Penemuan itu didasari sebuah analisis komputer dari data Lunar Prospector, sebuah wahana antariksa milik NASA, yang dikirimkan ke bulan pada 1998. Para ilmuwan yang tergabung dalam tim internasional dari Durham University dan University of Glasgow, Inggris, serta Planetary Systems Branch, Space Science, and Astrobiology Division dari Ames Research Center milik NASA di California itu memperlihatkan bahwa hidrogen yang terdapat di bulan terkonsentrasi dalam kawah-kawah kutub. Di dalam sana, temperaturnya jauh lebih dingin daripada minus 170 derajat Celsius.
Bersama dengan oksigen yang ditemukan berlimpah dalam batuan bulan, hidrogen adalah unsur utama dalam pembuatan air.
Jika benar ada es di dalam kawah, para ilmuwan menyatakan es itu berpotensi sebagai sumber air bagi markas berawak yang akan dibangun pada 2020. Basis astronot di bulan itu juga dapat digunakan sebagai sebuah terminal eksplorasi tata surya.
Dalam temuan yang dipublikasikan dalam International Journal of Solar System Studies, Icarus, para ilmuwan memperlihatkan bahwa jika hidrogen itu ada dalam bentuk air yang membeku, konsentrasi rata-ratanya dalam sejumlah kawah setara dengan 10 gram es dalam tiap kilogram batuan bulan. Meski begitu, mereka berkeyakinan bahwa hidrogen di bulan tidak dalam bentuk air beku, melainkan proton yang ditembakkan oleh matahari ke permukaan bulan yang berdebu.
"Riset ini mengaplikasikan teknik hasil pengembangan baru terhadap data misi Lunar Protector untuk menunjukkan bahwa hidrogen terkonsentrasi dalam kawah-kawah di kutub yang selalu berada dalam bayang-bayang," kata Vincent Eke, pakar di Institute for Computational Cosmology, di Durham University, yang memimpin tim itu.
Eke mengatakan air dalam bentuk es bisa stabil selama miliaran tahun di bagian bulan yang tidak terkena sinar matahari. "Jika hidrogen itu ada dalam bentuk air yang membeku, kami menduga bahwa beberapa meter teratas permukaan bulan menyimpan air yang cukup banyak untuk mengisi Kielder Water," ujarnya. Kielder Water adalah waduk terbesar di Eropa Utara. Waduk yang terletak di Northumberland, Inggris, itu mampu menampung 200 miliar liter air.
Temuan para astrofisikawan Durham University ini sangat bermanfaat terkait dengan eksplorasi bulan. "Hasil riset ini dapat membantu misi LCROSS dan Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO), yang akan diluncurkan dalam waktu dekat ini," kata Richard Elphic, pakar di Planetary Systems Branch, Ames Research Center NASA.
LCROSS bertujuan membebaskan air dengan menabrak permukaan kutub yang terus tertutup bayangan, tempat es mungkin berada. "Peta banyaknya hidrogen yang telah disempurnakan ini bisa membantu LCROSS menyeleksi situs tumbukan yang paling menjanjikan," kata Elphic. "Peta ini juga membantu memfokuskan pencarian es kutub yang dilakukan LRO dengan mengidentifikasi lokasi yang kaya hidrogen."
TJANDRA DEWI | SCIENCEDAILY | DURHAM