TEMPO.CO, Bandung - Organisasi lingkungan global, Greenpeace, menghelat perjalanan kesaksian dampak krisis iklim dan energi yang mengancam di berbagai daerah dengan bersepeda. Bertajuk Chasing the Shadow, tim selama sebulan menyinggahi beberapa kota besar di Jawa hingga Bali.
"Kami ingin KTT G20 di Bali benar-benar menerapkan transisi energi bukan hanya janji-janji palsu,” kata juru kampanye iklim dan energy Greenpeace Indonesia, Adila Isfandiari, di Bandung, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Perjalanan bersepeda itu telah dimulai dari Jakarta dan kini tiba di Bandung. Greenpeace selama dua hari akhir pekan ini menggelar kampanye di Selasar Sunaryo, Bandung, 22-23 Oktober 2022. Acaranya mulai dari pameran foto tentang pembangkit listrik dan banjir rob pesisir, diskusi dampak krisis iklim terhadap bahan pangan, pemutaran film, pantomim, workshop melukis lingkungan, dan musik.
Dalam perjalanan ke Bandung dari Jakarta, tim pesepeda Greenpeace mampir ke Marunda dan pesisir Muaragembong di Bekasi. Anggota tim sepeda, Rafii Fuji Berkah mengatakan, dia mendapat pengalaman baru saat ke Marunda. “Udaranya sudah nggak bagus, mau batuk aja, akibat batubara dari PLTU,” ujarnya.
Saat diskusi itu juga dibahas persoalan pangan yang disampaikan Farida Dwi Ermawati, seorang pendiri Lady Farmer Coffee di Banjarnegara, serta Hardian Eko Nurseto, dosen Antropologi Universitas Padjadjaran yang mengkaji bidang makanan dan kebudayaan. Intinya mereka mengatakan, perubahan iklim yang telah berimbas ke bahan pangan perlu diadaptasi dan disiasati
Menurut Greenpeace, dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, sektor energi akan menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di Indonesia pada 2030. Untuk itu, diperlukan aksi iklim yang nyata dan ambisius terutama pada sektor energi untuk mengurangi dampak krisis iklim. Sementara Indonesia sejauh ini masih belum bisa lepas dari pemakaian batubara yang juga menghasilkan polusi udara sebagai tenaga pembangkit listrik.
Adila mengatakan, diperlukan kebijakan pemerintah untuk membuat perubahan skala besar, misalnya dengan memanfaatkan angin dan air yang melimpah di Indonesia sebagai sumber energi. Selain melihat penyebab dan dampak krisis iklim di berbagai daerah, Greenpeace ikut menawarkan solusi misalnya dengan memasang panel surya, misalnya untuk kelompok petani di Banjarnegara setelah dari Bandung.
Rencananya perjalanan tim sepeda Greenpeace akan dilanjutkan ke Semarang dan Surabaya lalu sampai di Bali sebelum Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang dijadwalkan berlangsung 15-16 November 2022.
Baca:
Dulu Greenpeace Cap Sungai Citarum Berbahaya, Bagaimana Sekarang?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.