Era setelah pandemi mengharuskan setiap negara untuk memiliki kemampuan beradaptasi dengan perubahan di segala bidang, termasuk teknologi. Lingkup perubahan secara struktural mulai dari cara kerja, beraktivitas, belajar, juga bertransaksi yang sebelumnya offline dengan kontak fisik menjadi lebih banyak secara online. Transformasi digital pun menjadi tahapan proses yang harus dilakukan untuk tetap relevan di era disrupsi teknologi seperti saat ini. Peningkatan keterampilan digital menjadi krusial untuk mempercepat proses transformasi digital, sehingga perkembangan teknologi di berbagai bidang akan semakin efisien dan efektif.
Percepatan transformasi digital sudah seharusnya dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Namun, berdasarkan data dari Bank Dunia, pada 2020 Indeks Sumber Daya Manusia (Human Capital Index) hanya 0.54 atau meningkat 0.01 persen dari tahun 2018. Yang artinya, produktivitas SDM Indonesia hanya sebesar 54 persen. Hal ini disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan, keterampilan dan kesehatan yang buruk. Padahal, untuk memenuhi kebutuhan industri saat ini, dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dari berbagai macam bidang.
Dalam bidang teknologi, information technology (IT) sendiri berperan penting dalam perkembangan industri dan bisnis saat ini. Bukan hanya industri besar, tetapi usaha mikro, kecil dan menengah juga sudah memanfaatkan teknologi informasi melalui berbagai aplikasi. Bahkan, beberapa riset mengungkapkan, perkembangan industri teknologi informasi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Maka ke depannya, dengan adanya dukungan sistem, infrastruktur peralatan teknologi dan sumber daya manusia di bidang IT yang berkualitas dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.
Mendukung hal tersebut, Lintasarta sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Informations and Communication Technology (ICT) Total Solutions, resmi meluncurkan program CSR Lintasarta Cloudeka Digischool pada Jumat, 9 September 2022 di Surabaya berkolaborasi dengan Dicoding sebagai wadah pengembangan ekosistem developer di Indonesia. Program ini berisi serangkaian modul gratis yang mengkombinasikan teori dan praktek, serta tersertifikasi resmi dari Google. Sejak tahun 2020, program ini telah berhasil menjaring lebih dari 20.000 pendaftar dari masyarakat umum. Melihat peningkatan minat pendaftar dan kebutuhan terhadap skill di bidang teknologi, Lintasarta membuat modul persiapan menjadi full-stack developer dengan kemampuan front-end dan back-end. Program ini diharapkan dapat meningkatkan talenta-talenta digital serta sebagai bentuk dukungan dalam percepatan transformasi digital di Indonesia.
General Manager Corporate Secretary Lintasarta, Ade Kurniawan, menyampaikan bahwa tahun ini merupakan kali pertama program Digischool bermitra dengan salah satu lini produk unggulan dari Lintasarta, yaitu Cloudeka. Dengan terlibatnya Cloudeka dalam program Digischool tahun ini, maka masyarakat peserta program mendapatkan layanan cloud gratis yang dapat dimanfaatkan sebagai wadah aplikasi buatan peserta yang dibuat selama program berlangsung.
Baca Juga:
Program CSR Lintasarta Cloudeka Digischool menghadirkan kurikulum gratis bersertifikasi global dari Google bagi ribuan masyarakat yang memiliki minat di bidang digital. Dimulai dari kota industri besar di Indonesia sebagai penggerak transformasi digital seperti Semarang, Balikpapan, dan Bali sebagai bagian dari rangkaian roadshow, Lintasarta optimis dapat membantu mewujudkan penguatan SDM IT di Indonesia.
