Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Di Gunung Muria, Habitat Macan Tutul Berubah Jadi Kebun dan Ladang

image-gnews
Seekor macan tutul yang diperangkap warga di kawasan kaki Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 25 Juni 2020. (ANTARA/Adeng Bustomi)
Seekor macan tutul yang diperangkap warga di kawasan kaki Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 25 Juni 2020. (ANTARA/Adeng Bustomi)
Iklan

TEMPO.CO, Semarang - Peneliti Ahli Utama Konservasi Keanekaragaman Hayati di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Hendra Gunawan, mengusulkan status Gunung Muria diubah menjadi hutan konservasi. Tujuannya, menjaga ekosistem macan tutul, jenis kucing besar yang masih tersisa di Pulau Jawa setelah punahnya harimau jawa.

Menurut Hendra, kawasan Gunung Muria dapat dijadikan kawasan konservasi berbentuk taman hutan raya atau Tahura. "Dengan status sebagai hutan konservasi akan lebih menjamin kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati di Gunung Muria, termasuk macan tutul," ujar dia di Semarang pada Senin, 26 September 2022.
 
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor 287 tahun 2022, wilayah Muria masuk dalam Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK). "Enam skema pengelolaan KHDPK dapat di Tahura. Artinya penetapan Gunung Muria sebagai Tahura tidak bertentangan," tuturnya.
 
Dia mengatakan, alih status Gunung Muria menjadi hutan konservasi bertujuan mencegah kerusakan akibat perambahan. Kemudian, menyelamatkan keanekaragaman hayati endemik termasuk macan tutul. Serta Gunung Muria dapat dimanfaatkan optimal untuk konservasi.
 
Dalam catatannya, Gunung Muria adalah salah satu konsentrasi populasi terbesar macan tutul di Jawa Tengah selain Gunung Lawu dan Slamet. Hasil monitoring Djarum Foundation bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan Perkumpulan Masyarakat Pelindung Hutan Gunung Muria, mengidentifikasi 13 macan tutul hidup di sana pada 2018.
 
Namun, dia menyayangkan fakta menggembirakan itu tak berbanding dengan lahan di Gunung Muria yang masih bisa didiami macan tutul. "Semakin bertambahnya habitat satwa langka ini yang hilang karena diokupansi untuk kebun atau ladang," kata Hendra.
 
Kerusakan hutan Muria itu ditandai seringnya macan tutul ke luar dari hutan dan memangsa ternak milik warga. Indikasi lain adalah banjir yang semakin sering terjadi di aliran sungai di lereng Muria. "Jika terus dibiarkan dikhawatirkan macan tutul jawa di sana secara perlahan akan mengalami kepunahan lokal," katanya.
 
Faktor penyebab kepunahan macan tutul itu antara lain berkurangnya sumber makanan dan menyempitnya ruang jelajah. "Kemudian berkonflik dengan masyarakat," ujar Hendra.


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

2 jam lalu

Foto udara proses pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Benarkah IKN Bebas dari Sesar Gempa Aktif? Penelitinya Harapkan Riset Lanjutan

Peneliti sesar gempa aktif di IKN berharap bisa kembali dan lakukan riset lanjutan. Data BMKG juga sebut potensi yang berbeda.


Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

5 jam lalu

Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, dikukuhkan sebagai profesor riset bidang kepakaran iklim dan cuaca ekstrem, Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.


Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

6 jam lalu

Peneliti Ahli Utama di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Muhammad Reza Cordova, dikukuhkan sebagai Profesor Riset dengan kepakaran pencemaran laut, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.


Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

11 jam lalu

Pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur, 26 Februari 2024. ANTARA/HO-Bagian Hukum dan Komunikasi Publik Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR
Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.


Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

1 hari lalu

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Kholik saat jeda istirahat rekapitulasi suara nasional dan luar negeri di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, 1 Maret 2024 [Tempo/Eka Yudha Saputra]
Fakta Seputar Sirekap yang Digunakan Lagi oleh KPU di Pilkada 2024

KPU berjanji mengevaluasi dan memperbaiki Sirekap untuk Pilkada 2024 sesuai dengan putusan MK.


Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

1 hari lalu

Pengunjung mengunjungi lokasi titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 30 Mei 2023. Lokasi titik nol IKN Nusantara itu setiap harinya ramai oleh pengunjung dari berbagai instansi serta organisasi dan kelompok masyarakat yang melakukan kunjungan dan melaksanakan kegiatan di kawasan tersebut. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Ini Temuan Peneliti BRIN soal Sesar Aktif di Sekitar Ibu Kota Nusantara

Peneliti BRIN menjelaskan hasil penelitian awal potensi sesar aktif yang berada di sekitar Ibu Kota Nusantara.


Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

1 hari lalu

Suasana alam di lokasi wisata di kepulauan Karimunjawa. (Dok.Tim ITB)
Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

Jepara asal RA Kartini memiliki beragam potensi destinasi wisata menarik, salah satunya adalah Taman Nasional Karimunjawa.


Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

1 hari lalu

Peneliti mengoperasikan penggunaan kendaraan listrik Micro Electric Vehicle-Teleoperated Driving System (MEVi) di BRIN, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 16 Februari 2022. Mobil ini memungkinkan pengguna mengoperasikannya dari jarak jauh. ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.


BRIN Batal Tutup Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Tangsel dan Bogor Membubarkan Diri

2 hari lalu

Perwakilan BRIN temui massa unjuk rasa tolak penutupan jalan provinsi Serpong-Parung, Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
BRIN Batal Tutup Jalan Serpong-Parung, Ratusan Warga Tangsel dan Bogor Membubarkan Diri

Kepada massa pengunjuk rasa, Ana memastikan status lahan yang dijadikan jalan provinsi merupakan aset BRIN.


Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

2 hari lalu

Ratusan warga Kabupaten Bogor dan Kota Tangerang Selatan unjuk rasa di depan kantor BRIN di Serpong, Selasa 23 April 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

Warga berencana tetap menggelar unjuk rasa, bila BRIN tak memenuhi permintaan mereka.