TEMPO.CO, Jakarta - Pasang surut adalah perubahan gerak relatif benda langit yang mengakibatkan aksi gravitasi. Sedangkan pasang surut laut merupakan naik turunnya permukaan air laut. Gerakan air ini bisa dilihat dengan mata telanjang.
Mengutip laman kemendikbud.go.id, turun naiknya permukaan air laut karena pengaruh gravitasi dari bulan dan matahari. Bila permukaan air laut naik disebut pasang naik dan sebaliknya bila terjadi penurunan disebut pasang surut.
Gaya gravitasi bulan lebih dominan pengaruhnya dibandingkan gaya gravitasi matahari terhadap terjadinya pasang air laut. Sebab, posisi bulan lebih dekat ke bumi dibandingkan jarak bumi ke matahari.
Pasang besar akan terjadi bila tempat-tempat di bumi mengalami bulan mati dan bulan purnama. Selain itu rentang pasang surut juga bergantung pada bentuk perairan dan konfigurasi lantai samudera.
Dikutip dari National Ocean Service, gelombang pasang saat bulan purnama dapat terjadi ketika posisi bulan, bumi, dan matahari sejajar dalam satu garis lurus. Ketika bulan purnama, bulan, bumi, dan matahari berada dalam satu garis lurus.
Karena itu, bulan purnama bisa menyebabkan terjadinya gelombang pasang yang tinggi. Gelombang pasang hanya terjadi di beberapa belahan samudra yang posisinya berhadapan langsung dengan bulan.
Strawberry supermoon merupakan kombinasi antara bulan purnama dan posisi terdekat bulan ke bumi mempengaruhi pasang surut air laut. Hal ini karena posisi bulan sangat dekat dengan bumi ketika terjadi strawberry supermoon sehingga tarikan gravitasi bulan menjadi jauh lebih kuat.
Dilansir dari BirminghamLive, tarikan gravitasi bulan ketika terjadi strawberry supermoon bisa 30-50 persen lebih kuat daripada biasanya.
NOVITA ANDRIAN
Baca juga: Gerhana Bulan Total Akan Terjadi Selasa 8 November, BMKG: Waspada Air Laut Pasang