TEMPO.CO, Bandung - Sebaran permukiman warga di Tarutung, Tapanuli Utara, terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi. Bukan hanya karena letaknya yang berdekatan dengan sumber gempa bumi yaitu Sesar Sumatera, tapi juga karena morfologi di daerah itu.
Berdasarkan keterangan tertulis yang dibagikannya, Badan Geologi menjelaskan bahwa morfologi daerah sekitar pusat gempa M5,8 yang terjadi Sabtu dinihari tadi berupa daerah perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal dan lembah. Daerah tersebut tersusun dari susunan endapan kuarter, batuan berumur pra-tersier dan tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat lunak, lepas, belum kompak,dan memperkuat efek setiap guncangan.
“Selain itu pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi,” bunyi keterangan Badan Geologi.
Badan Geologi merekomendasikan agar warga yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman. Sekalipun mungkin berdimensi kecil, kejadian gempa yang mengguncang kuat dinihari tadi disebutkan berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard), "Berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi."
Berdasarkan data BMKG, gempa Tarutung pada pukul 02.28 WIB itu memiliki kekuatan Magnitudo 5,8. Gempa kerak dangkal akibat aktivitas Sesar Sumatera segmen Renun itu tergolong merusak dengan intensitas guncangan terkuatnya sampai skala VI MMI. Guncangan juga bisa dirasakan di daerah lain, seperti Aceh Singkil di provinsi tetangga pada skala IV MMI.
Gempa di Tarutung, Tapanuli Utara, dan segmen Renun-Toru dari Sesar Sumatera. FOTO/Twitter/@DaryonoBMKG
Laporan sementara yang diungkap Pelaksana tugas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan gempa terkini di Tarutung itu telah menyebabkan satu orang meninggal dan sembilan korban luka. Selain itu, lima bangunan roboh dan beberapa bangunan mengalami kerusakan ringan.
Untuk gempa susulan, BMKG mencatat ada 68 kali yang terjadi hingga pukul 10.00 wib.
Baca juga:
Studi Land Subsidence di Dunia, Jakarta dan Pantura tak Sendirian
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.