TEMPO.CO, Jakarta - Kita bakal mampu mendiagnosis kondisi jantung berbekal smartphone biasa. Perangkat smartphone akan mendukung kemampuan mendeteksi masalah jantung cukup dari rumah--tak perlu ke rumah sakit.
Potensi itu berasal dari sebuah aplikasi yang memungkinkan orang-orang merekam dan mendengarkan suara detak jantung mereka sendiri dengan kualitas cukup tinggi.
Ketika mendengarkan jantung menggunakan stetoskop pada umumnya, para dokter mampu mendiagnosis kondisi-kondisi seperti gagal jantung, atrial fibrillation (ritme jantung yang tak teratur), atau murmur jantung–ketika darah mengalir tak lancar melalui katup-katup jantung.
Langkah berikutnya adalah melihat apakah stetoskop elektronik dapat digunakan untuk membuat diagnosis medis. Beberapa smartwatch sudah melakukannya, mengukur ritme jantung dan aktivitas kelistrikan jantung.
"Dan Orang-orang juga sudah menggunakan aplikasi di ponsel untuk merekam suara detak jantungnya," kata Pablo Lamata dari King's College London, Inggris.
Aplikasi yang dibuat Lamata dkk, Echoes, menyediakan basisdata berskala besar pertama berisi rekaman suara detak jantung itu. Mereka membuatnya terkoneksi dengan beberapa data pribadi penggunanya yang mendasar.
Echoes meminta penggunanya untuk duduk tegak menghadap depan dalam sebuah ruangan yang tenang atau sepi--lalu menempatkan mirofon ponsel di empat posisi berbeda di atas dada.
Cukup rekaman yang singkat saja, suara lalu diubah ke layar visual, dikenal sebagai sebuah waveform, sehingga para pengguna dapat melihat sebaik mereka bisa mendengar suara denyut jantungnya. Saat ini, aplikasi Echoes baru tersedia untuk iPhone dengan alasan ponsel ini memiliki kualitas mikrofon yang baik.
Baca juga: Hasil Uji Crash Detection di iPhone 14 Inkonsisten, Ini Jawaban Apple
Para pengguna aplikasi itu harus menginput usia, gender, tinggi dan berat badan, dan perlu memberikan izin suara detak jantungnya diunggah ke basisdata. Echoes kini telah menampung lebih dari 100 ribu rekaman, dan menurut Lamata, akan menjadi sebuah sumber berharga bagi para peneliti.
"Kami telah mempelajari kualitas mikrofon suara, cukup untuk merekam jantung," katanya. Hasil dari 5.000 peangguna pertama juga telah dipublikasi belum lama ini.
Maksud awal dari Lamata dkk sebenarnya sesederhana untuk membuat orang-orang lebih tertarik mempelajari tentang kesehatan jantungnya. "Tapi kami kemudian berpikir:'Bagaimana kalau kami mulai mengajukan pertanyaan (medis)?'" kata Lamata.
Saat ini, aplikasi tidak mengeluarkan informasi diagnosis apapun, tapi orang-orang mungkin mencoba mengkaji suara dari denyut jantungnya itu menggunakan website-website medis. "Kami tidak menyarankan orang-orang melakukan ini," kata Lamata.
Jika aplikasi dimodifikasi untuk memungkinkan diagnosis bisa dilakukan di rumah, satu potensi kelemahannya, menurut Leanne Grech dari organisasi amal British Heart Foundation, organisasi yang ikut mendanai proyek Lamata dkk, adalah bahwa ini mungkin mendorong orang-orang yang merasa tidak enak badan untuk cek suara denyut jantungnya terlalu sering.
NEW SCIENTIST
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.