TEMPO.CO, Bandung - Dosen dari Kelompok Keahlian Konversi Energi Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri mengatakan, zat aditif non-logam lebih cocok untuk kendaraan. Dari hasil beberapa kali pengujian, aditif yang mengandung logam seperti timbal, mangaan, dan besi, umumnya tidak berdampak signifikan pada performa mesin.
“Jangan menggunakan (aditif) yang mengandung tiga logam, yaitu timbal, mangaan, besi. Gunakanlah yang non metal,” katanya, Jumat 23 September 2022.
Pengujian oleh ITB mencakup produk aditif yang beredar di pasaran dan kebanyakan berbahan logam. Selain itu ada pula yang mengajukan pengujian formula aditif sebelum dipasarkan. “Ada produk yang bagus dan tidak. Tapi memang yang punya basis logam berdampak negatif,” ujar Tri.
Sesuai standar, pengujian mengacu pada mesin mobil. Tanpa memakai mobil, tes menggunakan engine dynamometer. Dari perangkat itu, pengukuran misalnya pada torsi, putaran, bahan bakar, terkadang hasil emisinya juga.
Menurut Tri, pengujian aditif itu kerja sama dengan beberapa pihak seperti Pertamina dan perusahan lain. “Itu sering sampai minggu lalu juga masih, karena banyak yang bikin aditif ingin tahu kinerjanya seperti apa, kalau kurang diformulasi lagi,” kata dia.
Pada aditif non-metal, hasilnya untuk meningkatkan oktan bahan bakar dinilai bagus dan ramah lingkungan. “Justru makin lama dipakai makin bagus, dayanya naik, bahan bakar minyak lebih hemat dan mesinnya halus,” ujar Tri.
Namun begitu, sejauh ini masih sedikit aditif berbahan non logam. Menurut Tri, teknologinya masih tergolong baru mulai sekitar 2020. Tim baru menguji dua produk untuk solar dan bensin pada mesin mobil. “Tapi kalau digunakan sepeda motor bisa saja,” katanya.
Soal harga aditif non-logam itu menurutnya terjangkau. Dia mencontohkan jika pengguna sepeda motor ingin meningkatkan nilai oktan bahan bakar yang dipakainya secara penuh di tangki, “Itu paling ongkos aditifnya Rp 5000.”
Baca juga:
Kemendikbudristek Gelar Lomba Produk Metaverse untuk Mahasiswa
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.