sektor lain sebagai akibat penurunan pendapatan di sektor perikanan.
Dalam penelitiannya, tim FTUI menyampaikan tinjauan pemanfaatan inovasi yang ditawarkan dari aspek sosial, lingkungan, dan finansial. Mereka menuangkan hasilnya dalam karya ilmiah berjudul GO-FILTER: Sea Water Desalination Based on Graphene Oxide as a Water Treatment Innovation in Jakarta.
Tim terdiri dari Juan Fidel Ferdani sebagai ketuanya. Lalu ada Elgrytha Victoria Tybeyuliana, Fathiya Alisa Zahrandika, Fikri Irfan Mahendra, Juan Fidel Ferdani, dan Nada Laili Nurfadhilah.
Dikutip dari laman WSEEC, Fidel dkk adalah satu dari antara 8 tim tingkat universitas yang meraih medali emas dalam kompetisi bidang teknologi. Lainnya seperti tim dari Universitas Pendidikan Ganesha, Bali, yang menempatkan dua timnya meraih medali emas.
WSEEC adalah bagian dari ajang internasional yang digelar Indonesia Young Scientist Association. Ini adalah tahun keduanya dan melibatkan 235 tim dari 23 negara. Mereka seluruhnya terbagi ke 201 tim berkompetisi online dan 36 offline.
Kompetisi offline diselenggarakan di Kampus Universitas Indonesia di Salemba, Jakarta. Digelar empat hari, kompetisi ditutup dengan pengumuman pemenang pada 20 Juli lalu.