TEMPO.CO, Jakarta - Twitter mengklaim pertumbuhan pengguna harian Twitter mencapai "tertinggi sepanjang masa" selama seminggu pertama kepemilikan Elon Musk atas platform media sosial tersebut. Disebutkan, sejak akuisisi oleh Elon Musk, pertumbuhan pengguna harian yang dapat dimonetisasi (mDAU) Twitter telah meningkat menjadi lebih dari 20 persen.
“Pasar terbesar Twitter, AS, bahkan tumbuh lebih cepat lagi," bunyi keterangan FAQ yang dibagikan Tim Penjualan Twitter pada Senin, 7 November 2022, lalu. Keterangan itu digunakan dalam percakapan dengan para pengiklan di platform.
Berdasarkan FAQ itu pula, diklaim kalau Twitter telah menambahkan lebih dari 15 juta mDAU sejak akhir kuartal kedua, ketika Twitter berhenti melaporkan keuangan sebagai perusahaan publik.
Baca juga:
Centang Biru Twitter Resmi Menyala, Elon Musk Batalkan lagi Soal Centang Abu-abu
Elon Musk mencuit pada sehari sebelumnya bahwa, sejak kesepakatannya untuk membeli Twitter diumumkan, "Jumlah pengguna telah meningkat secara signifikan di seluruh dunia." Twitter terakhir melaporkan 237,8 juta mDAU dan tingkat pertumbuhan tahunan 16,6 persen untuk kuartal kedua, April-Juni.
Meskipun pengguna mungkin tidak melarikan diri dari Twitter secara massal--berdasarkan FAQ itu, tapi pengiklan yang mungkin melakukannya. Dalam tweet pada Jumat pekan lalu, Musk mengatakan perusahaan telah melihat penurunan pendapatan yang signifikan karena kelompok aktivis menekan pengiklan.
Laporan tentang lonjakan tajam dalam tweet rasis dan kebencian setelah pengambilalihan awalnya menakuti pengiklan. Twitter kemudian menjawabnya bahwa lolosnya tweet rasis karena kampanye trolling yang terkoordinasi.
FAQ untuk pengiklan pada Senin mengatakan, “Tingkat ujaran kebencian tetap dalam norma historis, mewakili 0,25 hingga 0,45 persen di antara ratusan juta tweet per hari.”
Sementara itu, kepemimpinan Twitter oleh Elon Musk, ditambah dengan pengunduran diri eksekutif periklanan-nya, Sarah Personette, telah membuat pengiklan bertanya-tanya kepada siapa mereka harus menyampaikan keprihatinan mereka. FAQ itu sendiri dibagikan oleh Alex Josephson, Wakil Presiden Twitter Next.
Postingan Josephson kepada tim penjualan memberikan catatan bahwa PHK massal pada Jumat pekan lalu setara perubahan 25 persen organisasi. "Keputusan untuk mengurangi kehadiran kami di geografi tertentu juga berkontribusi signifikan terhadap pengurangan penjualan," bunyi catatan itu.
Kekhawatiran lain di antara pengiklan adalah tweet-tweet dari Elon Musk sendiri. Termasuk tweet-nya--yang sudah dihapus kembali--yang secara tak berdasar memperkuat teori konspirasi di balik kekerasan yang dialami Paul Pelosi. "Apakah aturan yang sama berlaku untuk Elon dan semua orang di Twitter?" kata satu bagian dari FAQ pengiklan Twitter. Pertanyaan itu dijawab, "Ya."
Itu juga menegaskan kembali klaim Elon Musk bahwa Twitter tidak akan mengubah kebijakan moderasi kontennya sampai membentuk dewan moderasi konten terdiri dari berbagai latar belakang. Tapi, masih tidak jelas apakah Elon Musk tahu bahwa Twitter sudah memiliki Dewan Kepercayaan dan Keamanan terdiri dari pakar di luar Twitter.
THE VERGE
Baca juga:
Dari Pandemi sampai TikTok, Ini 8 Alasan Meta Pecat 11 Ribu Karyawan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.