TEMPO.CO, Jakarta - Pengamatan gerhana bulan total di Taman Ismail Marzuki Jakarta pada 8 November 2022 didukung oleh para siswa berseragam sekolah yang menjaga berbagai teleskop di dalam kotak penyimpanan dan saat teleskop tersebut didirikan.
Para siswa tersebut turut membantu acara pengamatan. “Ada yang membantu dari HAAJ, FOSCA,” kata Verony Sembiring, Kepala Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta TIM di lokasi pengamatan.
Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) memang berada di bawah naungan Planetarium dan Observatorium Jakarta, sementara Forum of Scientist Teenagers (FOSCA) berada di bawah naungan HAAJ.
Salah satu pelajar yang menjaga teleskop nomor 4 adalah Muhammad Fikri, siswa kelas 12 SMA 94 Kalideres, Jakarta Barat. Dia merupakan salah satu anggota FOSCA. “Saya ditugasi dari ketua HAAJ untuk jadi panitia di gerhana bulan total ini,” jelas Fikri.
Meski kurang mahir melakukan pengaturan teleskop, namun Fikri mengaku pernah mempelajarinya karena di sekolahnya ada alat tersebut. Di acara itu, ia diminta mengarahkan warga agar rapi dalam mengantre. Dia juga diminta untuk melarang peserta menaruh smartphone di depan lensa.
Fikri merupakan salah satu dari 17 siswa anggota FOSCA dari berbagai kota di Jabodetabek, seperti Bekasi, Depok dan Bogor. “Saya senang bisa melayani warga. Ini pertama kali saya melayani warga,” jelas Fikri.
Peserta dari Pesantren
Di antara peserta pengamatan gerhana di TIM, terlihat rombongan santri dengan buku serta peralatan tulisnya. Rombongan 29 pelajar itu berasal dari Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum Lido kelas 3 Intensive B atau setara 1 SMA.
Siti Fadila, salah seorang dari 29 santri itu, mengatakan kedatangan mereka untuk mengamati dan mempelajari gerhana bulan. “Kami ingin mengamati gerhana bulan total, apa yang dimaksud dengan gerhana bulan total itu, bagaimana terjadinya gerhana bulan total itu," kata Siti menjelaskan tugasnya.
Siti menyatakan senang dengan astronomi dan mengikuti organisasi science study club. Di klub tersebut, ia bersama teman-temannya belajar sains dan astronomi. “Kebetulan sekarang terjadi gerhana bulan total, kami ingin mengamati,” jelasnya.
Cuaca malam yang tidak mendukung, alias hujan dan mendung, membuat Bulan hanya sebentar terlihat. “Sedih banget nggak kelihatan. Walaupun sempat terlihat sedikit, tapi kurang puas. Berharapnya jelas gitu,” katanya.
Fenomena alam gerhana bulan total 8 November bisa diamati di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jakarta. Planetarium dan Observatorium Jakarta membuka pengamatan gratis bagi warga pada pukul 18.00-21.00 WIB di Plaza Gedung Teater Jakarta, TIM, Jakarta Pusat.
Rangkaian acara dimulai dengan diskusi pada pukul 15.30-17.47 WIB di Lobby Teater Besar. Kuota peserta diskusi hanya 100 orang yang kemudian ditambah menjadi 200 orang.
Baca:
Hujan Sabotase Antusiasme Pengamatan Bareng Gerhana Bulan Total di Jakarta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.