TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) berencana meluncurkan fasilitas baru berupa face recognition boarding gate. Untuk itu mereka melakukan uji coba fitur ini sejak 28 September 2022 lalu di Stasiun Bandung.
Menurut laman PT KAI, face recognition boarding gate bertujuan mempermudah pelanggan KA jarak jauh yang ingin naik kereta api, tanpa perlu repot-repot menunjukkan berbagai dokumen seperti boarding pass fisik, e-boarding ppass, KTP maupun dokumen vaksinasi.
Face recognition boarding gate adalah fasilitas layanan boarding yang dilengkapi dengan kamera yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan memvalidasi identitas seseorang melalui wajah yang datanya sudah diintregasikan dengan data tiket kereta yang dimiliki hingga status vaksinasi pelanggan.
Namun, teknologi ini memiliki sejumlah kekurangan. Berikut dampak negatif dari teknologi face recognation menurut itpro.com:
1. Munculnya ancaman yang leih besar terhadap privasi individu dan masyarakat
Privasi merupakan hal yang penting. Namun perlu diketahui bila privasi bocor akan menimbulkan berbagai permasalahan lain. Di beberapa kota seperti San Fracisco, California, dan Cambridge, serta Massachusetts telah melarang penggunaan face recognation.
Baca juga: Face Recognition, Sistem Pengenal Wajah yang untuk Penyelidikan
2. Melanggar kebebasan pribadi
Direkam dan dipindai oleh teknologi face recognition dapat membuat orang merasa mereka selalu diawasi dan dinilai atas perilaku mereka. Face recognition akan membuat seseorang merasa kekebasan pribadinya terbatas.
3. Keamanan data
Terdapat kekhawatiran mengenai penyimpanan data dalam pengenalan wajah karena data berpotensi untuk dibobol. Pembobolan database yang berisi data yang dikumpulkan oleh bank, kepolisian, dan perusahaan pertahanan. Pembobolan ini sangat berbahaya karena dapat terjadi pelanggaran akses informasi pribadi yang lebih sensitif.
4. Memberikan peluang untuk tindak penipuan maupun kejahatan lainnya
Para kriminal dapat menggunakan teknologi pemindaian wajah untuk melakukan kejahatan terhadap korban yang tidak bersalah. Tak hanya itu, mereka dapat mencuri informasi pribadi melalui pemindaian wajah. Dengan informasi ini, pencuri bisa mengambil kart kredit dan membuka rekening baru atas nama korban.
MELINDA KUSUMA NINGRUM
Baca juga: Mengenal Face Recognition dan Kegunaannya