TEMPO.CO, Jakarta - Presidensi G20 telah menyelenggarakan rangkaian pertemuan Digital Economic Ministers Meeting (DEMM) dan Digital Economy Working Group (DEWG) sejak 29 Agustus hingga 5 September 2022.
Saat DEMM berlangsung pada awal September. Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, menyampaikan komitmen Indonesia dengan menyediakan konektivitas digital yang terjangkau dan aman bagi seluruh masyarakat melalui Smart Village dan Smart Island.
“Indonesia sangat mengapresiasi dukungan dari International Telecommunication Union (ITU), khususnya pada inisiatif Smart Village dan Smart Island sebagai salah satu deliverable nyata DEWG,“ ujarnya pada Selasa, 29 September 2022 saat menyampaikan High Policy Statement Indonesia dalam ITU Plenipotentiary Conference 2022 (PP 22) di Palace of Parliament, Bucharest, Rumania.
Selain itu, Menkominfo juga mengungkapkan apresiasinya kepada ITU yang juga sekaligus anggota G20yang terlibat aktif dalam menyukseskan DEWG G20, khususnya dalam penyusunan concrete deliverable.
Menkominfo menyatakan bahwa angkaian kegiatan DEMM DEWG G20 itu telah mencapai kesepakatan yang komprehensif sesuai tiga isu prioritas. Pertama, konektivitas dan pemulihan paska pandemi Covid-19. Kedua, keterampilan digital dan literasi digital. Ketiga, aliran data bebas dengan kepercayaan dan data lintas batas atas dasar inklusif, memberdayakan, dan berkelanjutan.
Konferensi PP 22 merupakan badan pembuat keputusan tertinggi ITU. Dalam pertemuan tingkat tertinggi ini, 193 negara anggota akan menyepakati rencana strategis dan keuangan, kepemimpinan, dan arahan ITU untuk empat tahun ke depan.
Persiapan Presidensi G20 untuk Bali Package
Pertemuan kedua Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia menyusun dokumen Bali Package dilaksanakan pada Maret 2022 lalu. Dokumen itu merupakan hasil diskusi lanjutan dari pre-meeting workshop dan pertemuan DEWG pertama.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyatakan dalam dua pertemuan itu, delegasi telah berdiskusi dan bertukar informasi mengenai tiga isu prioritas untuk mewujudkan percepatan transformasi digital global.
Melalui kedua pertemuan tersebut, telah dilakukan diskusi dan pertukaran informasi antarnegara G20 dalam tiga isu prioritas DEWG, untuk mewujudkan percepatan transformasi digital secara global.
“Ketiga isu tersebut antara lain yaitu konektivitas dan pemulihan pasca-Covid-19, keterampilan digital dan literasi digital, dan Data Free Flow with Trust (DFFT) dan Cross-Border Data Flow (CBDF),” ujar Menkominfo dalam konferensi pers sidang kedua Digital Economy Working Group G20 di Yogyakarta, Rabu, 18 Mei 2022.
Menurut Johnny, dokumen Bali Package nantinya mencerminkan komitmen G20 dalam mencapai pemulihan yang tangguh melalui kerja sama, untuk transformasi digital yang inklusif, berdaya, dan berkelanjutan.
Untuk memulai penyusunan dokumen Bali Package, pembahasan pada pertemuan DEWG kedua kali ini akan difokuskan pada isu prioritas pertama, yakni konektivitas dan pemulihan pascapandemi Covid-19. Menkominfo menjelaskan ada lima subtopik pembahasan dalam isu konektivitas dan pemulihan pascapandemi Covid-19.
“Dalam pembahasan konektivitas dan pemulihan pascapandemi Covid-19, kami membahas lima sub-topik, yaitu People-centered Digital Connectivity, Digital Security as Key Enabler to Support Business Continuity, G20 Digital Innovation Network, Digital Transformation Expo dan ITU’s Smart Village and Smart Island Initiative,” katanya, menjelaskan.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca: Ini 5 Dokumen Penting yang Dihasilkan Presidensi G20 Ketenagakerjaan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.