TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meluncurkan inovasi berupa pembaruan di aplikasi layanan informasi cuaca dan kebencanaan, Info BMKG. Pembaruan dimaksudkan sebagai salah satu langkah untuk mendukung pertemuan G20 yang tahun dini digelar Indonesia.
Pembaruan aplikasi itu diharap meningkatkan layanan informasi yang menunjang keselamatan dan kenyamanan di perhelatan internasional tersebut. "BMKG bertekad mengambil bagian dengan menyiapkan berbagai langkah mitigasi guna mengantisipasi skenario terburuk,” kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Senin 7 November 2022.
Ada 3 fitur baru yang diumumkan hadir di aplikasi Info BMKG. Ketiganya terdiri dari informasi cuaca berbasis dampak yang menyediakan informasi cuaca hingga tingkat kecamatan. Lalu, ada citra satelit dan radar yang memungkinkan pengguna memantau kondisi cuaca maupun pergerakan awan terkini.
Ketiga, fitur yang dapat membantu pengguna memperoleh prakiraan cuaca maupun informasi gempa bumi dan kualitas udara lewat perintah suara. Fitur terakhir ini, harapan BMKG, bisa digunakan untuk pengguna yang berkebutuhan khusus.
Baca juga:
Aplikasi Ini Libatkan Pengguna Ponsel Android untuk Pertajam Prakiraan Cuaca
Menurut Dwikorita, aplikasi Info BMKG telah mulai dibuat dan dikembangkan sejak awal September 2020. "Oleh kalangan milienial BMKG," katanya sambil menambahkan, hingga saat ini aplikasi info BMKG telah diunduh lebih dari lima juta pengguna melalui Play Store.
Dia mengklaim, "Info BMKG menjadi aplikasi gratis nomor satu di Play Store untuk layanan informasi cuaca iklim kualitas udara dan gempa bumi."
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai inovasi BMKG sejalan dengan arahan yang disampaikan Presiden Joko Widodo untuk mensukseskan KTT G20. "Telah sejalan untuk mengerahkan segala potensi yang kita miliki dalam rangka menghadirkan keamanan dan kenyamanan selama penyelenggaraan KTT G20 di Bali,” ujar Luhut.
Luhut menuturkan, dampak dari krisis dan perubahan iklim telah dirasakan pada berbagai sektor kehidupan di Indonesia. Dan bahkan terbukti dapat mengganggu agenda pembangunan nasional. Itu sebabnya, Luhut menyatakan, sangat penting untuk terus menerus melakukan langkah-langkah strategis terkait adaptasi mitigasi.
“Berdasarkan data BNPB, bencana alam di Indonesia mencapai 5.402 kejadian selama 2021, dengan 99,5 persen di antaranya didominasi oleh bencana akibat cuaca ekstrem seperti banjir” ucapnya.
Baca juga:
Cerita BMKG Melacak Gempa lewat Alat dan Media Sosial
Luhut menyampaikan bahwa BMKG mengemban peran untuk memberikan layanan sekaligus penunjang krusial untuk kegiatan maupun perencanaan sektor-sektor yang berpotensi terdampak perubahan iklim. Selain juga layanan informasi gempa dan tsunami.
“BMKG telah melakukan lompatan teknologi dengan merilis versi terbaru aplikasi Info BMKG," kata Luhut yang juga mengungkap kalau BMKG telah turut berinisiatif memasang alat pemantau cuaca di lokasi KTT G20. "Ini akan menunjang pelaksanaan KTT dengan monitoring cuaca yang makin akurat,” ujarnya.
ZAHRANI JATI HIDAYAH
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.