TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mengalami lonjakan kasus Covid-19. Per tanggal 25 Oktober 2022 tercatat sebanyak 3.000 kasus atau meningkat hampir dua kali lipat dari sehari sebelumnya, yaitu 1.700-an kasus. Di saat yang sama, stok vaksin sudah menipis.
Di Jakarta, hanya lima fasilitas kesehatan yang masih memiliki stok vaksin per 25 Oktober, antara lain Puskesmas Kecamatan Gambir, Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, Puskesmas Kramat Jati, Puskesmas Jatinegara, dan Sentra Vaksinasi Covid-19 di Stasiun LRT Pegangsaan Dua.
Dengan kondisi tersebut, Prof. Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), melihat masih pentingnya vaksinasi. “Kemarin kasus lebih dari 3.000, padahal sebelumnya 1.700 dan 1.600, jadi naik hampir dua kali lipat, jelas vaksinasi perlu,” ujarnya lewat pesan singkat, Rabu, 26 Oktober 2022.
Pantauan Our World in Data hari ini, tambahnya, memperlihatkan data baru 62 persen penduduk Indonesia yang mendapat vaksin lengkap. Dengan angka tersebut, hampir 40 persen penduduk Indonesia belum divaksin lengkap dua kali. “Mungkin disediakan vaksin bivalen untuk dapat memproteksi varian awal dan varian Omicron,” sarannya.
Ia juga menyayangkan cakupan booster masih rendah, “Padahal kita tahu efek proteksi vaksinasi lengkap, maka Covid akan turun, dan booster diperlukan,” ujarnya.
Keadaan Covid Terkini dengan Varian XBB
Prof. Tjandra mengatakan seandainya kenaikan kasus Covid-19 akibat subvarian XBB, maka hal itu menegaskan bahwa XBB lebih mudah menular. "Dan juga XBB paling mudah menghindar dari daya tahan tubuh kita, the most antibody-evasive SARS-CoV-2 variant," ujarnya.
Menurutnya, peningkatan kasus ini sesuai dengan yang disampaikan oleh pimpinan saintis WHO, Soumya Swaminathan, bahwa beberapa negara dapat mengalami gelombang baru peningkatan kasus Covid-19 akibat subvarian XBB. Tjandra menyebut XBB merupakan rekombinan dari subvarian BA.2.10.1 dan BA.2.75 dengan 14 mutasi tambahan di BA.2 spike protein.
Kemunculan subvarian virus Covid-19 ini sudah dilaporkan di lebih dari 26 negara, termasuk Indonesia. Selain XBB "biasa”, Tjandra menyebut kini juga ada sekuen XBB.1, yaitu XBB yang ada tambahan substitusi spike di lokus G252V dan varian XBC yang baru saja ditemukan di Filipina.
"Di Filipina melaporkan ada 193 kasus XBC, suatu rekombinasi varian Delta dan subvarian Omicron BA.2 sub-variant, di mana ada lima orang meninggal dunia," ujarnya.
Prof. Tjandra menyebut subvarian XBC dan XBB sudah menjadi transmisi lokal di Filipina pada 21 Oktober 2022. Penularan di masyarakat seperti ini, menurutnya, bila tidak ditangani dengan baik dapat berujung ke peningkatan kasus dan terjadinya gelombang berikutnya.
Baca:
Pakar: Kecepatan Infeksi XBB Jauh Melebihi Varian Delta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.