TEMPO.CO, Bandung - Forum Peneliti Muda Indonesia atau ForMIND menggelar acara berjudul “Special, Ausome Youth” di Jalan Braga, Bandung, 29-30 Oktober 2022. Mereka merayakan ulang tahun ke-9 ForMIND bersama generasi muda berkebutuhan khusus.
Menurut koordinator acara, Maharani Dian Permanasari, pendirian ForMIND untuk membumikan sains dan teknologi. Forum yang didirikan pada 28 Oktober 2013 itu menghimpun para peneliti muda di Indonesia dan luar negeri dengan berbagai disiplin ilmu.
Dalam kegiatan kali ini, mereka ingin mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi meningkatkan kesadaran, empati, penerimaan, maupun fasilitas. “Terkait generasi muda berkebutuhan khusus terutama individu dengan spektrum autisme,” ujar Maharani, Sabtu 29 Oktober 2022.
Adapun penggagas ide rangkaian acara tersebut, Fenny Martha Dwivany, mengatakan, kegiatan juga membuka peluang kolaborasi dan hilirisasi riset untuk membantu generasi muda berkebutuhan khusus dalam berkomunikasi dan berkegiatan. Dia berharap, pada akhirnya, acara selama dua hari ini bisa menginisiasi terwujudnya peluang bagi generasi muda berkebutuhan khusus.
“Mewadahi proses berkreasi dan berkarya, serta berjejaring kolaboratif,” kata dosen di Sekolah Teknologi dan Ilmu Hayati ITB ini.
Baca juga:
Survei British Council: Pendidikan Isu Nomor Satu yang Ingin Diperbaiki Kaum Muda Indonesia
ForMIND mengundang pakar di bidang pendidikan khusus dari Universitas Pendidikan Indonesia yaitu Endang Rochyadi dalam talkshow berjudul Inklusivitas Pendidikan dan Teknologi Asistif. Selain itu juga diskusi bersama para orang tua, dokter, Jejaring Sekolah Alam Nusantara, dan industri kreatif TabSpace yang memfasilitasi seniman-seniman berkebutuhan khusus.
Selain itu ikut dipamerkan karya seni rupa dari lima orang berkebutuhan khusus yang berusia anak hingga dewasa. Mereka yaitu Nadhifandra Naladira, 24 tahun, kemudian Muthia Kusuma Radjasa (27 tahun), Naomi Shanum Bhanurasmi (7 tahun), Marsha Natama Pasaribu (27 tahun), dan Mahesa Damar Sakti (13 tahun).
Dari pantauan Tempo di lokasi, karya mereka berupa lukisan, gambar, seni grafis, juga kriya dari bahan play-doh. Sebagian karya mereka ada yang dipasangi tulisan sold atau terjual.